Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Negara-negara di dunia berkomitmen untuk melakukan aksi nyata demi menekan peningkatan suhu global. Ditargetkan peningkatan suhu global tak mencapai 1,5 derajat celcius di 2030 mendatang.
Meski tak sedikit yang optimis, angka tersebut dinilai terlalu ambisius. Target tersebut dinilai sulit dicapai mengingat saat ini mobilitas serta aktivitas manusia juga semakin tinggi dan cepat.
"Meski mengecewakan tapi saya rasa target 1,5 derajat itu tak akan tercapai. Mungkin kalau 2 derajat masih akan bisa dikejar," ujar Ahli Ekologi dan Biologi Kelautan, Universitas California, AS, Profesor Ben Halpern, ketika diwawancara Media Indonesia via zoom yang difasilitasi Kedubes AS, di Jakarta, Kamis, (21/4).
Halpern mengatakan, untuk mencapai angka dua derajat saja ketercapaiannya masih akan sangat sulit. Dibutuhkan usaha keras semua negara di dunia dan juga masyarakat global secara masif.
Jika melihat kondisi kerusaka lingkungan di berbagai wilayah saat ini, Halpern mengatakan sangat sulit untuk bisa mencapai target konservasi secara signifikan hingga 2030 mendatang. Sementara konservasi di berbagai lini perannya sangat penting untuk menekan peningkatan suhu bumi dan laju perubahan iklim.
"Jadi sekali lagi 1,5 derajat cenderung mustahil. Meski begitu bukan berarti semua upaya yang dilakukan selama ini jadi sia-sia," ujarnya.
Ia mengatakan, meski belum berdampak besar setiap upaya menekan dampak perubahan iklim dan penyelamatan lingkungan tetap perlu dilakukan. Dengan begitu dampak buruknya bisa ditekan dalam jangka panjang.
"Jadi meski mungkin target-target di 2030 sulit tercapai, upaya-upaya konkret yang dilakukan akan menjadi penyelamat dari potensi kerusakan lingkungan yang lebih parah dalam jangka panjang," tuturnya.(M-4)
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
PEMERINTAH Indonesia menegaskan komitmennya dalam mempercepat mitigasi perubahan iklim melalui dukungan pendanaan dari Green Climate Fund (GCF).
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
KLH/BPLH resmi meluncurkan konsep Adipura Baru, sistem evaluasi pengelolaan sampah nasional yang menekankan pendekatan tegas, objektif, dan terintegrasi.
Pantai Ungkea, yang merupakan salah satu kawasan wisata dan habitat alami di Morowali Utara, menjadi fokus utama pembersihan dari sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya.
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Ketika wilayah jelajah buaya menyempit akibat alih fungsi lahan dan pembangunan permukiman, buaya cenderung masuk ke lingkungan manusia untuk mencari makan.
PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) menyelenggarakan serangkaian kegiatan lingkungan bertema Beat Plastic Pollution atau Hentikan Polusi Plastik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved