Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Postur APBN 2020 Dinilai Belum Optimal Ciptakan Pertumbuhan

Ihfa Firdausya
06/9/2019 22:38
Postur APBN 2020 Dinilai Belum Optimal Ciptakan Pertumbuhan
Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah(Medcom.id/Desi A)

POSTUR Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 dinilai terlalu konservatif karena menekan defisit anggaran terlalu kecil hingga dibawah 3% produk domestik bruto (PDB).

Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah mengatakan, dengan defisit yang rendah maka belanja menjadi terbatas dan pemerintah berupaya menggenjot pajak.

"Dampaknya tidak positif untuk pertumbuhan ekonomi. Di sisi belanja bahkan pemerintah merencanakan mengurangi subsidi yang artinya akan ada kenaikan harga barang bersubsidi seperti bahan bakar minyak dan tarif listrik," kata Piter dalam pesan singkatnya.

Baca juga : Defisit Anggaran di APBN 2020 Diturunkan Lagi Jadi 1,76%

Piter menyebut menaikkan harga barang susbsidi akan berpotensi memicu inflasi dan mengurangi daya beli masyarakat.

"Upaya menggenjot penerimaan pajak diiringi dengan inflasi karena administered price keduanya akan menahan konsumsi dan juga investasi. Artinya menahan laju pertumbuhan ekonomi. Hal ini sangat tidak sesuai semangat yang diusung oleh Presiden Joko Widodo," katanya.

"Di tengah perlambatan ekonomi global, APBN harusnya difungsikan secara maksimal untuk menstimulus permintaan domestik agar kita tetap bisa memacu pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik