Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Neraca Dagang Defisit Karena Faktor Eksternal

Andhika Prasetyo
15/2/2019 11:44
Neraca Dagang Defisit Karena Faktor Eksternal
(ANTARA/SIGID KURNIAWAN)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan sebesar US$1,159 miliar pada Januari 2019.

Kepala BPS Suhariyanto melihat hal itu terjadi karena masih tidak menentunya kondisi perekonomian di tingkat global. Perang dagang antar negara terutama Amerika Serikat dan Tiongkok juga memicu perlambatan ekspor barang-barang dari Tanah Air.

Sebagaimana diketahui, Tiongkok masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia. Pada Januari, ekspor ke Negeri Tirai Bambu itu tercatat sebesar US$1,71 miliar atau berkontribusi 13% dari total keseluruhan.

Maka dari itu, jika terjadi sedikit pergolakan ekonomi saja di negara tersebut pasti akan menimbulkan dampak cukup signifikan bagi Indonesia.

"Apa lagi Tiongkok diprediksi mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Itu akan memengaruhi pola belanja mereka. Mereka akan mengerem impor bahan akan berdampak pada indonesia," ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Jumat (15/2).

 

Baca juga: Neraca Perdagangan Defisit, IHSG Memerah

 

Selain faktor negara lain, harga komoditas yang masih berfluktuasi juga menjadi persoalan lainnya.

Dalam beberapa waktu terakhir, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan karet mengalami penurunan cukup signifikan.

Pria yang akrab disapa Ketjuk itu mengingatkan agar pemerintah segera meningkatkan kinerja industri manufaktur. Tujuannya ialah agar Indonesia tidak hanya bersandar pada ekspor berbasis komoditas.

Bahan mentah yang ada, lanjutnya, sudah semestinya masuk ke industri pengolahan terlebih dulu. Selain bisa menciptakan nilai tambah, produk-produk olahan juga memiliki harga yang jauh lebih stabil.

"Intinya harus ada diversifikasi produk. Ada banyak hal yang bisa kita andalkan terutama sektor makaman dan mimuman. Itu potensinya luar biasa. Kalau sawit juga kita harus olah menjadi turunan-turunan yang lebih banyak lagi. Sebetulnya kita semua sudah sangat sadar akan hal ini. Pemerintah juga sudah membuat peta jalan tapi ini harus segera diterapkan," tuturnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya