Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Perbaikan Defisit secara Komprehensif

Nur Aivanni
28/8/2019 05:40
Perbaikan Defisit secara Komprehensif
Menteri Keuangan Sri Mulyani( MI/Susanto)

Pemerintah akan melakukan upaya komprehensif guna menekan defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan.

Menteri Keuangan Sri Mul-yani menyampaikan bahwa pemerintah akan mendo-rong kinerja ekspor dan impor

"Untuk mendukung pertumbuhan ekspor, pemerintah akan terus meningkatkan pangsa pasar melalui kerja sama perdagangan bilateral untuk memperluas negara tujuan ekspor yang memiliki pasar potensial," terang Sri Mulyani saat menyampaikan tanggapan pemerintah atas pandangan DPR mengenai RAPBN 2020 di Gedung DPR RI, Jakarta,kemarin.

Selain itu, kata dia, kebijakan perdagangan juga akan difokuskan pada penyempurnaan fasilitas di kawasan-kawasan khusus dan penurunan biaya produksi melalui perbaikan sistem logistik. Pemerintah, tambahnya, juga akan tetap memberikan insentif untuk fasilitasi perdagangan yang efektif dan terarah.

Tak hanya itu, lanjut dia, pendampingan kepada pelaku ekspor juga akan diberikan untuk meningkatkan daya saing dan menghilang-kan kendala dalam ekspor, termasuk melalui promosi dan proses negosiasi.

"Pemerintah juga terus mendorong proses hilirisasi serta terbangunnya rantai industri hulu dan hilir dalam rangka menjaga pasokan bahan baku dan mengurangi impor," ujarnya.

Terkait kebijakan impor, sambung Sri Mulyani, itu akan diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan domestik sesuai dengan prioritas nasional terutama bahan baku dan barang modal untuk ekspor.

Kebijakan tersebut juga akan disertai dengan penyederhanaan penerbitan perizinan perdagangan dan peningkatan output produksi serta kelancaran distribusi barang-barang domestik.

"Untuk mengurangi impor migas, pemerintah akan terus mengembangkan energi baru dan terbarukan serta mempercepat pemberlakuan program B30," imbuhnya.

Neraca jasa

Untuk penguatan neraca transaksi berjalan, Sri Mulyani mengatakan bahwa hal itu tidak hanya ditempuh melalui perbaikan neraca perdagangan barang, tetapi juga melalui penguatan neraca perdagangan jasa.

Untuk peningkatan ekspor jasa nasional, ucapnya, pemerintah akan mempercepat pengembangan empat destinasi pariwisata superprioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika.

Sebelumnya Kementerian Perdagangan menargetkan perdagangan bilateral antara Indonesia dan beberapa negara ditingkatkan secara besar-besaran.

Perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat (AS) ditargetkan mencapai US$50 miliar dalam beberapa tahun ke depan. Perdagangan bilateral dengan India diprediksi mencapai US$50 miliar pada 2025 dan dengan Korea Selatan sebesar US$30 miliar pada 2022.

Di sisi lain, pemerintah menargetkan hingga akhir 2019 akan ada 10 perjanjian perdagangan yang diselesaikan.

Selama 2015 hingga semester I 2019, pemerintah telah menyelesaikan tujuh kesepakatan dagang, antara lain dengan Cile, Palestina, Pakistan, Australia, dan EFTA. Dengan demikian, dalam lima tahun terakhir, akan ada 17 perjanjian dagang yang akan dirampungkan.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meng-ungkapkan, tantangan yang harus dihadapi ke depan ialah bagaimana mengimplementasikan kesuksesan kerja sama perdagangan yang telah terjalin sehingga memberikan manfaat optimal bagi perekonomian negara. (Pra/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik