Puisi-puisi Farida Ramadhani

Hari-hari terdengar nyanyian politik oleh orang-orang yang sedang cinta negeri.

Puisi-puisi Alfin Robeth

Dalam sebuah etalase yang sepi dari benda-benda, ada ruang rindu diam-diam melewati kaca di antara cagang pintu.

Puisi-puisi Bagus Satrio Nugroho

Kesadaranmu tumbang seperti pohon di tepi jalan.

Puisi-puisi Alizar Tanjung

Di setiap kantong bawang merah kau bawa suara lara anak-istrimu.

Puisi-puisi Muhamad Abi Fadila

Cermin di matamu begitu gelisah salah tingkah melihatku.

Puisi-puisi Badrul Munir Chair

Wajah-wajah berkamuflase menunggu suara terompet dengan botol-botol anggur.

Puisi-puisi Roslina Gultom

Aku ingin merayu Tuhan agar asa Indonesiaku menjadi nyata.

Puisi-puisi Anastasia Ervina

Ingatan adalah pintu yang membawamu menembus waktu, singgah sejenak ke masa lalu.

Puisi-puisi Sasanti Paramita

Bagiku Sang Cinta ialah dia yang selalu mencuci beras untuk menanak nasi bahagiaku.

Puisi-puisi Welly Hidayat

Semangat dan perjuangan kami selalu berkobar hingga sampai ajalnya.

Puisi-puisi Septi Safitri

Jika kedamaian adalah tujuan, mengapa jiwa tenggelam dalam narasi kepalsuan?

Puisi-puisi Rosyidah Maezura

Jayalah Indonesia menggelorakan cita-cita dan harapan demi masa depan penuh kebebasan.

Puisi-puisi Wayan Jengki Sunarta

Apa guna bermimpi Indonesia Emas jika kau tak mampu beli beras.

Monolog Mesin

Buku sastrawan kawakan Putu Wijaya terbitan Pentas Grafika tersaji spesial dalam Festival Bahasa dan Sastra Media Indonesia 2023. 

Puisi-puisi Yunika Afryaningsih

Biarkan ruhku tertidur pulas dalam kenangan mesra dengan segala keindahan.

Puisi-puisi Tika Irmaningsih

Rawatlah dan berjuanglah dalam kesesakan sampai bibit-bibit pun berbunga.

Puisi-puisi Wisnu Permadi

Kita menyaksikan bagaimana emas menjadi frasa-frasa perjuangan.

Puisi-puisi Welno Hedi

Melalui kata-kata bijak kita menemukan Indonesia yang abadi bersinar.

Puisi-puisi Bambang Widiatmoko

Generasi emas serupa lorong panjang lobang penggalian untuk menemukan bongkah – bongkas emas bercahaya.

Puisi-puisi Didik Wahyudi

Menjaga kemurnian mimpi hingga tiba saat berlabuh, nun di sebuah pulau berbaju senja.

Dilema Relasi Gender di Arab Saudi

Born to Rule: Prabowo, Sumitro, dan Takdir Sejarah

Lemahnya Perlindungan Konsumen