Ilustrasi: Sugiri Willim
Moskwa dan Cinta
Sejarah mencatat nama-Mu
di antara angkuhnya gedung tua.
Snegir bertengger dan bersiul-siul,
merapal cinta pertamaku dari negeri Slavic.
Cerita tak retas menjerit lincah
dendang suara mengental.
Moskwa tak gentas melaras nada
segala kulupa, hanya cinta-Mu kukenal.
2021
Wahai Sokolniki
Mentari susuri retina waktu
pepohonan lebat memumpun sudah
arus sungai bertutur hening di hati, sendu
menikmati memori cinta, insan pun bertaut silih.
Tak sedikit musim berlalu
kutulis guratan kisah keagungan
hari-hari kian melekat sebelum bertalu
semesta, aku bersyukur menantimu kemudian
Oh, Sokolniki, jejak-jejak tepian
reranting yang nampak berliku-liku
kutumpahkan segores resah kehidupan.
2021
Salju di Tsaritsyno
Berkelanalah biar hati pulas,
melihat salju luruh, air rintik pudar
berbusana tebal berparas tipis.
Jemari manis tersentuh es
mata terkesima menatap gumpalan
putih, serupa serat kapas.
Badan ciut di penghujung
tak erat merangkul kesejukan
selama terlindungi mantel, aku senang.
Tsaritsyno hening,
tak usai lenyap pesonamu
luluh mata hati, merapal senja perlahan hilang
2021
Bisu senyummu berarti memori tak kunjung mati.
Jalan Arbat
Manusia bak samudera lingkari awan
satu ikrar selaras tak menentu
nada-nada hiasi hari, saban
warna-warni lukisan mencelik mataku.
Setangkai mawar kuterima
bisu senyummu berarti
memori tak kunjung mati
saat kutemui rembulan jelita.
Perjumpaan di Arbat
jangan kau sesali
merajam gugusan malam bersahabat
menanti pagi sembunyi kembali.
2021
Sergiev Posad
Bertumpu pada tanah
ada hamparan hijau sejukkan mata
memandangi kening langit
kota kecil kendati pun ramai
burung berkicau riang nan damai
Sergiev Posad, jejakmu kusimpan
lezat lahap, habislah sudah
kujangkau setiap jejak sejarah
tawa melekat, namun jiwa pun kosong.
2021
Sampai Jumpa Rusia
Hari ganti hari semakin surut
perasaan perlahan merintih
sudah rampung saatnya melangkah
tak kulupa emas yang kau beri.
Waktu demi waktu menyelubungi pintu
terlalu cepat aku pulang
dekaplah sebelum hilang
tak kulupa aura yang kau titip.
Kau memberi arti perjalanan
kisah-kisah kurangkul, tangan terbuka
lambai yang mudah, jarak yang sulit
sampai jumpa! Negeri Tolstoy.
2021
Englandiva Akyla, lahir di London, Inggris, pada 17 Juni 2000. Menempuh pendidikan menengah di Sekolah Indonesia Moskwa (SIM) pada 2015-2017. Ia tinggal berpindah-pindah dari suatu negara ke negara lainnya karena mengikuti orang tuanya yang berprofesi sebagai seorang diplomat. Kini, Landy, sapaan akrab Englandiva, sedang menempuh pendidikan S1 pada jurusan Sastra Rusia di Universitas Indonesia. Sehari-harinya, aktif dalam berbagai kegiatan seni dan sosial budaya. Sajak-sajak Akyla ini menjadi bagian dalam buku antologi puisi Doa Tanah Air: suara pelajar dari negeri Pushkin yang akan segera diterbitkan. (SK-1)