Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Ilustrasi: Lilia Studnytska
Ketika pulang, pohon-pohon tembesu
di belakang rumahmu telah ditebang,
diganti sederet bangunan beton yang
tak mungkin bernyanyi merdu serupa
daun tiap angin berirama
Ketika pulang, bukan kokok ayam
yang membuatmu terjaga di pagi buta,
melainkan bising kendaraan dan dengung
percakapan mereka yang melintasi jalan
Ketika pulang, tak ada udara segar lagi
di beranda kala senja yang membuatmu
betah membaca, hanya asap knalpot
dan debu melayang menyatu bagai hantu
Ketika pulang, sulit kau temukan
nyala bintang pun kunang-kunang
menghias malam, yang tersisa
cuma binar lampu di jalanan,
rumah-rumah, seluruh penjuru
Ketika pulang, aku tak benar-benar pulang
kau sadar betul banyak yang telah hilang,
dimakan waktu yang terus maju
2023
Ingatan bagai radio yang
senang memutar tembang lama,
serupa sarang laba-laba yang
selalu mampu menjeratmu
dalam nostalgia
Senja ini pun kau kembali
takluk dijajah kenangan
tatkala merenungi gerimis
dari teritis
Sayup-sayup kau dengar
teriak ibumu menggusah ayam,
kapak ayahmu membelah kayu,
sape adikmu mengajak berlagu
Bayang-bayang kau pandang
nenekmu menganyam takui darok¹,
kakekmu menyiang lalang di umok²,
sedang kau yang kecil sibuk makan
mentawa di tengah hutan dengan
kawan-kawan sambil tak henti tertawa
Ingatan adalah pintu yang
membawamu menembus waktu,
singgah sejenak ke masa lalu,
masa kecil yang sedihnya cepat berlalu
dan kampung halaman kini menjelma
kemewahan di kota perantauan
¹ Caping anyam khas Dayak Uud Danum
² Huma, dalam bahasa Dayak Uud Danum
2023
Ingatan adalah pintu yang membawamu menembus waktu, singgah sejenak ke masa lalu.
Hujan selalu punya kuasa
membuka kotak kenangan
di inti hatimu mengeluarkan satu-satu
kenangan yang tadinya
kau lipat rapi bagai baju
Membuatmu mendengar
derik jangkrik di antara
klakson yang memekik,
mencium wangi sambal
terasi dari lasagna yang
dipanggang sore tadi,
mengecap gurih kue pancong
dalam mulutmu yang kosong
melompong
Tahun-tahun tak pulang
hanya membuat rindumu
pada tanah kelahiran
semakin menggenang
Kendati tanah perantauan
menawarkan gerlap kemewahan,
namun selalu kau temukan
dirimu merindu kesederhanaan
dari tempatmu dilahirkan
2023
Nak, waktu bagai kedipan kilat
di langit, terlampau singkat lewat,
sampai gemuruhnya membuat
kita lekas tersadar akan hidup
yang amat sebentar
Rasanya baru kemarin
kudekap dirimu yang bayi
kuajari kau bicara dengan
bahasaku yang kelak
kuharap membuatmu
merindu
Bahasaku ialah cinta
yang kau gunakan bicara
kali pertama sebagai manusia
meski nanti lidahmu terlatih
bercakap bahasa seluruh dunia,
kuharap bahasaku yang jadi
nomor satu di hatimu
untuk seluruh waktu
2023
Baca juga: Puisi-puisi Anton Sulistyo
Baca juga: Puisi-puisi Didik Wahyudi
Baca juga: Puisi-puisi Rosyidah Maezura
Anastasia Ervina, pemuisi, lahir di Nanga Ketungau, Sintang, Kalimantan Barat, 7 April 1992. Menekuni dunia membaca dan tulis-menulis. Puisi-puisi di sini diterima redaksi dalam rangka mengikuti Lomba Cipta Puisi Media Indonesia 2023. Sehari-hari berdomisili dan berkarya di Sintang. Ilustrasi header: Lilia Studnytska, Musim Gugur (2023), akrilik pada kanvas. (SK-1)
Kata 'kofe' sendiri berarti kondisi awal gigi balita yang tumbuh pertama kalinya. Ia kemudian goyang dan jatuh sehingga terlihat ompong.
Kulit putih, bulu mata lentik. Kata orang itu cantik. Menurutku kita lebih manis.
Petersburg, aku kan kembali bersama belahan jiwa. Mengulang janji suci kami di altar dulu
Kebebasan pun beterbangan di mana-mana serupa tarian angsa.
Mungkin aku yang terlalu ingin melindungimu, namun membuatmu merasa tidak nyaman.
Saat bibir-mu terbuka sedikit, amboi, betapa itu membuatku kasmaran.
Aku menyeberangi batas pantai di antara kebajikan dan kejahatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved