Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
KETUA Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur, Bambang Haryo Soekartono mendesak pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan nonsubsidi. Sebab harga minyak mentah dunia turun drastis.
"Seharusnya harga BBM disesuaikan (diturunkan) dengan harga minyak mentah dunia itu. Kalau minyak mentah turun, BBM di Indonesia harganya harus turun," terang Bambang Haryo Soekartono, Selasa (28/04.
Bambang yang juga mantan anggota Komisi VI DPR RI periode 2014-2019 ini menjelaskan, di sejumlah negara sudah menyesuaikan tarif dan harga BBM berdasarkan harga minyak mentah dunia itu. Di sejumlah negara kerap menyerahkan harga BBM sesuai mekanisme harga pasar dan bahkan negara penghasil minyak dunia dapat memberikan harga yang jauh lebih rendah dari harga pasar seperti Amerika Serikat, Arab Saudi dan Malaysia.
"Turunnya harga BBM ini sangat penting. Karena bisa membantu pengusaha industri manufaktur , sektor jasa transportasi, nelayan terutama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang saat ini memiliki peran terbesar terhadap perekonomian. Hal ini dikarenakan 60% PDB dan 95 % tenaga kerja Indonesia berasal dari UMKM. Turunnya harga BBM menjadi stimulus positif perekonomian makro Indonesia. Apalagi, saat kondisi ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. Harga energi yang murah dapat menjadi stimulus bagi sektor riil agar ekonomi tetap bergerak, harga pangan stabil serta daya beli masyarakat tetap terjaga, sehingga tentunya bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan oleh Negara," jelas Bambang.
Belum turunnya harga BBM itu, pria yang akrab dipanggil BHS ini, menduga adanya permainan kartel. Yakni dimainkan para mafia BBM. Karena itu, pihaknya mendesak Presiden RI Joko Widodo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Menko Perekonomian segera bertindak tegas.
"Karena mafia energi diduga masih leluasa bermain di tengah pandemi Covid-19, sehingga harga BBM lebih mahal dibandingkan harga semestinya," tegasnya.
Menurut dia,, seharusnya harga BBM di dalam negeri juga harus turun. Terutama solar subsidi maupun nonsubsidi yang digunakan industri manufaktur, transportasi logistik maupun publik dan nelayan serta dunia usaha lain terkait pariwisata. Maka harga solar harusnya bisa turun hingga separuh dari harga saat ini.
Bambang menduga, jika Presiden mengetahui kondisi harga minyak mentah dunia saat ini, pasti akan bertindak tegas terutama untuk menurunkan bahan bakar solar.
"Saya yakin baik Pak Presiden Jokowi maupun Menteri Keuangan Sri Mulyani bakal menentang keras permainan mafia minyak. Karena harga BBM sangat berpengaruh pada indikator ekonomi makro yang menjadi tanggungjawab Menkeu. Dan bila dengan turunnya solar subsidi dan nonsubsidi hingga 50% akan dapat memberikan stimulus terhadap dunia industri dan usaha yang berhubungan dengan perekonomian secara keseluruhan maupun pembangkit listrik (PLN) yang berdampak terhadap UMKM di seluruh Indonesia," ungkapnya.
Menurut Bambang, harga BBM di Indonesia tidak transparan dan lebih mahal dibandingkan negara lain karena permainan kartel itu. Bambang mencontohkan, di Malaysia harga bahan bakar RON 95 per 18 April seharga RM
1,25 atau Rp 4.395 per liter, RON 97 harganya RM1,55 atau Rp 5.450 per liter dan diesel RM 1,43 atau Rp 5.028 per liter.
"Sementara di Indonesia hingga kini harga BBM subsidi dan non subsisi jauh lebih mahal. Contohnya Premium (RON 88) yang dijual Rp 6.450 per liter padahal sudh disubsidi Rp. 1.600 per liter dan solar harga Rp. 5.150
dengan subsidi Rp. 1.000 per liter. Harga itu jauh lebih mahal dibandingkan dengan RON 95 di Malaysia yang merupakan sesama negara penghasil minyak dunia dan setara dengan Pertamax Plus. Seharusnya Menteri ESDM segera menginstruksikan Pertamina menyesuaikan harga BBM ini. Kalau harga BBM
murah, semua sektor usaha seperti industri di dalam negeri dan UMKM pasti terbantu dalam mempertahankan usaha dan mencegah PHK. Selain itu, kemerosotan perekonomian akibat dampak pandemi Covid-19 bisa dicegah," paparnya.
Apalagi, sekitar 80 persen biaya pembangkit listrik berasal dari energi seperti solar dan batu bara. Saat harga BBM turun, maka tarif listrik bisa turun sekitar 25 sampai 50 persen. "Harga batu bara saat ini sudah merosot lebih dari 50 persen. Karena tidak ada transparansi, maka tarif BBM dan listrik selama ini tetap mahal. Seharusnya, Pertamina tidak membebankan masalah internal dengan cara menjual BBM lebih mahal dari harga semestinya. Ketika membeli minyak di pasar dunia dengan harga sangat murah, tetapi menjualnya di dalam negeri
dengan harga tinggi. Dalam kondisi Covid-19 sekarang, Pertamina harusnya sensitif terhadap kesulitan masyarakat dan bangsa," jelasnya.
Sementara itu, Bambang Haryo juga mengingatkan pemerintah segera memberantas mafia pangan agar rakyat tidak semakin sengsara akibat dampak pandemi Covid-19. Menurutnya, ada 11 komoditas pangan masih dikendalikan mafia dan kartel. Akibatnya harganya selalu bergejolak dan cenderung langka. Dia mencontohkan harga gula yang mencapai Rp 17.000 sampai Rp18.000 per kilogram saat pandemi virus Corona. Sedangkan harga gula di Malaysia saat ini masih RM 2,95 atau setara dengan Rp. 10.531.
Hal ini diperparah dengan kondisi harga kebutuhan pokok lain seperti jagung yang termahal di dunia karena berkisar Rp. 8.000. Sedangkan untuk harga jagung dunia adalah Rp. 3.000-5.000 yang berakibat mahal nya harga telur dan daging ayam. (OL-13)
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok, Semestinya Harga BBM Diturunkan
Baca Juga: Anjloknya Harga Minyak Dunia Untungkan Pertamina
Pertamina juga menempatkan petugas di lapangan untuk memastikan distribusi BBM dan LPG berjalan lancar.
PT Pertamina kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi di seluruh Indonesia mulai hari ini, Sabtu, 31 Mei 2025
Trubus Rahadiansyah meminta Pelindo II untuk mempercepat pengerukan Pelabuhan Pulau Baai.
Pengamat energi sekaligus Founder Pri Agung Rakhmanto menyebut bisnis ritel tasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) masih prospektif di dalam negeri.
Untuk memastikan ketersediaan BBM, terutama jenis Pertamax, di Balikpapan, Pertamina Patra Niaga terus melakukan pemantauan.
Pengawas Lapangan SPBU Batakan Esra mengatakan ketersediaan BBM bergantung pada pasokan dari Pertamina. Ia menduga terjadi keterlambatan distribusi dari pusat.
MENJELANG perayaan Imlek 2025, Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mengambil langkah proaktif untuk memastikan ketersediaan bahan pokok.
Pemerintah melalui Bapanas membangun kios pangan di berbagai daerah sebagai bagian dari upaya sinergis dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan.
Harga pangan yang relatif stabil di level tinggi telah mengikis daya beli masyarakat. Kondisi itu akan semakin buruk jika ke depan ada kenaikan biaya lain.
Komoditas seperti jagung yang memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional.
Satgas Pangan Polri menyarankan agar pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tingkatkan pasar murah dalam menjaga stabilisasi harga jelang Idul Fitri.
WAKIL Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan siklus panen di sejumlah daerah penghasil beras memberi harapan untuk menstabilkan harga di pasaran yang saat ini fluktuatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved