Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
REMAJA adalah salah satu fase paling rumit sekaligus unik yang dialami setiap manusia. Seorang remaja umumnya memiliki sifat yang impulsif, ingin tahu, dan memiliki keberanian tinggi yang sayangnya tidak diimbangi dengan kemampuan berpikir panjang. Remaja juga dikenal gemar berbohong untuk mencapai tujuan dan mendapatkan keinginannya.
Menurut Irma Gustiana A,S.Psi.,M.Psi, sebagai Psikolong anak dan remaja Klinik Psikoligi Ruang Tumbuh, kebohongan adalah bagian dari perkembangan yang alami pada masa remaja. Remaja sedang mencari jati dirinya dan berusaha menemukan cara untuk berkomunikasi dengan orang lain dan mencari penerimaan.
Kadang-kadang, remaja bisa kesulitan untuk mengekspresikan diri dengan jujur dan terbuka, sehingga mereka menggunakan kebohongan sebagai bentuk pelindung diri atau cara untuk menarik perhatian.
Baca juga: Orangtua Bisa Jadi Teman Diskusi Anak Saat Pubertas
"Tapi, kalau kebohongan menjadi suatu hal yang terus-menerus dan berdampak negatif pada hubungan sosial atau akademik anak remaja, maka perlu untuk menangani hal tersebut dengan bijak," katanya.
Lanjutnya, apabila memperhatikan tanda-tanda tersebut, coba untuk mengajukan pertanyaan dengan bijaksana untuk membantu anak remaja berbicara secara jujur. Jangan membentak atau melabelnya.
Agar tidak serta-merta merasa emosi dan melabeli seorang remaja sebagai anak nakal karena suka berbohong, mari kita pelajari alasan mengapa remaja suka berbohong. Ini enam alasannya.
Baca juga: Gangguan Makan Bisa Ganggu Siklus Menstruasi Remaja
1. Menghindari situasi yang tidak nyaman.
Poin pertama ini dapat di contohkan seperti, konfrontasi dengan orang tua, teman-teman, atau melindungi perasaan orang lain.
2. Rasa ingin bebas
Rasa ingin bebas bisa memicu remaja untuk berbohong, sehingga menutupi kegiatan atau perilaku yang di anggap tidak di setujui oleh orang tua atau lingkungan.
3. Menarik dan mencari perhatian
Poiin ke tiga ini untuk menarik dan mencari perhatian orang-orang disekitarnya, terutama saat merasa kesepian, terisolasi, atau tidak diperhatikan orang tuanya.
4. Menghindari hukuman.
Menghindari hukuman atau konsekuensi dari tindakan yang salah atau perilaku yang tidak sesuai dengan harapan orang tua dan lingkungan.
5. Mencari Identitas diri
Mencari identitas diri dan ingin bisa di terima lingkungan sosialnya
6. Ingin menjaga privasinya
Selain karena mencari identitas juga karena anak ingin menjaga privasinya dan tidak ingin membagikan semua informasi tentang dirinya dengan orang tua atau orang lain.
Dampak Buruk
Meski umumnya kebiasaan itu akan berkurang seiring bertambahnya usia dan kedewasaan seorang remaja, tapi jika terlalu sering dan jadi kebiasaan, itu tak hanya bisa berdampak buruk pada hubungan dengan orang sekitar, kebiasaan berbohong juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan. Apalagi kalau ini dilakukan secara terus-menerus, kebiasaan bohong tersebut bisa saja tanda dari gangguan mental yang disebut mythomania.
Hal ini karena seseorang akan merasa terbebani secara fisik dan emosional saat berbohong, terlebih jika suatu kebohongan diikuti dengan kebohongan lainnya. Dalam jangka panjang, kondisi ini akan menyebabkan stres.
Penelitian membuktikan bahwa stres yang dialami seseorang yang berbohong dapat memicu terjadinya berbagai masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, obesitas, gangguan kecemasan, depresi, dan bahkan kanker.
Sementara itu, studi lainnya menunjukkan bahwa orang yang berkata jujur cenderung memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang di sekitarnya dan memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena penyakit daripada orang yang sering berbohong.
Karena itu, jika Anda memiliki anak, adik, atau anggota keluarga lain berusia remaja yang kerap berbohong, jangan ragu untuk cari tahu alasannya dan lakukan pendekatan untuk membantunya menghilangkan kebiasaan berbohong tersebut.
(Z-9)
Anak dan remaja membutuhkan ruang yang aman dan suportif untuk menyalurkan tekanan emosional yang mereka rasakan, terutama pada masa transisi seperti awal tahun ajaran baru.
Keterlibatan remaja sejak awal menjadi fondasi utama Gerakan RAW termasuk dalam merumuskan nama, nilai, dan arah strategis yang mencerminkan suara dan kebutuhan mereka.
Kasus diabetes pada anak muda makin meningkat akibat pola makan buruk dan gaya hidup pasif. Kenali penyebab, dampak, dan cara pencegahannya sejak dini.
Banyak orang tua lupa memeriksakan kesehatan remaja secara rutin. Padahal, masa remaja rentan terhadap masalah pubertas
3 masalah mental remaja: identitas diri, emosi, dan sosial. Peran orang tua krusial dalam masa tumbuh kembang usia 10–18 tahun.
HASIL survei yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) usia pertama kali remaja di wilayah Jabar yang terlibat dalam hubungan seksual kini semakin muda.
Kasus tawuran antar kelompok remaja yang diduga menewaskan satu orang di Jalan Taruna Jaya, Cibubur, Jakarta Timur, masih diselidiki oleh pihak kepolisian.
Ketua Pengurus Surau Gadang Darus Salikin, Defri menekankan pentingnya mengenalkan Tahun Baru Islam sebagai identitas dan budaya umat Muslim.
FSGI menilai hal itu merupakan kebijakan instan, tidak menyentuh akar masalah, dan berpotensi tidak berdampak jangka panjang dalam perubahan perilaku.
Enam remaja yang hendak tawuran di kawasan Jalan Pal Putih, Kelurahan Kramat, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, ditangkap Polres Metro Jakarta Pusat.
Dedi Mulyadi merencanakan program militer bagi orang dewasa yang kerap nongkrong di perempatan, mabuk-mabukan, tawuran, hingga pelaku tindak pidana ringan.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi meninjau langsung pelaksanaan kegiatan pendidikan karakter bagi pelajar bermasalah, Sabtu (3/5).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved