Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Sebuah penelitian terbaru menyebutkan lebih dari separuh danau dan waduk terbesar di dunia menyusut sehingga mengancam kebutuhan air di masa depan. Penelitian itu menyebut perubahan iklim dan konsumsi yang tidak berkelanjutan sebagai penyebab utamanya.
"Danau di dunia berada dalam masalah dan itu memiliki implikasi yang jauh dan luas," kata Balaji Rajagopalan, seorang profesor di University of Colorado Boulder dan salah satu penulis makalah, yang diterbitkan di jurnal Science, kepada AFP, Jumat (19/5).
“Benar-benar menarik perhatian kami bahwa 25% populasi dunia tinggal di cekungan danau yang trennya menurun,” lanjutnya. Itu artinya sekitar dua miliar orang akan terkena dampak temuan tersebut.
Menurut Rajagopalan, tidak seperti sungai, yang sering menjadi perhatian penelitian ilmiah, danau tidak terpantau dengan baik, meskipun sangat penting untuk kebutuhan air bagi manusia. Bencana lingkungan seperti di Laut Kaspia dan Laut Aral, memberi isyarat kepada para peneliti tentang krisis yang lebih luas.
Untuk mempelajari penyebab dan solusi atas masalah tersebut secara sistematis, tim yang terdiri dari ilmuwan dari Amerika Serikat, Prancis, dan Arab Saudi, mengamati 1.972 danau dan waduk terbesar di dunia, menggunakan pengamatan dari satelit dari tahun 1992-2020. (lihat grafis). Mereka berfokus pada danau air tawar yang lebih besar karena akurasi satelit yang lebih baik pada skala yang lebih luas, serta kepentingannya bagi manusia dan satwa liar.
Faktor iklim
Untuk mengumpulkan data, mereka menggabungkan gambar dari Landsat, program pengamatan Bumi yang berjalan paling lama, dengan tinggi permukaan air yang diperoleh oleh altimeter satelit untuk menentukan berapa volume danau bervariasi selama hampir 30 tahun.
Hasilnya: sekitar 53% danau dan waduk mengalami penurunan volume air, dengan laju sekitar 22 gigaton per tahun. Selama seluruh periode yang dipelajari, sebanyak 603 kilometer kubik air (145 mil kubik) di Danau Mead, yang menjadi cadangan air terbesar di Amerika Serikat, hilang.
Untuk mengetahui apa yang mendorong tren tersebut, tim menggunakan model statistik yang menggabungkan tren iklim dan hidrologi untuk mencari tahu faktor alam dan faktor manusia.
Untuk danau alam, sebagian besar terkait pemanasan iklim serta konsumsi air yang dilakukan manusia. Peningkatan suhu akibat perubahan iklim mendorong penguapan, tetapi juga dapat menurunkan curah hujan di beberapa tempat. "Tanda-tanda perubahan iklim meliputi semua faktor," kata Rajagopalan.
Penulis utama Fangfang Yao, rekan tamu di CU Boulder, menambahkan dalam sebuah pernyataan: "Banyak aktivitas manusia dan perubahan iklim memengaruhi penyusutan air danau sebelumnya tidak diketahui, seperti pengeringan Danau Good-e-Zareh di Afghanistan dan Danau Mar Chiquita di Argentina."
Dampak yang sama juga ditemukan di danau tropis lembah Amazon serta danau Arktik, menunjukkan tren penyebaran yang lebih luas dari yang diperkirakan. Akumulasi sedimentasi juga jadi penyebab atas menyusutnya air di waduk.
Tetapi meskipun sebagian besar danau global menyusut, hampir seperempatnya mengalami peningkatan penyimpanan air yang signifikan. Ini termasuk di Dataran Tinggi Tibet, di mana mencairnya gletser dan pencairan permafrost sebagian telah mendorong ekspansi air di danau pegunungan."
Hilary Dugan, seorang ilmuwan yang mempelajari sistem air tawar di University of Wisconsin-Madison dan yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan kepada AFP bahwa penelitian terbaru ini meningkatkan pemahaman ilmiah tentang variabilitas volume danau, yang sangat penting.
“Penelitian ini unik karena berfokus pada danau tertentu dan melaporkan jumlah volume air " katanya. Namun, dia menambahkan "Penting untuk diingat bahwa banyak persediaan air berasal dari danau dan waduk kecil dan penelitian di masa depan juga harus mempertimbangkan hal ini.”
Secara global, danau dan waduk air tawar menyimpan 87% air di planet ini. Oleh karena itu, perlu konsumsi secara berkelanjutan dan mitigasi iklim agar jumlahnya terus menyusut. "Jika sebagian besar danau air tawar mengering, Anda akan melihat dampaknya, jika tidak sekarang, atau dalam waktu yang tidak lama lagi," kata Rajagopalan. (M-3)
Tanah tak lagi dipandang sekadar media tanam, tapi sebagai fondasi keberlangsungan hidup dan benteng terakhir ketahanan pangan.
Sebanyak 73% sekolah di Indonesia berada di area rawan banjir.
"Karena Pulau Gag masuk dalam kategori pulau kecil, kegiatan penambangan bukan kegiatan yang diprioritaskan, serta dilarang sebagaimana Pasal 1 angka 3, Pasal 23 ayat (2) dan Pasal 35 huruf K,"
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Salah satu penyebab utama banjir rob adalah kondisi geologi tanah di wilayah tersebut yang masih berupa aluvial muda dan dominan lempung, sehingga air pasang sulit meresap ke dalam tanah.
Pada 2024, Climate Hack mengangkat isu-isu iklim krusial seperti pengelolaan sumber daya alam, limbah, transportasi, hingga pertanian dan kehutanan.
BERENANG di beberapa danau yang airnya tenang dapat menyebabkan infeksi Legionella, bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia, dan orang-orang yang berenang di perairan terbuka harus waspada
Banjir dan limpasan tersebut mengisi beberapa danau di Sahara, termasuk Sebkha el Melah di Aljazair dan beberapa danau yang tersebar di sekitar Erg Chebbi, Maroko.
Sebanyak enam buah danau seluas 27 hektar dan taman dibangun di wilayah Gedebage, Bandung, Jawa Barat dianggap sebagai salah satu upaya pengendalian banji di wilayah sekitar.
Gunung Kelimutu di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, naik status dari normal menjadi waspada pada Jumat (24/5) pukul 13.00 Wita.
Air Danau Ata Polo, satu dari tiga Danau Kelimutu, mengalami perubahan warna sebanyak empat kali dalam tujuh hari terakhir.
DI WWF 2024, Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana, mengatakan upaya mengelola danau Rawa Pening secara berkelanjutan dilakukan untuk menghadirkan manfaat bagi masyarakat Jateng.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved