Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Masalahnya, benarkah masalah kelebihan lemak itu dapat diatasi hanya dengan memperbaiki kualitas tidur seseorang?
Baca juga: Hindari Makanan dan Minuman ini Saat Menginjak Usia Kepala Lima
Berangkat dari pernyataan itu, Tasali dan timnya lantas mencoba melakukan uji klinis pada 80 individu dengan rentang usia 21 hingga 40 tahun. Uji klinis dilakukan mulai 1 November 2014 hingga 30 Oktober 2020, yang kemudian hasilnya dipublikasikan secara daring melalui jurnal JAMA Internal Medicine, pekan lalu.
"Indeks massa tubuh (responden -red) sekitar 25,0 hingga 29,9, dan memiliki kebiasaan tidur kurang dari 6,5 jam per malam. Setelah sesi konseling, mereka kemudian meningkatkan durasi tidurnya rata-rata 1,2 jam per malam," kata Tasali, seperti dilansir dari Sci News, Rabu, (16/2).
Dari peningkatan durasi tidur itu, Tasali mengatakan, rata-rata peserta tiap harinya dapat mengurangi asupan sekitar 270 kkal (kilo kalori). Jika kebiasaan itu dipertahankan setidaknya dalam tiga tahun, kata dia, penurunan berat badan yang didapat oleh masing-masing individu bisa mencapai kurang lebih 12 kg.
Baca juga: Ini Penyebab Berat Badan Naik Cepat Usai Lebaran
“Meskipun penelitian ini secara sistematis tidak meninjau faktor lain yang mungkin turut memengaruhi kebiasaan tidur, akan tetapi pembatasan penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur juga menjadi sebagai salah satu intervensi utamanya,” imbuh Tasali.
Tasali berharap hasil penelitian ini dapat memantik studi baru di masa depan. Ia juga menyarankan agar para peneliti nantinya dapat meninjau hubungan antara penurunan berat badan dan rata-rata durasi tidur yang lebih lama.
“Sekarang kami telah menunjukkan bahwa dalam kehidupan nyata, Anda dapat memperbaiki kualitas tidur dan makan lebih sedikit kalori tanpa banyak mengubah gaya hidup lainnya. Ini benar-benar dapat membantu orang yang mulai mencoba menurunkan berat badan," pungkasnya. (M-4)
Ilmuwan Salk Institute menggunakan teknologi CRISPR untuk mengidentifikasi mikroprotein kunci dalam sel lemak, berpotensi jadi target terapi obesitas.
Jumlah penderita kanker hati di seluruh dunia diperkiakan hampir dua kali lipat pada 2050, jika pencegahannya tidak segara ditingkatkan.
Pola makan lebih dominan sebagai pemicu obesitas dibandingkan tingkat aktivitas fisik harian.
Hasil skrining kesehatan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi DKI Jakarta. Pada skrining itu salah satunya ditemukan 62,09% obesitas.
Hasil pemeriksaan kesehatan ASN DKI Jakarta pada 2024 menunjukkan salah satunya, sebanyak soal ASN Jakarta yang mengalami obesitas dan masalah kejiwaan.
BANYAK mengonsumsi gula bisa berbahaya bagi tubuh untuk jangka panjang karena bisa terserang berbagai penyakit salah satunya obesitas hingga diabetes melitus.
Dalam tidur, tubuh melewati beberapa tahapan, mulai dari tidur ringan hingga tidur dalam, termasuk fase Rapid Eye Movement yang penting untuk pemulihan mental dan konsolidasi memori.
Keempat tahapan tidur itu dihitung menjadi satu siklus yang durasinya bervariasi antara 1,5 sampai 2 jam. Durasi yang dimiliki setiap orang dikatakannya berbeda-beda.
Para peneliti menganalisis data dari 88. 905 orang dewasa yang menggunakan sensor pada pergelangan tangan untuk memantau paparan cahaya selama seminggu
Studi yang mengevaluasi data dari 15. 306 orang di Tiongkok ini menemukan bahwa sekitar 26% peserta dengan pola tidur yang baik secara konsisten mempunyai risiko yang jauh lebih rendah
Sleep paralysis atau ketindihan adalah ketidakmampuan tubuh untuk bergerak saat awal atau akhir tidur, meski kesadaran sudah kembali.
Tidur merupakan proses biologis yang penting untuk kesehatan fisik dan mental, diatur oleh sistem saraf pusat dan dipengaruhi oleh hormon seperti melatonin dan kortisol.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved