Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

“Inang” Angkat tentang Mitos Jawa dan Perjuangan Perempuan Hamil

Devi Harahap
06/10/2022 08:00
 “Inang” Angkat tentang Mitos Jawa dan Perjuangan Perempuan Hamil
Sebnagian dari para pemeran film Inang(MI/Devi Harahap)

Film “Inang” akan segera tayang di bioskop Tanah Air setelah melakukan premier dunia di Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) 2022. Film horror-thriller pertama besutan sutradara Fajar Nugros itu dijadwalkan akan segera tayang serempak pada 13 Oktober 2022.

Fajar mengatakan cerita “Inang” memiliki kesan yang mendalam baginya dan tim yang terlibat lantaran mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi banyak hal berbeda dari film-film sebelumnya. Salah satunya, keresahan sosial tentang sudut pandang seorang perempuan hamil melalui karakter bernama Wulan yang menghadapi kerasnya hidup di ibu kota.

“Dulu itu setiap hari saya selalu naik commuter line dan sering melihat mba-mba dan ibu-ibu hamil dan bersusah payah. Saya ingin mengisahkan bagaimana sebuah kota besar memperlakukan wanita single mother dan apakah kota ini sudah ramah terhadap wanita. Akhirnya semua keresahan saya itu berkembang menjadi sebuah cerita Inang ini,” ujar Fajar Nugros, Head of IDN Pictures & Sutradara Film "Inang" dalam jumpa pers screening Film “Inang” di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Rabu (5/10).

Sebagai film horror-thriller dengan beberapa adegan jump scared, “Inang” menceritakan kisah seputar perjuangan perempuan, kasih sayang orang tua, dan realita kehidupan yang dibalut unsur mitos Jawa yang menjadi inspirasi utama film ini, yaitu sebuah mitos Jawa, Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan.

“Saya orang Jawa dari kecil hiudp di Jogja yang selalu dekat dengan tradisi slametan, ada apapun harus selalu slametan agar tidak sial, hal itu nempel di kepala sampai sekarang. Kita aja yang lahir di hari ngga sial menurut mitos aja aja sering melakukan slametan. Ketika saya melihat mba-mba hamil di commuter line saya berpikir kalau anak mereka lahir di hari yang dianggap sial, slametan seperti apa yang harus orang tua lakukan? Itu awal mula ide yang mendasari film ini,” ujarnya.

Fajar lebih lanjut mengungkapkan kenapa cerita ini penting untuk diangkat, lewat film “Inang” dia ingin ikut mengenalkan betapa budaya Indonesia sangat beragam, terutama terkait mitos atau tradisi lokal yang dekat dengan masyarakat.

“Meski sering dilihat hanya sebagai tradisi, saya merasa ini menjadi nilai yang menarik untuk diangkat, karena ternyata masih banyak yang belum tahu mengenai Rebo Wekasan ini. Tentu saja di berbagai banyak suku pasti punya hari sial, tapi bagaimana kita memaknai dan menghargai,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Susanti Dewi selaku sutradara, menggambarkan pusat film “Inang” menceritakan tentang perjuangan seorang perempuan yang harus bertahan hidup dan mempertahankan kandungannya dengan segala macam trauma dan cobaan.

“Sebagai perempuan, cerita ini mengangkat kisah yang dekat dengan saya dan mungkin kita semua, bagaimana seorang perempuan harus menjalani kerasnya kehidupan di kota Jakarta, jadi aku rasa kita semua pernah mengalami rasanya berkorban dalam berbagai hal,” katanya.

Film “Inang” yang diproduksi oleh IDN Pictures ini dibintangi oleh sederet artis ternama seperti Naysila Mirdad, Dimas Anggara, Lydia Kandou, Rukman Risadi, Pritt Timothy, Nungki Kusumastuti, Rania Putrisari, Totos Rasiti, Muzakki Ramdhan, David Nurbianto, dan Emil Kusumo.

Kisah “Inang” berfokus pada seorang perempuan bernama Wulan, seorang karyawan supermarket yang ditinggalkan pacarnya dalam keadaan hamil, di tengah kesulitan ekonomi dia pun harus bekerja keras untuk menjaga anak di kandungannya seorang diri.

Di tengah kewalahannya mengurus kandungan dan pekerjaan, Wulan kemudian bertemu dengan sekumpulan orang yang mendedikasikan dirinya untuk membantu para calon ibu seperti dirinya. Hingga pada akhirnya, Wulan pun bertemu dengan keluarga Santoso yang ingin mengadopsi anaknya kelak dan mengajak untuk tinggal bersama.

Akan tetapi, perlahan-lahan dia mulai menemukan hal-hal janggal dari keluarga tersebut. Wulan yang polos tak menyadari jika keluarga Santoso memiliki niat jahat pada dirinya dan anak dalam kandungannya untuk dijadikan tumbal dalam sebuah tradisi.(M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya