Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Ilustrasi: Bob Zoell
Ada aku di matamu
meski kau setengah mati menyangkalnya
kulihat diriku yang tampan dari tempatmu berdiri sedang berkaca
tetapi cermin di matamu begitu gelisah salah tingkah melihatku
seperti yang kuduga meski kau menyangkalnya
kulihat dari tempatmu berdiri
jantungmu yang jantungan masih berdebar kencang kah?
Ada aku di matamu
meski kita sudah tak bersama lagi
kulihat diriku masih menunggumu di tempatmu berdiri
seperti yang kuduga kau menangis sejadi-jadinya memecahkan sunyi
cermin di matamu berkaca-kaca melahirkan gerimis
patahan jarum membasahi pipimu yang ranum
menghadirkan kicau burung, klakson motor, dan suara hatimu.
Jakarta, September 2023
Dia hampir membunuhku tiap kali aku mengingatnya
dia datang ke mimpiku menagih janji yang kulupakan
aku takut terlihat tak ada yang berbeda dari wajahnya
dan masih sama seperti perawan
konon katanya cinta telah membunuhnya
selamanya dikutuk mati penasaran
dan kata-kata terakhirnya: I love you.
Di ruang mimpi yang lapang, asing, dan tak kukenali
dia mampir sejenak gentayangan tengah malam
duduk-duduk di sebuah sarkofagus
mengenakan gaun malam sembari sisiran
tertawa iseng menakut-nakutiku
kapan nikah?
Jakarta, September 2023
Dia mencuri hujan di mataku
dan banjir di matanya entah dialirkan ke mana
senja berpendar di mataku
dan dirinya entah terbenam di mana
di belahan bumi mana dipijaknya
dan dengan apa aku menjemputnya
di mana pun dirinya berada
rinduku bersamanya
2023
Cermin di matamu begitu gelisah salah tingkah melihatku.
Di jalanan setan gentayangan siang hari
di jalanan setan suka sekali berkendara lengang
asalkan punya kendaraan sendiri bukan hasil begal orang
setan senang sekali berdiam di pertigaan lampu merah
sesama pengguna jalan setan sering menyapa;
“Setan lu,” kata setan.
“Lu juga setan,” kata setan yang lain.
Tidak hanya setan
di jalanan asu dan pemabuk pun demikian
mereka sering bertemu di jalan;
“Asu lu,” kata pemabuk.
“Goblok lu,” kata asu.
Setan, asu, dan pemabuk menjadi tua di jalan.
Jakarta, Juni 2023
Kepada pacarku yang kulitnya halus seperti terigu.
Aku memang tak tahu bagaimana mengatakannya
tapi percayalah bukannya aku tidak mencintaimu.
Kepada pacarku yang bibirnya mekar delima.
Aku memang tak tahu bagaimana mengatakannya
tapi keinginanmu menikah denganku entah kebelet kawin
toh sebaiknya kau pikir-pikir dulu.
Kepada pacarku yang tampak lugu.
Aku memang tak tahu bagaimana mengatakannya
tapi kau sesungguhnya tahu aku hanya seorang guru.
Kepada pacarku yang rambutnya seperti mayang terurai.
Aku memang tak tahu bagaimana mengatakannya
tapi sudah kuduga kalau kukatakan ini padamu
menikah denganku buatmu ragu.
Kepada pacarku yang betisnya bagai padi bertelur.
Aku memang tak tahu bagaimana mengatakannya
tapi kau cukup dewasa
tidak menuduhku menipumu.
Kepada pacarku yang alisnya bagai lebah beriring.
Aku memang tak tahu bagaimana mengatakannya
tapi keputusanmu yang akhirnya jadi menikah denganku
toh jangan balas buatku ragu.
Kepada pacarku yang bulu matanya seperti taman ilalang.
Aku memang tak tahu bagaimana mengatakannya
tapi gaji seorang guru mana mungkin menghidupi gaya hidupmu.
Kepada pacarku yang kadang bau ketek.
Aku memang tak tahu bagaimana mengatakannya
tapi sumpah ini benar dirimu terimakasih cantikku.
Jakarta, Agustus 2023
Baca juga: Puisi-puisi Okki Siolemba
Baca juga: Puisi-puisi Farras Pradana
Baca juga: Sajak Kofe, Ruang Puisi di Media Indonesia
Muhamad Abi Fadila, pemuisi, lahir di Tangerang, 23 Juni 2000. Alumnus S-1 Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka (UHAMKA) dan sedang melanjutkan studi S-2 Pendidikan IPS Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA). Aktif dalam kegiatan Karang Taruna di Wilayah Bungur, Jakarta Pusat, terutama fokus terhadap budaya literasi yang menyediakan buku-buku bacaan di sekitar tempat tinggalnya. Kini bekerja sebagai guru sejarah di SMA PGRI 1 Jakarta. (SK-1)
Sajak-sajak Negar Fitrian - Membenci diri sendiri, memacu kita untuk lupa diri.
Sosok penting pada era puisi baru Peru abad ke-20.
223 Tahun Alexander Pushkin - Kenapa Pushkin diangkat sebagai Bapak Sastra Rusia?
Mengenal Nikolai Nekrasov, seorang penyair realis Ukraina-Rusia penggagas lirik sipil.
Ada Slogan Jadi Logam - Kedunguan dapat dilarutkan dengan banyak membaca.
Bukan tanpa alasan kami menjaga persahabatan antara Rusia-Ukraina.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar rangkaian kegiatan strategis dalam rangka penguatan literasi dan sastra, serta revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Sastra sebagai suatu ekspresi seni berpeluang mempersoalkan berbagai peristiwa di dunia nyata, salah satunya adalah persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke 42 bahasa, Pramoedya Ananta Toer adalah lambang harapan, perlawanan, dan keberanian melawan ketidakadilan.
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved