Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
TEKNOLOGI informasi (TI) menjadi salah satu segmen bisnis yang terus berkembang pesat di Indonesia saat ini. Hal itu bisa terlihat dari penetrasi internet di Indonesia dan pengguna mobile internet yang terus berkembang di tanah air.
Memanfaatkan peluang tersebut, perusahaan TI, PT. Envy Technologies Indonesia pun siap mengembangkan pasar TI di Indonesia dengan melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Utama Envy Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi mengatakan, pihaknya sebelumnya telah melakukan mini expose di BEI dan perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 27 Juni nanti, sehingga listiting atau pencatatan perdana di BEI akan dilakukan pada 8 Juli mendatang.
Envy nantinya akan melepas sebanyak-banyaknya 600 juta lembar saham ke publik lewat IPO tersebut. Diperkirakan, dana segar yang didapat dari IPO akan mencapai Rp240 Miliar-Rp360 Miliar.
“Strategi di tahun ini, Perseroan membidik penguatan posisi sebagai penyelenggara layanan jasa keamanan informasi digital, pengembangan eksponensial layanan big data, dan layanan digital sektor keuangan, serta penguatan posisi sebagai mitra para perusahaan," kata Sopiyan di Jakarta, Selasa (18/6).
Baca juga : Diburu Investor, Saham BOLA Melesat hingga 69,14%
Envy kini memiliki layanan bisnis dan kegiatan di bidang Keamanan Informasi Digital, Sistem Integrasi Informatika, Sistem Integrasi Telekomunikasi.
Di Sistem Integrasi Informatika, Envy memberikan layanan proses pembuatan sistem informasi digital yang kompleks, termasuk merancang atau membangun aplikasi yang disesuaikan, mengintegrasikannya dengan perangkat keras perangkat lunak, dan sistem komunikasi.
Di Sistem Integrasi Telekomunikasi, Envy melayani instalasi piranti keras jaringan inti, sistem komunikasi data, dan sistem transmisi digital. Sementara, di lini bisnis Keamanan Informasi Digital, Envy memberikan layanan perlindungan sistem klien dengan solusi keamanan siber dan pemantauan sistem klien.
Envy Technologies telah menunjuk PT Erdikha Elite Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter). Senior Vice President PT Erdikha Elit Sekuritas Toto Sosiawanto mengatakan, dari penilaiannya, saham Eny nantinya akan dilepas dengan kisaran harga Rp35--Rp475 per lembar saham.
Nantinya, hasil penjualan saham Envy akan digunakan untuk kegiatan usaha di sejumlah lini dan pengembangan produk di masa depan.
Baru-baru ini Envy menyuntikan dananya dengan berinvestasi pada aplikasi mobile Toko Indonesia (KO-IN) yang dikembangkan oleh PT Ritel Global Solusi. Sebuah aplikasi yang memberikan ruang bagi toko ritel tradisional dan produk-produk UMKM di Indonesia.
Envy mendukung KO-IN karena tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan toko tradisional melalui aplikasi mobile dengan membangun jaringan pemasaran melalui kegiatan digitalisasi para pelaku UMKM sehingga mendorong penguatan Ekonomi Mikro Indonesia.
Envy juga sedang merencanakan satu flagship sistem platform pembayaran global berbasis syariah dan konvensional yang dinamakan UNITY dan akan menjadi eco-sistem Fintech yang baru. (RO/OL-7)
Jumlah pengguna e-commerce di Indonesia diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan, dengan peningkatan 11,2% secara tahunan.
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai Rp1.860 triliun pada 2024, yang setara dengan 8,4 persen dari PDB nasional. Sektor ini diproyeksikan tumbuh dengan angka 5%-6% per tahun.
Plt. Direktur Pengembangan Ekosistem Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital, Sonny Sudaryanah, membuka seminar dengan keynote remarks.
Kekuatan bisnis yang telah terbentuk selama bertahun-tahun perlu dioptimalkan melalui inovasi dan digitalisasi agar tetap relevan, berdaya saing, dan siap bersaing di pasar global.
Kedaulatan ekonomi digital Indonesia semakin penting di tengah laju digitalisasi dan ketidakpastian global.
Kreator digital di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya online dan menggerakkan ekonomi kreatif.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis, 28 Agustus 2025, dibuka menguat 16,61 poin atau 0,21% ke posisi 7.952,79.
Selama 11 tahun menekuni pasar modal, prinsip tersebut menjadi fondasi strateginya: memilih perusahaan dengan fundamental kuat, kemudian berinvestasi dalam jangka panjang.
Meski indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi, aliran modal asing justru cukup besar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 26 Agustus 2925, dibuka menguat 14,01 poin atau 0,18% ke posisi 7.940,92.
PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi menguat ke level 8.000 dalam sepekan mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, dibuka menguat 73,72 poin atau 0,94% ke posisi 7.932,57.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved