Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Badan Antariksa Amerika (NASA) telah merancang sebuah tas yang memungkinkan para astronautnya mengirim informasi mengenai peta permukaan bulan yang sangat detail dan belum pernah terjadi sebelumnya. Tas ini disebut Kinematic Navigation and Cartography Knapsack (disingkat KNaCK).
Dilansir dari Sciencealert, Jum’at (22/4), tas itu dilengkapi dengan pemindai LIDAR portabel yang terus-menerus memindai tanah saat pemakainya berjalan dan dapat mengumpulkan informasi rinci tentang topologi permukaan di sekitarnya.
“Pada dasarnya, sensor adalah alat survei untuk navigasi dan pemetaan sains, mampu membuat peta 3D beresolusi sangat tinggi pada tingkat presisi sentimeter dan memberi mereka konteks ilmiah yang kaya,” kata ilmuwan planet Michael Zanetti dari Marshall Space Flight NASA.
Michael juga menjelaskan bahwa sensor ini akan membantu dalam memastikan keselamatan astronot dan kendaraan rover di lingkungan bulan yang ditolak GPS, selain itu sistem ini juga bisa mengidentifikasi jarak sebenarnya ke landmark yang jauh dan menunjukkan kepada penjelajah secara real time seberapa jauh mereka telah datang dan seberapa jauh yang tersisa untuk dicapai.
Sistem ini menggunakan teknologi yang disebut Frequency-Modulated Continuous Wave (FMCW) LIDAR. Seperti namanya, alat ini mengirimkan sinar laser terus menerus dengan frekuensi termodulasi.
Ketika cahaya ini dipantulkan dari permukaan maka frekuensinya berubah. Ketika frekuensi cahaya yang diubah ini kembali ke detektor LIDAR, akan dibandingkan dengan cahaya yang dipancarkan. Perbedaan antara keduanya sebanding dengan jarak ke permukaan, dan proses ini menghasilkan peta topografi yang terperinci.
Tas KnaCK ini dapat membuatnya efisien dan efektif seperti yang dinginkan para astronaut di bulan.
KNaCK juga mampu mengumpulkan jutaan titik pengukuran per detik, dan bahkan bekerja dalam kegelapan, untuk menghasilkan sistem navigasi waktu nyata yang dapat membantu astronaut yang mencoba menavigasi lingkungan asing yang tidak bersahabat.
“Sebagai manusia, kita cenderung mengorientasikan diri kita berdasarkan landmark atau bangunan tertentu dan rerimbunan pohon, namun hal-hal itu tidak ada di Bulan. Maka KNaCK akan terus memungkinkan penjelajah melintasi permukaan untuk menentukan pergerakan, arah, dan orientasi mereka ke puncak yang jauh atau ke basis operasi mereka, bahkan dapat menandai situs tertentu di mana mereka menemukan beberapa mineral unik atau formasi batuan, sehingga yang lain dapat dengan mudah kembali untuk studi lebih lanjut,” jelasnya.
NASA bermitra dengan Torch Technologies Inc. untuk mengembangkan ransel dan Aeva Inc. untuk memasok sensor LIDAR. NASA memiliki sedikit pekerjaan untuk mengembangkan prototipe lebih lanjut..
Pada November 2021, perangkat itu digunakan untuk memetakan kawah gunung berapi, dan juga telah digunakan untuk melakukan rekonstruksi 3D bukit pasir penghalang laut di NASA's Kennedy Space Center di Florida.
Ilmuwan NASA akan terus menggunakan KNaCK untuk menilai dampak erosi badai di bukit pasir, yang saat ini melindungi landasan peluncuran roket utama NASA. KNaCK juga akan menjalani uji lapangan utama di Institut Virtual Penelitian Eksplorasi Tata Surya NASA di New Mexico.
Saat ini KNaCk berukuran ransel dan beratnya sekitar 18 kilogram (40 pon). Teknologi ini juga membutuhkan beberapa pemeriksaan untuk melindunginya dari radiasi matahari yang keras dan gravitasi yang lebih rendah di Bulan.
“Mengambil keuntungan dari kemajuan terbaru dalam teknologi LIDAR dari Aeva, unit pengeras ruangan generasi berikutnya dengan dukungan dari Torch Technologies akan seukuran kaleng soda dan dapat memungkinkan operasi permukaan bulan tidak seperti sebelumnya,” kata Zanetti.(M-4)
Ledakan gelombang radio pendek yang diguga FRB dari galaksi jauh, ternyata berasal dari satelit tua NASA bernama Relay 2.
NASA berhasil mengabadikan lokasi jatuhnya Resilience milik perusahaann ispace di Bulan.
Perseteruan Donald Trump dan Elon Musk memperparah ketidakpastian masa depan NASA.
Kapsul Dragon dari SpaceX memiliki peran vital bagi NASA dalam mengangkut astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Musk menulis di platform X bahwa SpaceX akan segera mulai menonaktifkan wahana antariksa Dragon miliknya.
NASA menegaskan akan terus berupaya mewujudkan visi luar angkasa Presiden Donald Trump. Ini dilakukan NASA meski Elon Musk telah menghentikan pengoperasian wahana Dragon.
Astronaut NASA Suni Williams dan Nick Hague berhasil menyelesaikan misi luar angkasa yang kompleks dan bersejarah pada 16 Januari 2025.
Dalam video tetap terlihat bagaimana pohon natal berukuran kecil terhias dengan cantik, ada juga potret miniatur boneka salju yang didesain sedemikian rupa oleh keempat astronaut.
Astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) merayakan Natal dengan dekorasi unik, makanan spesial, dan pesan hangat untuk Bumi.
Laporan terbaru mengungkapkan bahwa misi Polaris Dawn yang dilaksanakan oleh SpaceX menghadapi tantangan besar sebelum melaksanakan spacewalk komersial pertama dalam sejarah.
Misi eksplorasi Venus yang telah lama dinantikan, yang mencakup tiga misi utama untuk kembali ke planet dengan suhu ekstrem ini, kembali menghadapi penundaan.
Setelah misi pendaratan terakhir di Bulan pada 1972, hingga kini para astronaut belum kembali lagi ke sana.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved