Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Keberlanjutan Festival Cannes di Era Pandemi

Fathurrozak
07/7/2021 00:15
Keberlanjutan Festival Cannes di Era Pandemi
Festival film Cannes berlangsung luring pada 6 sampai 17 Juli 2021.(Instagram @festivaldecannes)

Cannes Film Festival 2021 berlangsung pada 6-17 Juli setelah pada edisi 2020 tertunda akibat pandemi covid-19. Direktur artistik Cannes Thierry Frémaux, membuka diskusi tentang posisi streamers dan tantangan mengadakan festival selama pandemi.

“Bagi penyelenggara, kami di sini bukan untuk kami. Ini untuk bioskop, untuk artist, untuk profesional, pers, kota Cannes, yang benar-benar terluka,” katanya saat konferensi pers sehari sebelum pembukaan festival, Senin (5/7), dikutip dari Variety.

Dia juga mengatakan, meskipun Cannes membatalkan festival pada tahun lalu, tetapi ada beberapa tokoh maupun sosok yang mengalami masa kritis. Sehingga pembatalan festival pada 2020 seharusnya bisa dimaknai secara serius mengenai persoalan kemanusiaan.

“Ada artis yang hadir di sini pada 2019 dan sudah tiada ketika Cannes 2021, jadi bagaimana orang bisa mengeluh, festival dibatalkan mengingat betapa seriusnya apa yang terjadi?”

Frémaux menekankan, Cannes mematuhi semua pembatasan akibat pandemi yang diberlakukan pemerintah Prancis, termasuk penggunaan masker di bioskop. Peserta festival tanpa sertifikat vaksin yang diakui Prancis juga diharuskan untuk diuji setiap 48 jam di fasilitas pengujian di tempat festival. 

“Sulit untuk membuat pengecualian untuk Festival Film Cannes. Kami tidak ingin terlihat seolah-olah kami terlalu istimewa. Glamour tidak membenarkan untuk tidak mematuhi aturan kesehatan yang ketat karena pandemi,” katanya.

Sementara itu, ia juga menjawab pertanyaan berulang tentang raksasa streaming, Netflix, yang tidak hadir di festival. Frémaux berbicara dengan penuh semangat tentang sejarah sinema dan apakah platform streaming saat ini mewakili krisis eksistensial.

“2019 adalah tahun yang hebat untuk film. Tapi tahun 2020 adalah malapetaka dalam sejarah perfilman. Bioskop sebelumnya tidak pernah tutup di seluruh dunia untuk waktu yang lama. Setiap kali bioskop harus bersaing dengan teknologi baru – TV, video, internet – bioskop ada di sana,” kata Fremaux.

Fremaux melihat posisi streamers saat ini, yang unggul bila dibanding bioskop memang layak dan patut. Meski, itu datang pada periode pandemi, ketika bioskop tidak dapat mempertahankan dirinya sendiri.

Dalam lingkup festival film, Frémaux ingin menunjukkan beberapa platform streaming juga terus membeli dan bahkan berinvestasi untuk film dengan cara tradisional. 

“Amazon ikut memproduksi film Leo Carax, Amazon ada di Cannes nanti, dan Amazon juga ada di sana untuk film dokumenter Val Kilmer,” katanya.

“Jadi bekerja dengan platform, itu terjadi dengan cara yang sangat alami, sama seperti bekerja dengan TV. Cuma kita punya aturannya, yaitu film-film yang dilombakan harus tayang di bioskop-bioskop Prancis,” jelasnya. 

“Ini bukan aturan yang sangat sulit untuk dipatuhi. Tetapi Netflix tidak ingin mematuhi aturan itu, tidak ingin keluar dari persaingan – saya mengundang mereka – dan kami banyak berbicara bersama sebagai teman. Saya harap saya akan meyakinkan mereka suatu hari nanti,” kata Fremaux menyinggung ketidakhadiran Netflix di Cannes.

Meski demikian, Fremaux tetap memberi kredit untuk platform tersebut. Ia melihat seperti Mank, The Irishman, adalah beberapa produksi yang menunjukkan platform tersebut punya pendekatan sinematik. 

“Karyanya luar biasa. Ted Sarandos (Co-CEO and Chief Content Officer of Netflix), Scott Stuber, mereka adalah orang-orang yang memulai karier mereka di bioskop, dan jelas Netflix telah mendapatkan pijakan yang besar karena mereka melibatkan orang-orang yang bekerja di bioskop.”

Fremaux pun mengajukan pertanyaan, apakah sekiranya saat ini streamers sudah melahirkan sosok sutradara. Namun, hingga saat ini memang belum terlihat.

“Belum ada. Tahun lalu kita merayakan 125 tahun penemuan sinema. Jadi platform, katakanlah, 10 tahun? Jadi mari kita lihat, dalam lebih dari satu abad, (jika) kita akan merayakan platform tersebut. Dan untuk saat ini, platform, mereka hanya merekrut pembuat film yang berasal dari bioskop: Jane Campion, Quentin Tarantino, Andrew Dominik, David Fincher.”

Meski demikian Fremaux juga memberi catatan, yang diutarakannya itu bukanlah untuk menentang platform. Tapi baginya, tujuan Cannes dan festival film lain adalah untuk menemukan bakat, dan memunculkan nama baru sineas untuk masuk dalam peta perfilman global. “Jadi saya tidak yakin, bahkan Netflix atau siapa pun, mereka dapat melewatkan Festival Film Cannes.”  (M-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya