Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku memperhatikan situasi politik internasional dalam beberapa waktu terakhir.
Meski ada suatu kelegaan dari perkembangan positif terkait perang dagang antara Amerika dan Tiongkok, namun perkembangan situasi Amerika-Iran juga perlu menjadi perhatian.
“Banyak (faktor yang akan mempengaruhi ekonomi dunia), bukan hanya perang dagang Amerika-Tiongkok maupun situasi Iran, tetapi juga Brexit dengan Eropa itu semua masalah masalah yang akan mempengaruhi ekonomi dunia,” tutur Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden di Jakarta, Selasa (2/7).
Namun Jusuf Kalla melihat sudah ada titik terang dengan perkembangan situasi antara Amerika dan Tiongkok. Menurutnya ekonomi global mendapatkan pengaruh yang cukup besar dengan konflik perdagangan antara dua raksasa ekonomi dunia itu.
Jusuf Kalla beranggapan meski negara lain berkonflik tidak akan begitu berpengaruh kepada ekonomi dunia, namun akan berbeda ketika yang berkonflik negara ekonomi pertama dan kedua akan menimbulkan konflik yang besar.
Baca juga : AS Batal Serang Balik Iran
Di sisi lain perkembangan situasi konflik antara AS dan Iran dipandang dapat berpengaruh ke Indonesia, khususnya terkait harga minyak dunia. Sebagaimana diketahui Indonesia sendiri saat ini sudah menjadi negara net importir untuk kebutuhan minyak mentah.
“Harga minyak itu memang akan berdampak (ke Indonesia), apabila Iran di blokade sehingga tidak dapat mengekspor minyaknya,” terang Jusuf Kalla.
Degan berkurangnya pemasok minyak dunia, Jusuf Kalla melihat hal tersebut pasti akan berpengaruh kepada harga minyak dunia. Harga minyak dunia menurutnya akan mengalami kenaikan yang perlu menjadi perhatian. Saat ini harga minyak sudah mencapai 66 dolar As per barel.
Lebih lanjut Jusuf Kalla mengungkapkan, pada sisa masa kerjanya yang akan selesai pada tiga setengah bulan ke depan, pemerintah masih tetap fokus untuk menyelesaikan persoalan ekonomi Indonesia.
“Pertama-tama ya menyelesaikan bersama-sama masalah-masalah ekonomi, banyak hal yng harus diselesaikan baik sekarang maupun yang akan datang,” tutur Jusuf Kalla.
Baca juga : Iran Ancam kembali Kembangkan Uranium
Jusuf Kalla mencontohkan persoalan yang perlu diselesaikan Indonesia seperti defisit neraca perdagangan yang memang saat ini masih sangat besar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik defisit neraca perdagangan per April 2019 mencapai 2,5 miliar dolar AS dengan laju ekspor Indonesia mencapai 12,60 miliar dolar AS atau turun 10,8% dibandingkan Maret 2019. Sedangkan impor sebesar 15,10 miliar dolar AS atau naik 12,25% dibanding Maret 2019.
Untuk itu Jusuf Kalla menilai perlu ada upaya untuk meningkatkan investasi dan juga ekspor, meski di tengah situasi sulit perekonomian global saat ini.
“Semua itu pekerjaan yang tidak mudah dikondisi ekonomi dunia seperti saat ini,” pungkas Jusuf Kalla. (OL-7)
SERANGAN mendadak Israel terhadap Iran selama 12 hari pada Juni lalu tak hanya mengejutkan dunia internasional tetapi juga membuka tabir kerentanan serius dalam sistem keamanan.
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan saat serangan udara Israel, 16 Juni lalu.
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu.
DATA Badan Pusat Statistik (BPS) belakangan ini dikritik dan menjadi diskursus di ruang publik. Itu karena angka-angka yang dirilis dianggap tidak mencerminkan realitas yang ada. Angka
Presiden rabowo Subianto menyoroti capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,12% sebagai salah satu yang tertinggi di kawasan G20 maupun ASEAN.
Pemerintah provinsi sangat aktif dan peduli terhadap dunia usaha, bahkan turun langsung ke lapangan untuk memastikan sinergi berjalan.
Menteri Pariwisata menjelaskan perjalanan wisatawan nusantara pada kuartal kedua 2025 mencapai 331,37 juta perjalanan atau meningkat 22,32% dibandingkan kuartal kedua 2024.
Gaikindo menyatakan daya beli masyarakat saat ini masih lesu, tercermin dari tren penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Core menilai ada kejanggalan beberapa komponen pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved