Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ORANGTUA harus bisa menjadi teman diskusi anak ketika masa pubertas demi menghindari ledakan emosi dan perilaku berisiko. Hal itu dikatakan psikolog Klinis Anak, Remaja, dan Keluarga Roslina Verauli.
"Orangtua menjadi jaring pengaman bagi putra dan putri ketika mereka memiliki problem. Pendampingan di rumah adalah landasan dari segalanya," ucap psikolog yang akrab disapa Vera itu, dikutip Selasa (18/4).
Vera mengatakan remaja di masa pubertas juga butuh pendampingan orangtua dari sisi psikologis. Kurangnya penanganan dan perhatian akan masalah kesehatan mental remaja dan bisa jadi memicu kerentanan remaja.
Baca juga: Ini Tanda-tanda Menuju Puber di Remaja Putri Menurut Ahli
Ia melanjutkan, peran orangtua juga sangat besar dalam psikososial remaja, di antaranya menunjukkan penerimaan dan kasih sayang, memberikan model afeksi yang tepat, memberikan informasi tentang pendidikan seksualitas, memberi akses ke profesional untuk remaja, dan melatih membuat keputusan seksual yang sehat.
"Tugas kita sebagai orangtua adalah memberikan pendidikan seks berkualitas dan gender agar putra dan putri kita nanti mampu membuat keputusan seksual yang tepat untuk dirinya hingga nanti di usia dewasa 20 tahun," ucap Vera.
Selain itu, jika anak bercerita, orangtua harus menunjukkan menerima mereka. Jika komunikasi orangtua negatif, anak cenderung akan menghindar.
Baca juga: Paparan Cahaya Biru Gawai Pada Kanak-kanak Picu Risiko Pubertas Dini
Menurut psikolog lulusan Universitas Tarumanegara ini, saat pubertas remaja sedang butuh dukungan, tidak hanya dari orangtua tapi juga dari teman-temannya.
Jika ada masalah dalam komunikasi, mereka berpotensi akan lari ke sosial media yang jauh lebih beresiko.
"Dekati anak sesuai dengan zamannya, dengan teknik yang sesuai dengan si anak. Contohnya dengan membahas film, lirik lagu atau sosial media yang mereka ikuti," ucap Vera.
Terkait masalah kesehatan reproduksi, Vera mengatakan anak remaja harus dipenuhi kebutuhan nutrisi dan aktivitasnya untuk bisa mengeluarkan hormon yang terjadi selama masa pubertas.
"Anak remaja membutuhkan energi besar. Mereka harus cukup tidur, walaupun di usia remaja mereka susah tidur. Bahkan, jumlah jam tidur remaja lebih besar daripada anak SD. Cukupkan exercise atau olahraga karena ini baik untuk release hormon, dan berikan nutrisi yang sesuai," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved