Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

BPK Didesak Audit Stok Beras Bulog agar tak Rugi

Andhika Prasetyo
11/5/2019 13:15
BPK Didesak Audit Stok Beras Bulog agar tak Rugi
Stok Beras Bulog(ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

DIREKTUR Advokasi Pusat Kajian Anti Korupsi UGM Oce Madril mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melakukan audit terhadap penumpukan beras jutaan ton di gudang Perum Bulog.

Penumpukan yang terlalu besar membuat beras-beras di beberapa wilayah menjadi busuk dan menimbulkan kerugian bagi negara.

"Serapan beras itu kan sebagian dibayar melalui APBN. Kalau sampai tidak terpakai dan busuk, itu kan kerugian," ujar Oce melalui keterangan resmi, Sabtu (11/5).

Menurut Oce, adanya penumpukan beras menunjukkan perseroan tidak memiliki perencanaan matang sehingga realisasi tidak berjalan dengan baik.

Dalam kesempatan terpisah, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Firdaus Ilyas menilai terdapat pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Bulog terkait tata kelola komoditas beras.

Baca juga: Beras Bulog bakal Jadi Raskin Lagi

Salah satu tugas yang belum usai yakni belum adanya data yang sinkron terkait produksi, kebutuhan dan ketersediaan pasokan di gudang.

"Kita banyak menemukan ketidaksinkronan data, baik data produksi, kebutuhan dan barang yang ada di Bulog," ucap Firdaus.

Menanggapi hal itu, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengakui penyaluran beras perseroan memang tersendat. Pasalnya, kini, sumber penyaluran terbesar bagi Bulog, yakni bantuan sosial beras sejahtera (rastra) semakin ditutup rapat-rapat.

Berdasarkan data perseroan, penyaluran rastra terus mengalami tren penurunan dari tahun ke tahun. Pada 2015, jumlah rastra yang tersalur mencapai 3,26 juta ton. Turun menjadi 2,79 juta ton pada 2016 dan kembali merosot tipis ke 2,55 juta ton pada 2017.

Penurunan signifikan terjadi pada 2018 ketika penyaluran hanya 1,21 juta ton dan untuk tahun ini, periode Januari-April ditetapkan sangat kecil, hanya 213 ribu ton.

Menipisnya penyaluran rastra tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang mengalihkan program bantuan dari rastra ke pangan nontunai. Itu membuat pasar untuk stok beras bulog tertutup.

Sementara, perseroan harus mengeluarkan pasokan yang ada. Jika tidak, beras-beras yang telah disimpan dalam waktu lama akan rusak dan tidak bisa dimanfaatkan.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya