Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
Negara-negara di dunia berkomitmen untuk melakukan aksi nyata demi menekan peningkatan suhu global. Ditargetkan peningkatan suhu global tak mencapai 1,5 derajat celcius di 2030 mendatang.
Meski tak sedikit yang optimis, angka tersebut dinilai terlalu ambisius. Target tersebut dinilai sulit dicapai mengingat saat ini mobilitas serta aktivitas manusia juga semakin tinggi dan cepat.
"Meski mengecewakan tapi saya rasa target 1,5 derajat itu tak akan tercapai. Mungkin kalau 2 derajat masih akan bisa dikejar," ujar Ahli Ekologi dan Biologi Kelautan, Universitas California, AS, Profesor Ben Halpern, ketika diwawancara Media Indonesia via zoom yang difasilitasi Kedubes AS, di Jakarta, Kamis, (21/4).
Halpern mengatakan, untuk mencapai angka dua derajat saja ketercapaiannya masih akan sangat sulit. Dibutuhkan usaha keras semua negara di dunia dan juga masyarakat global secara masif.
Jika melihat kondisi kerusaka lingkungan di berbagai wilayah saat ini, Halpern mengatakan sangat sulit untuk bisa mencapai target konservasi secara signifikan hingga 2030 mendatang. Sementara konservasi di berbagai lini perannya sangat penting untuk menekan peningkatan suhu bumi dan laju perubahan iklim.
"Jadi sekali lagi 1,5 derajat cenderung mustahil. Meski begitu bukan berarti semua upaya yang dilakukan selama ini jadi sia-sia," ujarnya.
Ia mengatakan, meski belum berdampak besar setiap upaya menekan dampak perubahan iklim dan penyelamatan lingkungan tetap perlu dilakukan. Dengan begitu dampak buruknya bisa ditekan dalam jangka panjang.
"Jadi meski mungkin target-target di 2030 sulit tercapai, upaya-upaya konkret yang dilakukan akan menjadi penyelamat dari potensi kerusakan lingkungan yang lebih parah dalam jangka panjang," tuturnya.(M-4)
Kemah pengkaderan ini juga mengangkat persoalan-persoalan lingkungan, seperti perubahan iklim yang mengakibatkan bencana alam.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Fenomena salju langka menyelimuti Gurun Atacama, wilayah terkering di dunia, menghentikan sementara aktivitas observatorium ALMA.
Dalam serangkaian lokakarya yang digelar selama lima hari tersebut, para musisi membahas akar penyebab krisis iklim, peran seni dan budaya dalam mendorong perubahan nyata.
Pusat Pengurangan Risiko Bencana Universitas Indonesia melakukan kerja sama bidang Limnologi dan Hidrologi dengan BRIN untuk persiapan dan adaptasi perubahan iklim.
Masuknya genangan rob tak hanya ke permukiman warga di pesisir pantai, tapi sudah meluap sampai ke jalan raya
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Ketika wilayah jelajah buaya menyempit akibat alih fungsi lahan dan pembangunan permukiman, buaya cenderung masuk ke lingkungan manusia untuk mencari makan.
PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) menyelenggarakan serangkaian kegiatan lingkungan bertema Beat Plastic Pollution atau Hentikan Polusi Plastik.
Sebagai bentuk implementasi nyata dari komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), Krakatau Posco menjalankan program konservasi mangrove di Desa Lontar, Serang
Hotel ibis Palembang Sanggar dengan bangga mengumumkan keberhasilan meraih sertifikasi Green Key, sebuah penghargaan prestisius bertaraf internasional
Kepolisian RI dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk sinergi dalam penegakan hukum guna memastikan kelestarian lingkungan hidup Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved