Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
PERGERAKAN indeks harga saham gabungan (IHSG) mampu berbalik menguat setelah terimbas kenaikan bursa saham AS. Kenaikan ini pun terjadi setelah pelaku pasar masih bersikap positif di tengah masih berlangsungnya perundingan perdagangan antara AS dan Tiongkok.
Di sisi lain, masih tercatatnya aksi beli investor asing yang diikuti dengan berbalik menguatnya laju bursa saham Asia turut membantu IHSG berbalik positif.
Dari data yang ada, aksi beli investor asing belum banyak mengalami perubahan dimana saham-saham berkapitalisasi besar, khususnya perbankan masih menjadi pilihan. Saham Bank Mandiri terpantau menguat 0,66%, saham Bank BNI naik 0,28%.
Di sisi lain, sentimen dari The Fed yang cenderung bersikap dovish dimana akan bersabar dan menyesuaikan dengan kondisi ekonomi AS dan global membuat penilaian kenaikan agresif suku bunga menjadi tertahan.
Tak ketinggalan, berbalik naiknya laju rupiah dan juga sejumlah berita positif emiten juga turut membantu penguatan IHSG. Transaksi asing tercatat aksi beli bersih senilai Rp 836,79 miliar atau meningkat 94,68% dibandingkan sehari sebelumnya.
Baca juga: IPO, PT Estetika Tata Tiara Incar Kenaikan Pendapatan Naik 50%
IHSG pada perdagangan Kamis (10/1) dibuka pada level 6.293,96 dari perutupan sebelumnya di 6.272,24. Pergerakannya pun terpantau ke atas.
"Diharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 6248-6257 dan Resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 6298-6318," ujar analis CSA Institute Reza Priyambada, Kamis (10/1).
Meski terjadi penguatan namun, hanya tipis seiring posisi IHSG yang masih berada di sekitar area upper bollinger band. Aksi ambil untung kemungkinan masih dapat terjadi sehingga dapat menahan potensi penguatan lebih tinggi lagi.
"Diharapkan kondisi pelemahan tidak terlalu dalam dimana aksi jual tidak dilakukan secara masif dengan memanfaatkan posisi IHSG tersebut,"
Rupiah Tertolong Euro
Pergerakan rupiah kemarin mampu bergerak positif melampaui perkiraan akan berlanjutnya pelemahan. Adalah Euro yang membantu kembali terapresiasnya Rupiah.
Laju EUR mengalami kenaikan setelah merespon kondisi di Inggris terkait dengan Brexit. Adanya sinyal kekalahan dari PM Theresia May di parlemen dalam membahas Brexit membuat Euro meningkat.
Di sisi lain, penguatan Rupiah juga terbantukan dengan terapresiasinya Yuan Toongkok (CNY) yang berimbas pada sejumlah mata uang Asia lainnya seiring akan dirilisnya hasil kesepakatan dagang antara AS dan Tiongkok.
"Diperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran 14123-14110. Pergerakan Rupiah yang mampu berbalik menguat berhasil mempertahankan posisinya di area upper bollinger band. Kondisi ini dapat kembali bertahan jika sentimen yang ada cukup kondusif untuk rupiah kembali mengalami kenaikan," tutup Reza. (OL-3)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat pasar derivatif domestik dengan meluncurkan lima saham baru sebagai underlying kontrak berjangka saham (KBS).
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Kristen Indonesia (FEB UKI) bekerja sama dengan Mirae Asset Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia, menyelenggarakan seminar nasional
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 6 Agustus 2025, dibuka menguat 16,41 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.531,60.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
OJK mencatat, per 31 Juli 2025, IHSG menguat ke level 7.484, membukukan kenaikan 5,71% ytd.
IHSG turun 0,33% akibat saham konglomerasi ambruk. Ketahui penyebab pelemahan IHSG dan saham potensial seperti LSIP, PGEO, EXCL.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 29 Juli 2025, dibuka menguat 11,02 poin atau 0,14% ke posisi 7.625,79.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, dibuka menguat 87,25 poin atau 1,16% ke posisi 7.630,75.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved