Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
Secara perdana, Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) menyetujui penjualan daging ayam hasil rekayasa genetika yang dikembangkan di laboratorium. Upside Foods dan Good Meat asal negara bagian California merupakan dua perusahaan pertama di AS yang sudah menuntaskan proses peraturan baru tersebut untuk disalurkan ke berbagai pasar.
Dilansir dari New York Post pada Kamis (22/6), Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada November 2022 telah menyatakan bahwa daging hasil rekayasa genetika produksi dua perusahaan tersebut aman untuk dikonsumsi.
Daging yang dikembangkan di laboratorium itu sebenarnya mengandung protein hewani. Akan tetapi, tidak seperti daging tradisional, sehingga daging buatan ini tidak melewati proses penyembelihan hewan.
Peraturan baru ini seketika mendapat respons dari para pendukung hak asasi hewan. Mereka mengklaim bahwa daging genetika ini merupakan alternatif daging konsumsi yang lebih etis atau beretika karena dianggap tidak menyiksa hewan.
CEO dan pendiri Upside Foods, Uma Valeti mengatakan bahwa langka baru ini meluncurkan era baru produksi daging yang bertujuan menghilangkan bahaya bagi hewan dan secara drastis mengurangi dampak lingkungan dari penggembalaan, penanaman pakan ternak, dan limbah hewan.
“Persetujuan ini secara fundamental akan mengubah bagaimana daging sampai ke meja kita. Ini adalah langkah besar menuju era baru di masa depan yang lebih berkelanjutan untuk mempertahankan pilihan dan kehidupan,” ujar Valeti.
Proses pembuatan daging ini, kata dia, lebih mudah dengan melibatkan pengumpulan sel dari hewan hidup atau sel yang telah dibuahi, untuk selanjutnya dihimpun di bank sel. Sel-sel tersebut kemudian dibudidayakan di dalam tangki baja dan diberi nutrisi yang serupa dengan yang dikonsumsi hewan.
Daging buatan itu kemudian dibentuk menjadi potongan yang serupa dengan daging tradisional, seperti filet, nugget, hingga sate. Pada 2020, Good Meat juga telah diberikan izin untuk memproduksi daging buatan serupa di pasar Singapura.
“Tapi jangan mencari daging baru ini di toko kelontong AS dalam waktu dekat karena ayam yang dibudidayakan jauh lebih mahal daripada daging dari unggas utuh yang dibudidayakan dan belum dapat diproduksi seperti dalam skala daging tradisional,” kata Ricardo San Martin selaku direktur Alt Meat Lab di University of California Berkeley.
Menghilangkan Skeptis
Chief Operating Officer Upside Upside, Amy Chen mengatakan produk ayam mereka sudah melalui proses masak sehingga konsumen yang ingin mengonsumsi daging tersebut hanya perlu dipanaskan.
“Meskipun kami mengakui bahwa saat ini masih banyak konsumen skeptis dan akan merasa mual jika harus mengonsumsi ayam yang dibudidayakan dengan rekayasa lab,” ungkapnya.
Sentimen itu bergema dalam jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research. Separuh dari orang dewasa AS mengatakan mereka tidak mungkin mencoba daging yang ditanam menggunakan sel dari hewan.
“Ketika diminta untuk memilih dari daftar alasan keengganan mereka, sebagian besar dari yang tidak mungkin mencobanya mengatakan bahwa daging itu terdengar aneh dan sebagian lainnya mengatakan daging itu tidak aman dikonsumsi,” jelasnya.
Menurut Chen, skeptis itu bisa dihilangkan dengan edukasi dan sosialisasi lebih lanjut. Dia mengatakan saat orang mengerti bagaimana daging tersebut dibuat, mereka lebih bisa menerima. “Begitu mereka mencicipinya, akan merasa yakin akan daging budidaya ini,” katanya.
Tak hanya itu, kendala pengembangan daging itu adalah soal harga. Ketersediaan daging hasil rekayasa genetika itu diperkirakan Chen tidak akan terjadi dalam waktu dekat karena sebagian besar disebabkan oleh tingginya biaya produksi. Namun, restoran-restoran ternama di AS telah membuat kesepakatan untuk menggunakan daging hasil rekayasa tersebut di restoran mereka.
Perusahaan Upside Foods menyebutkan, pesanan pertama yang diproses pihak mereka merupakan pesanan daging untuk restoran bintang tiga Michelin milik Chef Dominique Crenn di San Francisco, Bar Crenn. Sementara pesanan pertama perusahaan Good Meat akan dijual kepada koki selebriti Jose Andrés.
Secara global, saat ini sudah ada lebih dari 150 perusahaan yang berfokus pada daging rekayasa. Tidak hanya ayam tapi juga babi, domba, ikan dan sapi, yang menurut para ilmuwan memiliki dampak terbesar terhadap lingkungan. (M-3)
Liburan sekolah bukan hanya tentang rehat dari rutinitas belajar, tapi juga momen tepat untuk menjelajahi pengalaman baru bersama keluarga di Pasar Senggol Bekasi
IRONWOOD Steak & Grill, steakhouse premium dengan filosofi “Steakhouse with Vibrant Soul of Asian Cuisine" menghadirkan sebuah perhelatan kuliner inovatif bertajuk Steak Wars.
HIJRIAH Food Festival 2025 digelar dalam menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
Chef Denny Boy Gunawan menghadirkan steak dengan cita rasa Asia di Ironwood Steak & Grill, Topgolf, Jakarta.
Betawi Market, sebuah acara yang mengusung semangat kebudayaan Betawi melalui ragam kuliner, produk lokal, dan pengalaman gaya hidup yang unik.
Sajian khas Asia yang spesial dihidangkan untuk Anda nikmati di Taste of Tiongkok Kimaya Braga Bandung. Terdiri dari pilihan menu Tiongkok favorit.
Pusat Pengurangan Risiko Bencana Universitas Indonesia melakukan kerja sama bidang Limnologi dan Hidrologi dengan BRIN untuk persiapan dan adaptasi perubahan iklim.
Masuknya genangan rob tak hanya ke permukiman warga di pesisir pantai, tapi sudah meluap sampai ke jalan raya
Menko AHY paparkan tiga langkah konkret atasi urbanisasi dan krisis iklim global di Forum BRICS, fokus pada keadilan sosial, lingkungan, dan infrastruktur berkelanjutan.
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Bagi korporasi, penerapan konsep environmental, social, and governance (ESG) menjadi hal yang semakin penting untuk bisa diimplementasikan.
Tanah tak lagi dipandang sekadar media tanam, tapi sebagai fondasi keberlangsungan hidup dan benteng terakhir ketahanan pangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved