Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Impor Mereda di Awal Tahun

Andhika Prasetyo
15/2/2019 11:05
Impor Mereda di Awal Tahun
(Kepala BPS Suhariyanto -- MI/Adam Dwi)

INDONESIA mengawali tahun dengan penurunan impor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pada Januari 2019 sebesar US$15,03 miliar, turun 2,19% dari Desember 2018 yang kala itu mencapai US$15,31 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan angka impor melandai karena adanya penurunan impor minyak dan gas (migas) dari US$2,02 miliar pada Desember 2018 menjadi US$1,69 miliar di Januari 2019.

"Kami belum tahu apakah penurunan ini karena kebijakan B20 karena BPS tidak mengkaji sampai sana. Yang kami tahu penurunan impor migas ini terjadi karena adanya penurunan nilai di minyak mentah, hasil minyak dan gas," ujar Suhariyanto di kantornya, Jumat (15/2).

Dari sisi nonmigas, impor juga mengalami penurunan yang sangat tipis dari US$13,339 miliar menjadi US$13,330 miliar.

Penurunan tersebut disebabkan berkurangnya permintaan impor barang konsumsi seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daging beku dan sebagainya lantaran musim liburan Natal dan tahun baru telah usai.

Secara akumulatif, nilai impor dari golongan barang konsumsi turun dari US$1,46 miliar pada Desember 2018 menjadi US$1,22 miliar.

Masih seperti tren-tren sebelumnya, bahan baku/penolong masih mendominasi kinerja impor kali ini yakni mencapai US$11,45 miliar dan diikuti barang modal sebesar US$2,35 miliar.

Baca juga: Neraca Perdagangan Indonesia Defisit US$1,16 Miliar

Sayangnya, penurunan impor juga diikuti penurunan kinerja ekspor. BPS mencatat nilai ekspor pada Januari 2019 sebesar US$13,87 miliar, lebih rendah dari Desember 2018, US$14,33 miliar.

Suhariyanto mengatakan penurunan ekspor terjadi karena kondisi perekonomian dunia masih belum stabil. Banyak negara yang mengurangi belanja dari luar negeri untuk mengendalikan situasi ekonomi masing-masing.

Dari nilai impor dan ekspor yang tertera, dapat dipastikan bahwa Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan sebesar US$1,159 miliar pada bulan pertama 2019.

Bukan hal yang cukup menggemberikan tetapi Suhariyanto mengatakan pemerintah harus terus optimistis dan berupaya sekuat mungkin untuk menutup defisit pada sisa sebelas bulan di tahun ini. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya