Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

JK Ingatkan Konflik AS-Iran Bisa Pengaruhi Ekonomi Indonesia

Dero Iqbal Mahendra
02/7/2019 21:50
JK Ingatkan Konflik AS-Iran Bisa Pengaruhi Ekonomi Indonesia
Grafik Ketegasangan AS-Iran, terutama di Selat Hormuz(AFP)

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku memperhatikan situasi politik internasional dalam beberapa waktu terakhir.

Meski ada suatu kelegaan dari perkembangan positif terkait perang dagang antara Amerika dan Tiongkok, namun perkembangan situasi Amerika-Iran juga perlu menjadi perhatian.

“Banyak (faktor yang akan mempengaruhi ekonomi dunia), bukan hanya perang dagang Amerika-Tiongkok maupun situasi Iran, tetapi juga Brexit dengan Eropa itu semua masalah masalah yang akan mempengaruhi ekonomi dunia,” tutur Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden di Jakarta, Selasa (2/7).

Namun Jusuf Kalla melihat sudah ada titik terang dengan perkembangan situasi antara Amerika dan Tiongkok. Menurutnya ekonomi global mendapatkan pengaruh yang cukup besar dengan konflik perdagangan antara dua raksasa ekonomi dunia itu.

Jusuf Kalla beranggapan meski negara lain berkonflik tidak akan begitu berpengaruh kepada ekonomi dunia, namun akan berbeda ketika yang berkonflik negara ekonomi pertama dan kedua akan menimbulkan konflik yang besar.

Baca juga : AS Batal Serang Balik Iran

Di sisi lain perkembangan situasi konflik antara AS dan Iran dipandang dapat berpengaruh ke Indonesia, khususnya terkait harga minyak dunia. Sebagaimana diketahui Indonesia sendiri saat ini sudah menjadi negara net importir untuk kebutuhan minyak mentah.

“Harga minyak itu memang akan berdampak (ke Indonesia), apabila Iran di blokade sehingga tidak dapat mengekspor minyaknya,” terang Jusuf Kalla.

Degan berkurangnya pemasok minyak dunia, Jusuf Kalla melihat hal tersebut pasti akan berpengaruh kepada harga minyak dunia. Harga minyak dunia menurutnya akan mengalami kenaikan yang perlu menjadi perhatian. Saat ini harga minyak sudah mencapai 66 dolar As per barel.

Lebih lanjut Jusuf Kalla mengungkapkan, pada sisa masa kerjanya yang akan selesai pada tiga setengah bulan ke depan, pemerintah masih tetap fokus untuk menyelesaikan persoalan ekonomi Indonesia.

“Pertama-tama ya menyelesaikan bersama-sama masalah-masalah ekonomi, banyak hal yng harus diselesaikan baik sekarang maupun yang akan datang,” tutur Jusuf Kalla.

Baca juga : Iran Ancam kembali Kembangkan Uranium

Jusuf Kalla mencontohkan persoalan yang perlu diselesaikan Indonesia seperti defisit neraca perdagangan yang memang saat ini masih sangat besar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik defisit neraca perdagangan per April 2019 mencapai 2,5 miliar dolar AS dengan laju ekspor Indonesia mencapai 12,60 miliar dolar AS atau turun 10,8% dibandingkan Maret 2019. Sedangkan impor sebesar 15,10 miliar dolar AS atau naik 12,25% dibanding Maret 2019.

Untuk itu Jusuf Kalla menilai perlu ada upaya untuk meningkatkan investasi dan juga ekspor, meski di tengah situasi sulit perekonomian global saat ini.

“Semua itu pekerjaan yang tidak mudah dikondisi ekonomi dunia seperti saat ini,” pungkas Jusuf Kalla. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya