Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

BKF: PSSB Berdampak pada Konsumsi Rumah Tangga

M. Ilham Ramadhan Avisena
20/4/2020 14:42
BKF: PSSB Berdampak pada Konsumsi Rumah Tangga
Atur keuangan rumah tangga di tengah pandemi covid-19(Ilustrasi)

PEMBATASAN Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran pandemi covid-19 dilihat berdampak pada konsumsi rumah tangga.

Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF), Febrio Nathan Kacaribu, bila konsumsi rumah tangga berkurang atau bahkan terhenti, maka akan berdampak pula ada industri penghasil barang dan jasa karena itu berpengaruh pada tingkat permintaannya.

"PSSB ini aktivitas masyarakat banyak berkurang, ini aktivitas belanja sangat terkoreksi. Yang paling berat itu adalah kelompok masyarakat paling bawah. Itu kenapa BLT dan sebagainya kita push segera. Supaya masyarakat tidak terlalu jauh terganggu perekonomiannya," kata Febrio Nathan Kacaribu, melalui video conference, Senin (20/4).

Dia menjelaskan, kalau kelas menengah, banyak yang bisa beralih langsung melalui e commerce, tapi menengah ke bawah, mereka tidak. Mereka butuh untuk survive dan kita sediakan dengan cepat dengan harapan dapat mengurangi kesusahan kelompok bawah.

Diketahui pemerintah telah menganggarkan Rp405,1 triliun untuk penangangan dan pencegahan dampak covid-19. Dari besaran anggaran itu, pemerintah menganggarkan Rp110 triliun untuk jaring pengaman sosial yang ditujukan pada masyarakat kelas bawah melalui ragam bantuan sosial.

Bantuan sosial tersebut meliputi Program Kartu Harapan, Kartu Sembako, Kartu Prakerja, Bantuan Langsung Tunai dan subsidi listrik untuk pengguna 900va dan penggratisan tarif selama 3 bulan untuk pengguna 450va.

Adapun karena pandemi covid-19 pemerintah juga mengoreksi penerimaan negara turun 10% dari asumsi makro APBN 2020. Dengan begitu penerimaan negara hanya akan mencapau 78,9% atau setara Rp1.760 triliun dari target awal yang dipatok dalam APBN sebesar Rp2.233,2 triliun.

Sedangkan belanja negara meningkat menjadi Rp2.613,8 dari sebelumnya sebesar Rp2.504,4 triliun. Naiknya anggaran belanja itu karena pemerintah tengah memfokuskan untuk penanganan covid-19.

Alhasil defisit APBN 2020 melebar menjadi Rp853 triliun atau 5,07% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Bengkaknya defisit tersebut merupakan dampak beruntun dari pandemi covid-19 di Indonesia. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya