Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
Sebagai layanan keuangan yang terbilang baru di Indonesia, industri pinjaman uang berbasis teknologi atau fintech lending tetap optimistis menghadapi situasi merebaknya pandemi virus korona (Covid-19).
Dengan kebijakan pemerintah agar masyarakat mengurangi interaksi secara sosial atau social distancing karena virus tersebut, fintech lending dapat menjadi solusi bagi mereka yang ingin mendapatkan akses pendanaan tanpa perlu bertatap muka, sehingga bisa membantu perputaran roda perekonomian Indonesia di tengah krisis.
Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan bahwa kondisi saat ini membuat masyarakat fokus ke beberapa sektor yang menopang antisipasi penyebaran virus korona saja, misalnya seperti industri makanan dan kesehatan. Namun bukan berarti sektor lain seperti fintech lending tidak dapat bertumbuh di situasi saat ini.
“Ada pilihan untuk fintech lending, namun perlu melihat situasi ketidakpastian seperti saat ini,” ungkap Tauhid dilansir dari keterangan resmi, Senin (23/3).
Lebih lanjut, dia menambahkan agar industri ini tetap melaju di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu, industri fintech lending perlu segera mengambil langkah-langkah strategis supaya masyarakat tetap mendapatkan akses pembiayaan secara online. Salah satu caranya ialah menurunkan suku bunga yang dianggap dapat menarik perhatian publik.
“Di berbagai negara, suku bunga pinjaman di tengah situasi virus ini menjadi rendah sekali, bahkan sampai 0%. Jika suku bunga tinggi, potensi NPL (non-performing loan) semakin meningkat. Ini bisa menjadi pukulan balik untuk industri fintech lending,” lanjutnya.
Menurut Tauhid, industri fintech lending dapat memanfaatkan situasi ini sebagai kesempatan yang baik untuk memperkenalkan lagi industri yang masih baru di Indonesia. Cara lainnya juga dapat dilakukan dengan membuat fasilitas tambahan seperti mengadakan program diskon atau hal menarik lainnya.
Tetap Optimistis
Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah menjelaskan industri harus tetap optimistis di tengah kondisi pembatasan sosial karena isu virus korona saat ini. Dia yakin fintech lending memiliki sistem yang dibutuhkan masyarakat saat ini yakni proses yang seluruhnya secara digital, dapat memproses pinjaman dengan cepat tanpa bertele-tele, dan yang terpenting yakni transparansi.
“Situasi saat ini memang menjadi tantangan tersendiri bagi para penyelenggara fintech lending. Untuk itu diperlukan inovasi produk serta layanan yang dapat mencakup kebutuhan masyarakat saat ini. Ini bukan cara yang mudah tapi perlu dilakukan agar industri terus berkembang di tengah situasi yang tidak menentu,” tambah Kuseryansyah.
Salah satu fintech lending yang terus berkomitmen untuk terus optimis di tengah kondisi ini ialah UangTeman.
Mereka tetap berkomitmen untuk terus memberikan akses pembiayaan kepada masyarakat agar tetap bisa memanfaatkan layanan pinjaman melalui online secara optimal. Dengan imbauan social distancing, layanan fintech lending bisa menjadi alternatif karena seluruh proses pengajuan pinjaman bisa dilakukan tanpa bertemu secara langsung.
“Dengan kemajuan teknologi Electronic Know Your Customer (E-KYC) dan digitalisasi yang sudah diterapkan oleh UangTeman saat ini, semua proses mulai dari download aplikasi, pengajuan pinjaman, verifikasi data, perjanjian digital, pencairan, sampai dengan penagihan dapat dilakukan melalui teknologi finansial. Dengan itu, kebutuhan keuangan masyarakat yang mungkin muncul dalam kondisi saat ini bisa tetap terpenuhi dengan baik, bahkan kami mencatat ada pertumbuhan mencapai 20% untuk pengajuan di aplikasi UangTeman dalam beberapa hari ini” pungkas Head of Corporate Affairs UangTeman Roberto Sumabrata.
Roberto juga mengatakan bahwa UangTeman sedang menyiapkan layanan tambahan yang bertujuan untuk membantu dan memudahkan masyarakat melalui teknologi finansial. Apalagi, perkembangan terkait isu virus korona (Covid-19) ini berdampak pada perekonomian masyarakat.
“Kami sangat prihatin dan memahami kondisi yang terjadi, karena itu kami sedang menyiapkan layanan tambahan untuk membantu memberikan kemudahan akses layanan keuangan kepada masyarakat sebagai komitmen kami dalam mendukung perekonomian Indonesia,” tutupnya. (E-1)
Xapiens berkomitmen menghadirkan solusi dan peluang kolaborasi di indutri teknologi.
Tiga entitas besar di bidang pengembangan talenta, teknologi, dan transformasi organisasi kini resmi melebur dalam satu identitas baru bernama KTM Solutions.
Australia dan Indonesia bekerja sama erat di bidang siber untuk membangun ketahanan siber dan melindungi dari kerentanan yang berdampak pada keamanan nasional.
Transformasi digital memberikan alat untuk bekerja lebih efisien, merespons kebutuhan pelanggan, dan selaras dengan praktik terbaik global.
Pameran Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia 2025 kembali digelar di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran.
Penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini tidak hanya soal kecepatan dan efisiensi, tetapi juga bagaimana teknologi ini mampu memahami manusia.
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved