Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
NASA telah meluncurkan pasangan terakhir dari kuartet satelit yang dirancang untuk melacak siklon tropis jam demi jam, dalam sebuah proyek yang dapat meningkatkan prediksi cuaca pada badai dahsyat. Sepasang satelit pertama telah berhasil diluncurkan awal bulan ini.
Pelacak badai, dikirim ke orbit dengan roket yang dibangun oleh perusahaan AS Rocket Lab dan diluncurkan dari Semenanjung Mahia Selandia Baru Jumat (26/5) pagi. Alat ini berukuran seperti kotak sepatu dan dapat terbang di atas badai (atau topan di Pasifik) setiap jam, dibandingkan dengan setiap enam jam dengan satelit saat ini.
"Sebagai warga Floridian seumur hidup, saya tahu secara langsung betapa pentingnya bagi jutaan orang Amerika untuk memiliki prakiraan badai yang tepat waktu dan akurat," kata administrator NASA Bill Nelson dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP.
"Curah hujan yang lebih deras dan banjir pesisir yang meningkat menghancurkan mata pencaharian dan merenggut nyawa, menunjukkan pentingnya sains mutakhir NASA untuk membantu menjawab pertanyaan yang tidak dapat dilakukan orang lain."
Informasi yang dikumpulkan tentang curah hujan, suhu, dan kelembapan dapat membantu para ilmuwan menentukan di mana badai akan terjadi dan seberapa kuatnya, sehingga dapat membantu orang yang tinggal di daerah pesisir lebih siap untuk kemungkinan evakuasi.
Dalam jangka panjang, pemahaman yang lebih baik tentang pembentukan dan evolusi badai ini dapat membantu memperbaiki model iklim.
Badai, atau topan, menjadi lebih kuat saat permukaan laut menghangat, kata para ilmuwan. Badai Ian, yang menghancurkan Florida pada tahun 2022, menewaskan puluhan orang dan menyebabkan kerusakan lebih dari US$100 miliar, menjadikannya bencana cuaca paling mahal di dunia tahun ini.
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS pada hari Kamis memperkirakan musim badai yang "mendekati normal" dengan 12 hingga 17 nama badai yang membawa angin dengan kecepatan setidaknya 39 mph (63 kph).
Setelah tiga musim dengan fenomena atmosfer yang disebut La Nina, yang memperburuk badai di Atlantik, NOAA memperkirakan fenomena ini akan berkembang musim panas ini, yang memiliki efek menekan aktivitas badai. (M-3)
Manusia telah menciptakan bangunan-bangunan menakjubkan, dan beberapa di antaranya bahkan dapat terlihat dari luar angkasa. Lalu, bangunan apa saja yang dimaksud? Berikut kami rangkum.
KINI manusia bisa menguburkan abu kremasi di bulan.
TELESKOP angkasa luar Hubble NASA/ESA menghasilkan gambar spektaku ler dari galaksi spiral ledakan bintang NGC 1792.
Prediksi NASA terhadap kondisi Jakarta berdasarkan beberapa faktor. Seperti, perubahan iklim, jumlah penduduk yang terus bertambah, hingga kenaikan permukaan air laut.
Kendaraan itu telah hilang kontrak dengan pusat kendali saat badai debu di Mars pada Juni tahun lalu.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menangkap gambar yang belum pernah terjadi mengenai interaksi gelombang kejut dari dua pesawat supersonik.
AKIBAT perubahan iklim, badai Atlantik membutuhkan waktu lebih lama untuk melemah setelah menghantam daratan bila dibandingkan dengan yang terjadi pada 50 tahun lalu.
Fenomena hujan es ini jarang terjadi di Kota Depok. Sebab, sebelumnya Kota Depok dilanda panas berkepanjangan dan baru beberapa pekan diguyur hujan.
Selain prioritas keselamatan karyawan yang harus dipikirkan. Ini juga mempermudah semua warga di DKI Jakarta. Pasalnya, jalanan Jakarta akan macet parah jika terjadi hujan
Hujan deras dan angin kencang bisa menimbulkan banjir serta longsor khususnya pada wilayah yang terdampak kebakaran hutan akhir tahun lalu
Sekitar 20 ribu penumpang terkena dampak pembatalan penerbangan.
Topan Idai telah memengaruhi lebih dari 1,5 juta orang di tiga negara Afrika selatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved