Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Puisi-puisi Wisnu Permadi

Sajak Kofe
11/11/2023 13:00
Puisi-puisi Wisnu Permadi
(Ilustrasi: Normana Wight)

Ilustrasi: Normana Wight

Jakarta 2045

Ikan sapu-sapu berenang di Sarinah
dari celah-celah jendela yang pecah
 ia bebas bermain sampai ke Sudirman
yang busananya tandas dilahap lautan

Ancol mengamblaskan puluhan meter
tak kuat lagi bercokol; menahan beban
yang telah ditumpuk dengan gemilang
tanpa ada yang dikeruk sedari bujang

Ke mana hilangnya tugu Monas?
kabarnya telah dicuri generasi emas
yang kemarin kabur–pergi ke Mars
menghindari mata tua yang culas

Sepertinya tersimpan di Museum Kewarasan
sebagai sebuah prasasti yang menandakan
bahwa pernah ada Jahiliyah yang hakiki
dalam kenangan masa kecil yang anarki

Tatkala dataran marginal yang tekenal
telah dipimpin oleh Kesehatan Mental
Jakarta Selatan ‘kan kehilangan tangis
juga penginapan-penginapan harga tipis
sayatan tangan sembuh, orang tua meluluh

Patung Pancoran pun menunjuk garuda
saat menginjak empat lima yang kedua
meminta tumpangan di atas pundaknya
agar sudi membawanya ke surga nyata

Jakarta, 19 Oktober 2023


Saatnya Emas Lekas Digodok

Gonjang-ganjing semesta saat orang bersin-bersin
bersemadi mengadu akal dengan para insan sains
mengudut bersama di berbagai sudut dan ekspresi
dihampiri camar yang membawa konspirasi nonintuisi

Bila identitas emas ialah berbibir beber yang barbar
maka, karat yang timbul bukan sekadar di lisan
juga di mata yang tiada kantuk dalam merutuk
emas tercemar air raksa di ujung penambangannya

Bila begini, sejuta oksidasi harus diupayakan
peras keras pula seluruh endorfin dalam tubuh
utuhlah segenap hasrat, walau seribu peluh dikhianat
kembali tembus cakrawala pemikiran yang telah hiatus

Bila saat ini, lapisan emas masih setipis membran
lekas digodok di Candradimuka ‘tuk ditebalkan
dari bergolak, lama kelamaan akan bergejolak
tetes demi tetes destilasi bahagia dari kolam sengsara

Jakarta, 15 Oktober 2023


Frasa Emas

Diksi-diksi menjantur negeri menjadi menara emas
menyelasari sanubari dengan menyadur; membentur afeksi
menakhlikkan pedang berkata-kata luhur, yang mengintegrasi
rela menanam baluwarti, juga bersedia dihunjam peluru mati

Jeritan penambang sastra yang menggaungkan pasir cemerlang
terdengar oleh mata merana nircahaya; terasa batin dengan kentara
memepas lingkar koalisi wakil derita yang berasas rakyat harus kebas
dilawan jalanan proyek, dengan truk-truk pengangkut spanduk sentimen
di trotoar, tanpa menunduk mereka mengoar fakta-fakta yang tak cemen

Tiba di penyepuhan argumentasi yang berbekal gairah generasi
logam-logam tebal diracik dengan kebal menjadi pasal tak asal
manifestasi dari gundukan kerikil kesal yang membentuk bola pejal
lekaslah dibahas, sebelum longsor yang sial menginvansi internal

Kita menyaksikan bagaimana emas menjadi frasa-frasa perjuangan
di masa-masa selanjutnya, mungkin saja kalimatnya menggubah sengsara
namun, siapa yang tahu, jika ‘kan tercipta paragraf yang dirangkai sejahtera
menjadi tanah yang berkilau yang dipenuhi kisah-kisah emas yang memukau

Jakarta, 16 Oktober 2023


Kita menyaksikan bagaimana emas menjadi frasa-frasa perjuangan.


Persiapan Bertani Aurum

Pagi ini, keluarga Aurum mulai menebar benih nirmala
akan dituai harum pada pesta ulang tahun yang ke seabad
dan apabila mereka luput mendirusnya, meski sekali
hasil panen jadi harta karut berair raksa yang merugi

Amit-amit, jika itu membuat seisi rumah busung lapar
hingga terpaksa merampas gabah emas dari makelar
akibat hamparan ladang cemerlang yang terbengkalai;
yang tak sanggup mereka garap dengan cukup piawai

Harapnya, anak cucu membawa gerobak isi urea
gerobak yang kuat, yang dibuat cucu–si ahli kayu
roda yang cepat, yang dirakit anak–si penuh siasat
dan pupuk yang diaduk dengan pikiran yang muluk

Selepas sadar, lantas berkongres di peron akal sehat
mengulas pemasungan penalaran oleh logam berkarat
akan tetap sia-sia, sistem pemroduksi mesin siap bajak
yang tak dibekali bongkahan logika emas yang bijak

Harus pula menangkal lingkaran hama generalisasi
yang menggerogoti mental hingga menyerah dan kalah
terjangkit rasa berat tangan, terorbit pada monotonnya angan
tersisa kesiapan yang terjerumus ke dalam lubang kedunguan

Walaupun besi traktor yang usang dimodifikasi ulang
akan tetap percuma, bila kaki-kaki mereka pincang
tak kuasa menyabitkan langkah untuk menenggala
keseimbangan akan goyah antara maya dan nyata

Dua dasawarsa lagi, mereka ‘kan menanak nasi demografi
masa-masa untuk merancang bakul berisi falsafah sejahtera
demi mencapainya, sebelum menguasai teknik pengolahan
harus khatam berkontemplasi baik dari batin ataupun badan

Jakarta, 17 Oktober 2023


Bocah Berdemonstrasi Sedari Masih di Rumah

Pohon jambu yang tumbuh di pekarangan rumah
tak bisa sekadar didaulat menjadi lapak berteduh
harus kupanjat dahulu, agar munajat diindahkan selalu
misal: menaikkan harga bahan bakar belajar
membangun infrastruktur pandai di kamar
memberi sembilan bahan pokok bernalar

Sayangnya, rumahku kadung nihil demokrasi
demonstrasi popok celana dibungkam; direpresi
meremehkan kualitas argumentasi dari bocah
yang masih doyan menyedot jempolnya sendiri

Hujan ataupun gersang, bibit pemberangusan tetap bersemi
walau aku bersumpah untuk tak mengerdil-hanguskan reputasi
dengan panggang ban, lalu menanti pelangi pada mata yang basah
jadi bagiku, pagar rumah tak ubahnya seperti ranjau penuh duri
yang tak akan segan melukai, bila aku memilih tidak berdiam diri

Dahiku mengerut berlipat-lipat; bersiap tantrum di kasur dewan
jikalau aku memang diproyeksikan menjadi raja di masa depan
mengapa sekarang ini, aku lebih tahu apa yang tak boleh kulakukan?
dibandingkan dengan hal yang harus kulakukan, aku amat kebingungan

Jakarta, 18 Oktober 2023


Baca juga: Puisi-puisi Yana Risdiana
Baca juga: Puisi-pusi Deriska Salsabila
Baca juga: Puisi-puisi Anton Sulistyo

 

 

 

 


Wisnu Permadi, pemuisi, lahir di Majalengka, Jawa Barat, 24 Juni 1999. Alumnus Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. Puisi-puisi di sini diterima redaksi dalam rangka mengikuti Lomba Cipta Puisi Media Indonesia 2023. Ilustrasi header: Normana Wight (1936), pelukis Australia, Untitled (1967). Koleksi National Gallery of Victoria, Melbourne. (SK-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah
Berita Lainnya