Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ORANGTUA harus bisa menjadi teman diskusi anak ketika masa pubertas demi menghindari ledakan emosi dan perilaku berisiko. Hal itu dikatakan psikolog Klinis Anak, Remaja, dan Keluarga Roslina Verauli.
"Orangtua menjadi jaring pengaman bagi putra dan putri ketika mereka memiliki problem. Pendampingan di rumah adalah landasan dari segalanya," ucap psikolog yang akrab disapa Vera itu, dikutip Selasa (18/4).
Vera mengatakan remaja di masa pubertas juga butuh pendampingan orangtua dari sisi psikologis. Kurangnya penanganan dan perhatian akan masalah kesehatan mental remaja dan bisa jadi memicu kerentanan remaja.
Baca juga: Ini Tanda-tanda Menuju Puber di Remaja Putri Menurut Ahli
Ia melanjutkan, peran orangtua juga sangat besar dalam psikososial remaja, di antaranya menunjukkan penerimaan dan kasih sayang, memberikan model afeksi yang tepat, memberikan informasi tentang pendidikan seksualitas, memberi akses ke profesional untuk remaja, dan melatih membuat keputusan seksual yang sehat.
"Tugas kita sebagai orangtua adalah memberikan pendidikan seks berkualitas dan gender agar putra dan putri kita nanti mampu membuat keputusan seksual yang tepat untuk dirinya hingga nanti di usia dewasa 20 tahun," ucap Vera.
Selain itu, jika anak bercerita, orangtua harus menunjukkan menerima mereka. Jika komunikasi orangtua negatif, anak cenderung akan menghindar.
Baca juga: Paparan Cahaya Biru Gawai Pada Kanak-kanak Picu Risiko Pubertas Dini
Menurut psikolog lulusan Universitas Tarumanegara ini, saat pubertas remaja sedang butuh dukungan, tidak hanya dari orangtua tapi juga dari teman-temannya.
Jika ada masalah dalam komunikasi, mereka berpotensi akan lari ke sosial media yang jauh lebih beresiko.
"Dekati anak sesuai dengan zamannya, dengan teknik yang sesuai dengan si anak. Contohnya dengan membahas film, lirik lagu atau sosial media yang mereka ikuti," ucap Vera.
Terkait masalah kesehatan reproduksi, Vera mengatakan anak remaja harus dipenuhi kebutuhan nutrisi dan aktivitasnya untuk bisa mengeluarkan hormon yang terjadi selama masa pubertas.
"Anak remaja membutuhkan energi besar. Mereka harus cukup tidur, walaupun di usia remaja mereka susah tidur. Bahkan, jumlah jam tidur remaja lebih besar daripada anak SD. Cukupkan exercise atau olahraga karena ini baik untuk release hormon, dan berikan nutrisi yang sesuai," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Orangtua perlu memberikan contoh kepada anak dan menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi.
Instansi pendidikan berperan dalam menyediakan ruang aman bagi anak untuk dapat mengembangkan diri dan meningkatkan pengetahuan.
Meski berguna untuk hal positif seperti belajar jarak jauh, ponsel ini juga kerap menjadi pintu masuk untuk berbagai masalah terkait dengan era digital ini.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved