Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Ice Core Archive, sebuah freezer (ruang pendingin) raksasa di Kopenhagen, Denmark, menampung es sepanjang 25 kilometer (15 mil) yang sebagian besar dikumpulkan dari Greenland. 'Perpustakaan' ini membantu para ilmuwan memahami perubahan iklim.
“Apa yang kami miliki dalam arsip ini adalah perubahan iklim prasejarah, catatan aktivitas manusia dalam 10 ribu tahun terakhir,” kata profesor glasiologi Jorgen Peder Steffensen dari Universitas Kopenhagen seperti diktip AFP, Kamis (16/11).
Sejak 1991, Steffensen mengelola ‘gudang’ tersebut. Tempat ini salah satu yang terbesar di dunia dengan 40 ribu balok es yang ditumpuk di deretan rak panjang dalam kotak-kotak besar. Sampel beku itu unik, terdiri dari salju terkompresi dan bukan air beku.
“Semua ruang udara di antara kepingan salju terperangkap sebagai gelembung di dalamnya (dan) udara di dalam gelembung tersebut memiliki usia yang sama dengan es,” jelas Steffensen.
Ruang depan ‘gudang’ itu mirip dengan ruang baca perpustakaan. Di sinilah para ilmuwan dapat meneliti es yang telah mereka ambil dari "perpustakaan" atau ruang penyimpanan utama.
Namun mereka harus cepat karena suhu di ruang depan dijaga pada -18 derajat Celcius (-0,4F), jelas lebih nyaman dibandingkan dengan -30C (-22F) di ruang penyimpanan.
Di sini, Steffensen mengeluarkan balok es dari sebuah kotak. Gelembung udaranya terlihat dengan mata telanjang. Itu adalah salju yang turun selama musim dingin di tahun nol. “Jadi kita punya salju Natal yang sesungguhnya,” kata Steffensen sambil tersenyum lebar.
Batuan Dasar
Sebuah tim peneliti membawa inti es pertama ke Denmark pada tahun 1960-an dari Camp Century, sebuah pangkalan rahasia militer AS di Greenland.
Penemuan terbaru terjadi pada musim panas ini, ketika para ilmuwan menemukan batuan dasar di Greenland timur pada kedalaman 2,6 kilometer, dan mengumpulkan es tertua yang mungkin ada.
Sampel tersebut mengandung ekstrak dari 120 ribu tahun yang lalu, selama periode interglasial terbaru ketika suhu udara di Greenland 5C lebih tinggi dibandingkan saat ini.
“Dunia kini jauh lebih hangat dibandingkan saat ini. Tapi itu terjadi sebelum manusia ada di sana,” kata Steffensen.
Es yang baru didapat ini seharusnya membantu pemahaman para ilmuwan tentang kenaikan permukaan air laut, yang hanya dapat dijelaskan sebagian oleh menyusutnya lapisan es.
Penjelasan lain berasal dari aliran es yang bergerak cepat di lapisan yang mencair dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
“Jika kita memahami aliran es dengan lebih baik, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang seberapa besar kontribusinya (terhadap kenaikan permukaan laut) dari Greenland dan Antartika di masa depan,” kata Steffensen.
Dia berharap bisa memprediksi kenaikan permukaan air laut dalam 100 tahun dengan margin kesalahan 15 sentimeter -- peningkatan besar dibandingkan 70 sentimeter saat ini.
Harta Karun
Inti es adalah satu-satunya cara untuk menentukan keadaan atmosfer sebelum terjadinya polusi akibat ulah manusia. “Dengan inti es, kami telah memetakan bagaimana gas rumah kaca, karbon dioksida, dan metana bervariasi dari waktu ke waktu,” kata Steffensen.
“Dan kita juga bisa melihat dampak pembakaran bahan bakar fosil di zaman modern ini,” imbuh pria yang beristrikan Dorthe Dahl-Jensen, yang juga merupakan pakar terkemuka di bidang paleoklimatologi.
Proyek ini terpisah dari yayasan Ice Memory, yang telah mengumpulkan inti es dari 20 lokasi di seluruh dunia untuk melestarikannya bagi para peneliti masa depan di stasiun penelitian Concordia, kolaborasi Perancis-Italia di Antartika, sebelum menghilang selamanya karena perubahan iklim.
“Menyimpan memori es Greenland sangatlah baik,” kata kepala yayasan, Jerome Chappellaz. Namun, dia mencatat, penyimpanan sampel dalam freezer industri rentan terhadap gangguan teknis, pendanaan, serangan, atau bahkan perang.
Pada tahun 2017, ruangan pendingin yang rusak di Universitas Alberta di Kanada membuat 13% sampel es berharga berusia ribuan tahun terkena suhu panas yang tidak diinginkan.
Di Stasiun Concordia, suhu rata-rata tahunan adalah -55C, memberikan kondisi penyimpanan optimal selama berabad-abad mendatang. “Mereka punya harta karun,” kata Chappellaz, sambil mengajak Denmark untuk bergabung dengan proyek tersebut. “Kita harus melindungi ‘harta karun’ ini dan sejauh mungkin memastikan bahwa ini menjadi warisan dunia bagi umat manusia. tegasnya.” (AFP/M-3)
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
Terwujudnya Taman Kehati diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan ekosistem.
Gambar satelit NASA menunjukkan dampak pemanasan global di Alaska. Di mana lapisan salju tahun lalu telah menghilang dan menyisakan hamparan tanah kosong yang luas.
Menlu Denmark memanggil Dubes AS menanggapi laporan intelijen AS diarahkan untuk fokus ke Greenland, menyusul ancaman Donald Trump untuk menguasai pulau Arktik itu.
Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, menegaskan Greenland tidak akan diserahkan kepada Amerika Serikat di tengah tekanan dari Donald Trump dan pejabat AS.
Trump telah menyuarakan keinginannya untuk mencaplok Greenland sejak Desember 2024.
Presiden Vladimir Putin menegaskan komitmen Rusia untuk memperkuat posisinya di Arktik di tengah meningkatnya persaingan geopolitik.
Politisi Greenland mengecam rencana kunjungan Second Lady AS, Usha Vance, dan Penasihat Keamanan Nasional Trump, Mike Waltz, ke pulau itu di tengah ancaman Donald Trump.
Saat negara-negara berlomba mengamankan mineral langka, peta geologi baru telah mengungkap endapan paling berharga di dunia yang membentuk kembali dinamika kekuatan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved