Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Puisi-puisi Anastasia Ervina

Sajak Kofe
30/11/2023 09:00
Puisi-puisi Anastasia Ervina
( Ilustrasi: Lilia Studnytska)

Ilustrasi: Lilia Studnytska

Ketika Pulang

Ketika pulang, pohon-pohon tembesu 
di belakang rumahmu telah ditebang,
diganti sederet bangunan beton yang
tak mungkin bernyanyi merdu serupa
daun tiap angin berirama

Ketika pulang, bukan kokok ayam
yang membuatmu terjaga di pagi buta,
melainkan bising kendaraan dan dengung
percakapan mereka yang melintasi jalan

Ketika pulang, tak ada udara segar lagi
di beranda kala senja yang membuatmu
betah membaca, hanya asap knalpot
dan debu melayang menyatu bagai hantu

Ketika pulang, sulit kau temukan
nyala bintang pun kunang-kunang
menghias malam, yang tersisa
cuma binar lampu di jalanan,
rumah-rumah, seluruh penjuru

Ketika pulang, aku tak benar-benar pulang
kau sadar betul banyak yang telah hilang,
dimakan waktu yang terus maju

2023


Memorabilia

Ingatan bagai radio yang
senang memutar tembang lama,
serupa sarang laba-laba yang
selalu mampu menjeratmu
dalam nostalgia

Senja ini pun kau kembali 
takluk dijajah kenangan
tatkala merenungi gerimis
dari teritis

Sayup-sayup kau dengar
teriak ibumu menggusah ayam,
kapak ayahmu membelah kayu,
sape adikmu mengajak berlagu

Bayang-bayang kau pandang
nenekmu menganyam takui darok¹,
kakekmu menyiang lalang di umok²,
sedang kau yang kecil sibuk makan
mentawa di tengah hutan dengan
kawan-kawan sambil tak henti tertawa

Ingatan adalah pintu yang
membawamu menembus waktu,
singgah sejenak ke masa lalu,
masa kecil yang sedihnya cepat berlalu
dan kampung halaman kini menjelma
kemewahan di kota perantauan

¹ Caping anyam khas Dayak Uud Danum
² Huma, dalam bahasa Dayak Uud Danum

2023


Ingatan adalah pintu yang membawamu menembus waktu, singgah sejenak ke masa lalu.


Di Tanah Rantau

Hujan selalu punya kuasa
membuka kotak kenangan
di inti hatimu mengeluarkan satu-satu
kenangan yang tadinya
kau lipat rapi bagai baju

Membuatmu mendengar 
derik jangkrik di antara
klakson yang memekik,
mencium wangi sambal
terasi dari lasagna yang
dipanggang sore tadi,
mengecap gurih kue pancong
dalam mulutmu yang kosong
melompong

Tahun-tahun tak pulang
hanya membuat rindumu
pada tanah kelahiran
semakin menggenang

Kendati tanah perantauan
menawarkan gerlap kemewahan,
namun selalu kau temukan
dirimu merindu kesederhanaan
dari tempatmu dilahirkan

2023


Bahasa Ibu

Nak, waktu bagai kedipan kilat 
di langit, terlampau singkat lewat, 
sampai gemuruhnya membuat
kita lekas tersadar akan hidup
yang amat sebentar

Rasanya baru kemarin 
kudekap dirimu yang bayi
kuajari kau bicara dengan
bahasaku yang kelak
kuharap membuatmu
merindu

Bahasaku ialah cinta
yang kau gunakan bicara
kali pertama sebagai manusia
meski nanti lidahmu terlatih
bercakap bahasa seluruh dunia,
kuharap bahasaku yang jadi
nomor satu di hatimu
untuk seluruh waktu

2023

 

Baca juga: Puisi-puisi Anton Sulistyo
Baca juga: Puisi-puisi Didik Wahyudi
Baca juga: Puisi-puisi Rosyidah Maezura

 

 

 


Anastasia Ervina, pemuisi, lahir di Nanga Ketungau, Sintang, Kalimantan Barat, 7 April 1992. Menekuni dunia membaca dan tulis-menulis. Puisi-puisi di sini diterima redaksi dalam rangka mengikuti Lomba Cipta Puisi Media Indonesia 2023. Sehari-hari berdomisili dan berkarya di Sintang. Ilustrasi header: Lilia Studnytska, Musim Gugur (2023), akrilik pada kanvas. (SK-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah
Berita Lainnya