Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Bersamanya aku melewati hari denganmu
bersamanya aku membangun karaktermu
bersamanya aku mendukung belajarmu
bersamanya aku meneguhkan mentalmu
bersamanya aku mencapai titik suksesmu
bersamanya aku mencoba membahagiakanmu
Bersamanya aku menyembuhkan luka hatiku
bersamanya aku meredakan kemarahanku
bersamanya aku mengubur lukisanmu
bersamanya aku menghapus memori suaramu
bersamanya aku mengikis aroma wangimu
bersamanya aku mencari kedamaianku
2023
Hidup itu bagaikan secangkir kopi,
tanpa gula rasanya pasti pahit
Hidup itu bagaikan secangkir teh,
tanpa gula rasanya pasti sepet
Hidup itu bagaikan secangkir susu,
tanpa gula rasanya pasti hambar
Sesendok gula adalah sang bidadari,
sendok kedua adalah malaikat pencabut nyawa
2023
Adalah kepedihan bagiku
adalah kesulitan bagiku
adalah kesakitan bagiku
adalah kelelahan bagiku
adalah kelemahan bagiku
tapi selalu kulakukan dengan segenap suka citaku
dengan segenap asa kalbuku
dengan segenap bunga hatiku
2023
Bagiku Sang Cinta ialah dia yang selalu mencuci beras untuk menanak nasi bahagiaku.
Dik,
tiap kali kuingat saat itu
kala kutangkap sinar dari ujung matamu
ditemani deru angin senja yang meniup rambutmu
gerimis kecil membasahi hidung dan tulang pipimu
suara lirih daun kering tersapu langkah kakimu
dan sungging terindah dari sudut bibirmu
Dik,
hampir satu dekade aku menunggumu
tepat di dasar kawah pegununganmu
bersama hijau semak-belukarmu
masih kudengar alunan merdu senandungmu
masih kucium wangi bunga di genggamanmu
masih kupandang rona merah parasmu
Dik,
puisi ini tentang kamu
yang berdiri di ujung pelangi ungu
yang jiwaku selalu setia merindu
2023
Siapakah Sang Cinta itu bagiku?
dialah yang mencuci beras untuk menanak nasi bahagiaku
dialah yang memilih kain sutera untuk menjahit gaun hatiku
dialah yang memanen anggur untuk menyuling minuman rinduku
dialah yang menyusun batu pualam untuk membangun rumah jiwaku
dialah yang menghamparkan sajadah beludru untuk sujudku pada Maha Kekasih-ku
2023
Baca juga: Sajak-sajak Englandiva Akyla
Baca juga: Sajak-sajak Renggi Putrima
Baca juga: Sajak-sajak Fanny Poyk
Sasanti Pradnya Paramita, menulis puisi dan prosa, lahir di Malang, Jawa Timur, 11 Agustus 1970. Mantan karyawati sebuah perusahaan swasta nasional di bidang otomotif. Puisi-puisi di sini diterima redaksi dalam rangka mengikuti Lomba Cipta Puisi Media Indonesia 2023. Kini tinggal di Kota Tangerang Selatan, Banten. (SK-1)
Kulit putih, bulu mata lentik. Kata orang itu cantik. Menurutku kita lebih manis.
Aku menyeberangi batas pantai di antara kebajikan dan kejahatan.
Petersburg, aku kan kembali bersama belahan jiwa. Mengulang janji suci kami di altar dulu
Kebebasan pun beterbangan di mana-mana serupa tarian angsa.
Kata 'kofe' sendiri berarti kondisi awal gigi balita yang tumbuh pertama kalinya. Ia kemudian goyang dan jatuh sehingga terlihat ompong.
Mungkin aku yang terlalu ingin melindungimu, namun membuatmu merasa tidak nyaman.
Saat bibir-mu terbuka sedikit, amboi, betapa itu membuatku kasmaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved