Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
RESPONSABILITY Investments AG, perusahaan pengelola aset berskala internasional, telah menyalurkan dana sebesar US$175 juta kepada lembaga keuangan mikro dan usaha kecil menengah (UKM) di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Hasilnya akan digunakan untuk mendanai lembaga keuangan yang menyediakan modal bagi 30 ribu usaha kecil dan 5,6 juta pelaku UKM. Yang menarik, sebanyak 81% peminjam ialah perempuan.
Transaksi itu mengumpulkan kebutuhan pinjaman dari 26 organisasi keuangan mikro dan UKM sehingga memungkinkan mereka mencapai skala yang diperlukan untuk mengakses pasar modal global. Pada saat sama, transaksi itu memungkinkan investor berkontribusi pada inklusi keuangan di negara-negara berkembang, mendapatkan hasil komersial, dan diversifikasi eksposur di beberapa peminjam dan berbagai wilayah.
Sekuritisasi dalam mata uang dolar itu berjangka waktu (tenor) tiga tahun. Para investor diberi tiga pilihan profil pengembalian risiko yang berbeda (senior, mezanin, dan junior) dalam format obligasi yang terdaftar dan dapat dialihkan.
"Sekuritisasi ini menunjukkan keuangan mikro dan ruang keuangan UKM yang tumbuh cepat di pasar negara berkembang telah mencapai tingkat kematangan yang memungkinkan mengakses pembiayaan dari pasar modal utama," kata Co-Head Financial Institutions Debt ResponsAbility, Thomas Muller, dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (13/8).
Investor utama transaksi tersebut ialah Overseas Private Investment Corporation (OPIC), Alecta, dan Calvert Impact Capital.
Managing Director, Securitized Products Group JP Morgan, Eric Wragge, menyebut penyaluran dana tersebut merupakan area untuk meningkatkan fokus bagi para manajer investasi global dan menerapkan teknologi pasar modal untuk investasi tradisional agar menciptakan potensi untuk membuka sektor ini ke beragam investor.
"Kami sangat senang untuk membantu memfasilitasi aliran investasi ini ke negara-negara berkembang. Inklusi keuangan dapat membuat perbedaan dalam kehidupan pengusaha kecil dan komunitas mereka," kata Eric.
Sementara itu dari dalam negeri, Indosurya Finance menjadi bagian dari rencana strategis itu yang akan dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan dalam mendukung perkembangan UKM di Indonesia. CEO Indosurya Finance, Henry Surya, meyakini kerja sama tersebut akan efektif mendukung perkembangan para pelaku UKM di Indonesia.
"Kita percaya karena ResponsAbility merupakan salah satu dari institusi keuangan dunia yang tergabung dalam misi besar International Finance Corporation (IFC), anak organisasi dari Bank Dunia (World Bank)," terang Henry.
Sebagai informasi, ResponsAbility Investments AG ialah pencetus dan pemberi pinjaman dari portfolio tersebut. Adapun JP Morgan bertindak sebagai pelaksana dan agen penempatan. (RO/X-12)
Langkah ini tidak hanya mendekatkan pengolahan sampah ke sumbernya, namun juga berkontribusi dalam mengurangi beban TPA dan mendukung ekonomi sirkular.
Pemerintah memastikan tidak akan mengadopsi data kemiskinan yang dirilis Bank Dunia.
AWAL April 2025, Bank Dunia melalui Macro Poverty Outlook menyebutkan pada tahun 2024 lebih dari 60,3% penduduk Indonesia atau setara dengan 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.
Di balik status Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah ke atas, Bank Dunia mengungkapkan fakta mencengangkan: 60,3% dari total populasi Indonesia hidup dalam garis kemiskinan
Indonesia diproyeksikan hanya memiliki pertumbuan ekonomi rata-rata 4,8% hingga 2027. Adapun, rinciannya adalah 4,7% pada 2025, 4,8% pada 2026, dan 5% pada 2027.
Reformasi struktural untuk mempercepat pertumbuhan produktivitas, di samping kehati-hatian fiskal dan moneter, merupakan kunci untuk memajukan agenda pertumbuhan pemerintah.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2025. Penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,97% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.416,62 triliun.
PT Bank Danamon Indonesia membukukan total kredit dan trade finance konsolidasi sebesar Rp195,7 triliun di sepanjang semeseter pertama 2025.
Di tengah peningkatan penyaluran kredit, kualitas kredit tetap terjaga, tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) gross sebesar 2,22% dan NPL net sebesar 0,84%.
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Persetujuan telah diberikan untuk penerbitan kredit plastik untuk Inoctcle berdasarkan verifikasi daur ulang 84.000 metrik ton limbah plastik
Kejagung juga akan menelusuri aliran dana yang diajukan sebagai modal kerja, namun, diselewengkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved