Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Di seberang Spiegel
burung-burung berhenti memekik
pada penghujung paceklik, kenangan berhantu
kota pudar dan jam dinding di gereja
senantiasa menunjuk pukul sembilan pagi
Taman telah gerimis. Bangku-bangkunya
akan hujan juga. Aku menunggu
seseorang fasih menerjemah dua baris
maklumat di sebuah galeri, kueja barangkali:
telapak siapa terlukis di dinding gedung
dengan warna gelap dan murung?
Lalu kutelusuri lagi lorong-lorong
yang lampunya setia pada 5 watt
gedung-gedung tua, gudang-gudang
beralih nama, lalu sebuah keluarga
menari di depan gereja sebelum mengetuk
pintu dan seluruh jendelanya
Tetapi di Spiegel
burung-burung malas menatap etalase
hiruk-pikuk para pendatang. Wajah-wajah
berkamuflase menunggu suara
terompet akan datang
di atas meja dengan botol-botol anggur
di luar garis-garis hujan satu-persatu gugur
ke jalan batu—jalan di mana pelantang
memutar
mazmur tahun baru.
2023
Para malaikat sibuk menari di beranda
dan sejenak mereka melupakan tugas
mengintai manusia—ketika Gratia bernyanyi
dan seluruh nada meranggas
jadi puisi
Sementara para ekspatriat
meneguk minuman lagi
meski waktu hampir sekarat
oleh sinaran pagi
“Bor dance, mister, bor dance!” teriak lelaki berpeci
sembari terus menuang
arak dari dalam poci. Seluruh ruang
jadi arena tarian
dan musik tidak dibutuhkan lagi
Mereka merasa
telah dilahirkan kembali
memeluk seluruh kebebasan
mencatat masa depan hari lalu
memacak bendera tanah air baru
Sedang para malaikat
tengah sibuk menimbang
lanjut atau mesti pulang
ke sorga sebab tidak ada lagi perang
para ekspatriat telah menggantung
pedang-pedang
“Kita mesti lupakan stambul,” ucap seorang mister
sambil terus menggerakkan pinggul
pada sebuah pesta perayaan
pembebasan Batavia.
2023
Wajah-wajah berkamuflase menunggu suara terompet dengan botol-botol anggur.
Seseorang telah menghapus angka 1902
meruntuhkan gedung-gedungnya
mengubah Zikel jadi Marba
lalu 120 tahun kemudian
di persimpangan Heerenstraat
yang kini jalan raya, kutulis lagi tahun itu
dengan ujung batu
Senjata telah mengambil jeda
selepas perang kedua
terbentanglah dunia baru
kuhirup seluruh kebebasannya
pada sebuah pesta
di balik dinding baja
“Jangan terburu-buru,”
pekik seorang among tamu
ketika kudekati sebuah pintu
peninggalan lebih dari seabad lalu
“Sebab di Marba, udara sesekali berkarat
lorong-lorong memasang jerat
dan jalan air kerap mampat.”
Di Marba
selongsong peluru telah beralih rupa
jadi hiasan pada dinding baja
dinding yang tidak pernah mencatat
tahun 1902.
2022-2023
Sebuah kota ditegakkan dari batu api
amuk kabut, doa para pekerja
berangkat dini hari. Udara jadi pengap
oleh kepungan asap
berton pemberat, lalu-lalang kendaraan
di pagi yang gelap. Kauhayati lagi amsal
sepotong roti
dalam dongeng para nabi
Dan jalan-jalan semakin pucat
seluruh rambu mungkin
kehilangan cat
waktu seperti tergesa
di jalanan yang mampat
kaujelang lagi hari-hari sibuk
mendaki satu persatu anak tangga
sembari menghitung biji kana
sebagaimana para gembala
di sebuah kota di mana seorang utusan
pernah mabuk
dan papa
Sebab kota ini
telah lama
kehilangan manusia.
2022
Seseorang berteriak “Alerta, alerta!”
sebelum air rob tiba
Tanjung Mas telah tergenang
oleh belasan kapal perang
Jika kota ini tenggelam, kaubilang
menara runtuh jadi palang. Lalu suara dentum meriam
jatuh berdebam di keruh air pasang
para Gali bergegas meninggalkan meja judi
transpuan berteriak di kegelapan gang
seorang musisi berlari memikul gambang
mereka sibuk mencari tempat paling tinggi
Kau cemas akankah esok terdengar lagi
suara kidung purbawi, seperti ketika Bocelli melantunkan
Ave Maria tiga kali—di sebuah katedral
yang pernah terbakar di kota ini
sebab orang-orang hanya berteriak
memanggil juru selamat, seperti ahli surga
merindukan puting susu bidadari, atau ahli makrifat
mencapai puncak mahabbah kemudian berahi
Doa-doa gagal diberangkatkan
langit urung membuka diri
anak-anak kecil sibuk mengeja
umpatan-umpatan baru lagi
orang-orang tua sibuk mengutuk
perang dan perang lagi
Sebab mungkin masih tersisa ketakutan
pada suara senapan meredam suara azan
dan darah yang bercucuran
di atas hamparan surban
para syekh Pekojan
Di Semarang, hanya di Semarang.
2022
Baca juga: Puisi-puisi Ranang Aji SP
Baca juga: Puisi-puisi Yudi Damanhuri
Baca juga: Puisi-puisi Dien Wijayatiningrum
Badrul Munir Chair, pesastra, lahir 1 Oktober 1990. Karya-karyanya sudah terbit, antara lain novel Kalompang (2014) dan kumpulan puisi Dunia yang Kita Kenal (2016). Saat ini mengajar filsafat di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. (SK-1)
Kompetisi membaca puisi berbahasa Mandarin merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
LEBIH dari 1.800 pejalar dari seluruh Indonesia mengikuti lomba membaca puisi berbahasa mandarin tingkat nasional.
Rasakan emosi puisi! Pelajari citraan, kunci penyampaian perasaan mendalam melalui kekuatan kata yang memukau.
Acha Septriasa mengatakan puisi WS Rendra yang berjudul Hidup Itu Seperti Uap membantunya mendapatkan inspirasi dalam menjalani salah satu adegan di film Qodrat 2
Jelajahi puisi abadi Sapardi Djoko Damono! Temukan karya terkenal dan warisan sang penyair legendaris Indonesia.
Selami keindahan alam lewat puisi! Temukan pesan tersembunyi di balik rimbunnya hutan, birunya laut, dan gemerisik angin. Inspirasi dan refleksi menanti!
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar rangkaian kegiatan strategis dalam rangka penguatan literasi dan sastra, serta revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Sastra sebagai suatu ekspresi seni berpeluang mempersoalkan berbagai peristiwa di dunia nyata, salah satunya adalah persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke 42 bahasa, Pramoedya Ananta Toer adalah lambang harapan, perlawanan, dan keberanian melawan ketidakadilan.
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved