Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Rumah Pangan Lestari Harus Berkelanjutan

Mediaindonesia.com
23/6/2019 12:26
Rumah Pangan Lestari Harus Berkelanjutan
Salah satu produk pangan dari Rumah Pangan Lestari Kementan(Istimewa )

UNTUK mencukupi kebutuhan pangan keluarga, sejak 2015 Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di seluruh Indonesia.

"KRPL ini sangat strategis. Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, tetapi juga bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga," ujar Kepala BKP Agung Hendriadi, saat mengunjungi KRPL di Taro kecamatan Tegallalang, Gianyar Bali, Sabtu (22/6).  

Lebih lanjut Agung mengatakan bahwa keberlanjutan KRPL sangat penting. Oleh karena itu Kebun Bibit Desa (KBD) harus terus dikembangkan dengan aneka tanaman.

"Salah satu kunci agar KRPL bisa berkelanjutan adalah kebun bibit harus banyak tanamannya, sehingga tanaman anggota juga semakin banyak," ujar Agung.

"Selain itu harus ada motor penggeraknya, yang bisa memotivasi dan memberi semangat. Ini penting. Jangan berhenti menanam," sambungnya. .

KRPL di provinsi Bali pada 2019 berjumlah 70 kelompok. Masing-masing anggota sekitar 30 orang, sedangkan di Gianyar ada 12 KRPL.

"Kami akan kembangkan terus KRPL ini, karena program ini sangat bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Wayan Jarta.

Untuk KBD KRPL Dwi Tunggal Putra mengembangkan pembibitan cabai, tomat, terong, seledri, okra, dan rosela. Sedangkan untuk  pertanaman baru dikembangkan tanaman cabai, terong dan tomat. KRPL ini juga mengembangkan kangkung dengan sistem hidroponik dipadu dengan ikan lele di media ember bekas.

"Ikan lele yang kami pelihara dipadukan dengan tanaman kangkung hidroponik. Dari 30 anggota masing-masing memelihara 50 ekor lele per ember. Hasilnya untuk dikonsumsi dan sebagian sisanya dijual," ujar Ni Wayan Wiranti yang menjadi Ketua Kelompok Wanita Tani.

baca juga: Kementan Tetap Fokus Swasembada Bawang Putih

Menurut Wiranti, dari budidaya tanaman yang dilakukan anggota KWT, masing-masing keluarga bisa menghemat pengeluaran antara Rp750 ribu sampai Rp1 juta. Bahkan tidak sedikit yang meningkat kesejahteraannya dengan menjual produk yag dihasilkan. Mereka juga beternak ayam sebanyak 240 ekor. Masing anggota memelihara 8 ekor.

"Ternak ayam ini juga lumayan hasilnya. Saat ini sudah berkembang menjadi 350 ekor. Sudah tidak terhitung jumlah yang dikonsumsi dan untuk keperluan upacara-upacara adat," ujar Wiranti. (RO/OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya