Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
Demi mendapatkan kualitas tidur yang baik, beberapa orang sering bertanya apakah mereka harus berbagi tempat tidur dengan hewan peliharaan.
Lalu, apakah benar tidur bersama hewan peliharaan dapat meningkatkan kualitas tidur seseorang dan hewan peliharaannya?
Dr. Dana Varble, kepala petugas dokter hewan untuk Komunitas Hewan Amerika Utara mengatakan jika secara umum, sangat baik bagi hewan peliharaan khususnya anjing dan kucing untuk tidur dengan pemiliknya. Ini dikarenakan anjing dan kucing yang berbagi tempat tidur dengan manusia (pemiliknya) cenderung memiliki tingkat kepercayaan lebih tinggi dan ikatan lebih erat dengan manusia yang ada dalam hidup mereka.
"Anjing dan kucing yang lebih dekat dengan manusia mendapatkan manfaat kesehatan tambahan, termasuk peningkatan neurotransmiter yang bermanfaat seperti oksitosin dan dopamin, hormon perasaan baik," kata Dr. Varble, seperti dilansir dari cnn.com, Jumat (5/11).
Lalu, apakah baik bagi Anda untuk tidur dengan hewan peliharaan? Para ahli mengatakan tidak karena Anda mungkin tidak mendapatkan kualitas tidur.
"Hewan bisa bergerak, menggonggong dan mengganggu tidur. Tidur pada anjing dan kucing tidak terus menerus dan mereka pasti akan bangun dan berjalan di tempat tidur, menginjak manusia. Semua aktivitas itu akan menyebabkan fragmentasi tidur," kata Dr. Vsevolod Polotsky, direktur penelitian tidur dan profesor di departemen kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.
Saat tubuh kita sering terbangun saat tidur dikaitkan dengan pelepasan hormon stres, kortisol, yang dapat membuat tidur lebih buruk, jelas Kristen Knutson, profesor neurologi dan kedokteran pencegahan di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa hewan peliharaan di kamar tidur dapat bermanfaat bagi sebagian dari kita.
"Orang dengan depresi atau kecemasan dapat mengambil manfaat dari memiliki hewan peliharaan mereka di tempat tidur karena hewan peliharaan yang berbulu membuat mereka mungkin merasa bahwa makhluk berbulu yang nyaman, mengurangi kecemasan mereka," kata spesialis tidur Dr. Raj Dasgupta, asisten profesor kedokteran klinis di Keck School of Medicine di University of Southern California.
Berdasarkan data yang dikumpulkan pada 2017 dari Mayo Clinic's Center for Sleep Medicine di Phoenix, AS, lebih dari setengah pemilik hewan peliharaan yang terlihat di klinik membiarkan hewan peliharaan mereka tidur di kamar tidur dan mayoritas menemukan hewan peliharaan mereka tidak mengganggu atau bahkan bermanfaat untuk tidur.
Namun, sekitar 20% percaya bahwa hewan berbulu akan membuat tidur mereka lebih buruk. Studi 2017 lainnya menemukan bahwa orang-orang yang menempatkan anjing mereka di kamar tidur mereka mendapat istirahat malam yang layak dan begitu juga anjing. Tetapi, kualitas tidur menurun ketika orang memindahkan anjing mereka dari lantai ke tempat tidur.
Sedangkan bagi anak-anak, sebuah studi tahun 2021 menyelidiki hal tersebut. Tim meminta remaja usia 13 hingga 17 tahun untuk memakai pelacak tidur selama dua minggu dan kemudian menjalani tes tidur. Hasilnya, sekitar sepertiga dari anak-anak tidur dengan hewan peliharaan tampaknya tidak memengaruhi kualitas istirahat mereka.
"Semua ini menunjukkan bahwa memiliki hewan peliharaan di tempat tidur atau kamar tidur tidak selalu buruk. Ada kenyamanan psikologis yang signifikan dengan memiliki hewan peliharaan Anda di dekat Anda, yang dapat membantu untuk memulai dan mempertahankan tidur," kata Dr. Bhanu Prakash Kolla, spesialis obat tidur di Center for Sleep Medicine di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota. (CNN/M-2)
Seorang wanita berusia 23 tahun berinisial A nekat melompat dari lantai 19 Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Aksi itu ia lakukan lantara panik saat mengetahui ada ODGJ di unit kamarnya.
OCD dicirikan oleh dua elemen utama, yaitu obsesi dan kompulsi, yang terjadi berulang kali dan sulit untuk dikendalikan oleh penderitanya.
Dilansir dari berbagai sumber, penderita gangguan jiwa tertinggi di Indonesia terdapat di DKI Jakarta. Sebanyak 24,3% penderita gangguan jiwa di Jakarta.
Nurma mengatakan, tidak ada gelagat aneh yang diperlihatkan tersangka saat menjalani pemeriksaan. Saat ini kondisi tersangka sudah mulai stabil.
Tindakan tegas dan proses hukum secara transparan akan dilakukan terkait kasus seorang anggota polisi yang membunuh ibu kandungnya di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Prevalensi depresi tertinggi terjadi pada kelompok usia 15-24 tahun dengan sebanyak 2 persen yang didominasi dari latar belakang ekonomi bawah.
PENELITIAN di Finlandia menemukan hubungan antara mikrobioma atau bakteri usus tertentu dan depresi. Hasil penelitian itu dimuat dalam laman Science.
Diet yang mengurangi asupkan kalori secara ekstrem, bisa berdampak serius pada kesehatan mental.
Orang depresi dalam kondisi relapse bisa sangat sulit untuk membuka mata, apalagi berinteraksi atau melakukan aktivitas.
"Kalimat 'semangat ya' itu seringkali tidak membantu, malah memperburuk keadaan. Lebih baik katakan, 'aku nggak tahu kamu sedang melalui apa, tapi aku ada di sini kalau kamu butuh'.
Depresi tidak hanya memengaruhi emosi, tapi juga dapat merusak struktur otak seperti hippocampus dan prefrontal cortex.
Tidur lebih dari 9 jam setiap hari bisa menjadi gejala depresi yang serius. Kenali hubungan antara oversleeping, hypersomnia, dan gangguan suasana hati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved