Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Ekspor Turun Sebabkan Ekonomi Indonesia hanya Tumbuh 5,17%

Fetry Wuryasti
06/2/2019 15:05
Ekspor Turun Sebabkan Ekonomi Indonesia hanya Tumbuh 5,17%
(ANTARA)

PERTUMBUHAN ekonomi Indonesia sepanjang 2018 hanya berhasil tumbuh 5,17%. Angka ini masih jauh dari target yang ditetapkan dalam APBN 2018 yang sebesar 5,4%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan sepanjang 2018, ekspor barang Indonesia tercatat menurun dibanding tahun sebelumnya. Sementara sebaliknya impor justru naik.

"Nilai ekspor barang Indonesia kurang menggembirakan, terjadi penurunan 4,48% quarter to quarter dan 1,04% year on year. Impor lebih besar dari pada ekspor bahwa selama Oktober, November, Desember kita alami defisit neraca perdagangan," katanya di kantor BPS, Jakarta, Rabu (6/2).

Nilai ekspor barang Indonesia turun 1,04% (yoy) sedangkan impor barang tercatat naik 12,10% (yoy). Hal ini tentu menjadi pengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia menyusul adanya koreksi pada neraca perdagangan.

Penjualan mobil secara wholesale (hingga tingkat dealer) pada triwulan IV turun 2,75% (qtq). Sementara penjualan motor turun 3,41% (qtq) pada kuartal IV 2018.

"Ini pekerjaan rumah besar komponen ekspor dan impor," kata Suhariyanto.

Pemicu lainnya, menurut Suhariyanto, harga komoditas nonmigas di pasar internasional yang juga mengalami penurunan baik antar triwulan (q-to-q) maupun secara (yoy). Harga komoditas migas juga turun bila dibandingkan kuartal III 2018 (q-to-q) , namun naik bila dibandingkan kuartal IV 2017 (yoy).

 

Baca juga: Menko Darmin, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2018 Sesuai Perkiraan

 

Dia mengambil contoh penurunan yang terjadi pada komoditas pangan, yang turun dari kuartal IV 2018 ke kuartal III 2018 antara lain adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan ikan.

"Sementara yang mengalami penurunan dari kuartal IV 2017 ke kuartal IV 2018 antar lain minyak kelapa, teh, kedelai dan jagung, sementara komoidtas tambang aluminium, nikel," terangnya.

Adapun ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia terpantau masih tumbuh positif, meski cenderung melambat.

Suharyanto melanjutkan, ekonomi negara-negara yang menjadi mitra Indonesia juga mengalami perlambatan. Ia mengambil contoh Tiongkok, dimana ekspor ke Tiongkok mencapai 14,5%, ekonominya mengalami perlambatan menjadi 6,4% di kuartal IV 2018 lebih rendah dari 6,7% di kuartal IV 2017. 

Perlambatan ekonomi ini pun dialami oleh Amerika Serikat dan Singapura.

"Ekonomi Tiongkok misalnya melambat 0,1% pada kuartal IV 2018. Sedangkan Amerika Serikat (AS) diperkirakan stagnan pada posisi 3% (kuartal IV)," tukas Suhariyanto. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya