Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
SEKRETARIS Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia, Redma Gita Wirawasta, mengungkapkan permintaan relaksasi dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT) kembali menemui jalan buntu.
Akibat pandemi covid-19, seluruh produsen TPT mengalami permasalahan cash flow. Sebab, pembayaran dari retail dan sektor hilir berhenti. Sektor TPT dikatakannya membutuhkan relaksasi kebijakan untuk tetap bertahan.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Industri Diminta Produksi APD
“Utilisasi industri TPT nasional saat ini berada di bawah 30%. Bulan depan diperkirakan turun Hingga 20%. Sebagian besar produsen telah menutup usahanya, sebagian kecil yang masih beroperasi hanya memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) dan bahan bakunya berupa kain atau benang,” papar Redma melalui keterangan resmi, Kamis (16/4).
Redma menekankan relaksasi tidak hanya dibutuhkan perusahaan yang masih berproduksi, namun juga perusahaan yang terpaksa tutup akibat pandemi. Relaksasi itu setidaknya dapat mendorong perusahaan untuk kembali beroperasi.
Beberapa relaksasi yang diminta, yaitu pembayaran rekening listrik, gas, moneter, BPJS Ketenagakerjaan dan perpajakan. Mengingat, perusahaan memiliki tanggung jawab untuk membayar upah karyawan dan tunjangan hari raya (THR).
Baca juga: Ada Anggaran Rp 113 Miliar Untuk Industri Terdampak Covid-19
“Karena kita harus prioritaskan pembayaran upah karyawan dan THR-nya. Kalau semua kewajiban biaya tetap dibebankan, sedangkan pemasukan tidak ada, kita bayar pakai apa? Nanti banyak perusahaan akan pailit,” pungkas Redma.
Menyoroti aspek moneter, Redma berpendapat meski ada arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada perbankan untuk memberikan relaksasi kepada dunia usaha, namun sampai saat ini minim tindak lanjut. “Pihak bank merespons seperti kondisi bisnis biasa. Padahal ini kan kondisi bencana luar biasa,” kata dia.
Pihaknya pun mendesak pemerintah segera turun tangan agar kebijakan relaksasi bagi sektor industri, khususnya TPT, dapat berjalan. “Jangan kasih relaksasi untuk impor, karena selama ini impor sudah sangat relaks. Kalau impor terus dikasih relaksasi, masyarakat mau dikasih kerja apa?” tandasnya.(OL-11)
ekonom menyebut gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia berpotensi semakin besar, terutama di industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki.
PRESIDEN Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengungkapkan bahwa dalam periode Agustus 2024 hingga Februari 2025 terjadi pengurangan tenaga kerja secara signifikan.
Pemerintah menyiapkan strategi baru untuk menghadapi tarif impor 19% yang dikenakan Amerika Serikat kepada Indonesia.
API memberikan apresiasi khusus kepada Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto atas upaya diplomatik yang berhasil membuka peluang ekspor lebih luas.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa menyambut positif penurunan tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS) dari 32% menjadi 19%.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Anne Patricia Sutanto menyambut positif tercapainya kesepakatan IEU CEPA.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
varian Covid-19 XFG atau stratus tampaknya tidak membuat orang parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang khas yakni suara serak atau parau.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved