Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Layaknya manusia, ikan hiu ternyata juga memiliki kebiasaan mudik ke tempat kelahiran. Fakta ini agaknya sempat membuat para ilmuwan kebingungan dengan spesies karnivora ini lantaran mereka tak pernah tersesat dalam perjalanan pulangnya menjelang musim kawin.
Baru-baru ini, para peneliti akhirnya berhasil memecahkan misteri tentang sistem navigasi canggih yang dimiliki hiu, lewat serangkaian penelitian terhadap hiu jenis Bonnethead (kepala botol).
Dua puluh Hiu Bonnethead liar ditangkap dalam penelitian ini. Mereka kemudian dijadikan peserta dalam sebuah proyek eksperimen yang diinisiasi oleh Save Our Seas Foundation, pimpinan Profesor Bryan Keller, seorang ahli biologi kelautan dari Florida State University yang memiliki ketertarikan terhadap keunikan hiu yang masuk dalam keluarga Kepala Martil (Hammerhead Shark) ini.
Dalam eksperimen tersebut, puluhan Hiu Bonnethead tadi kemudian dipindahkan ke sebuah kolam penampungan yang mampu memblokir medan magnet Bumi. Agar hewan tersebut tidak kebingungan, para peneliti lalu mengganti medan magnet yang diblokir dengan sinyal buatan yang mereplikasi lokasi lain yang jauh dari tempat hiu-hiu tersebut ditangkap.
Karena Hiu Bonnethead selalu kembali ke tempat yang sama setiap tahunnya menjelang musim kawin, para peneliti memprediksi bahwa hiu-hiu itu akan berenang mengikuti medan magnet buatan para peneliti untuk melacak kembali jalur mudik mereka.
Dari eksperimen ini, para peneliti pun memperoleh sebuah kesimpulan yang mampu menjawab misteri tentang sistem navigasi hiu yang belum terpecahkan selama 50 tahun belakangan ini. Rupanya hiu-hiu ini memiliki sensitivitas terhadap perubahan medan magnet Bumi dan mampu memfungsikannya layaknya sebuah GPS untuk memandu setiap penjelajahannya.
"Sejujurnya, saya terkejut dengan hasil eksperimen ini," ungkap Profesor Keller seperti dilansir dailymail.co.uk, Kamis (6/5).
"Alasan mengapa misteri ini sulit terpecahkan selama 50 tahun adalah karena hiu sulit dipelajari," imbuhnya.
Temuan tentang kemampuan Hiu Bonnethead yang mampu memanfaatkan medan magnet Bumi untuk menavigasi perjalanan migrasinya ini juga diterbitkan dalam jurnal Current Biology. Temuan ini diharapkan mampu membantu menjelaskan kemungkinan sama yang mungkin juga dimiliki oleh spesies hiu lainnya ketika mereka bermigrasi.
"Di dunia ini orang-orang menggunakan teknologi GPS dalam perjalanannya ke berbagai tempat, saat kemampuan ini juga dimiliki oleh hewan maka ini sangat luar biasa," pungkas Prof. Keller. (M-4)
TIM peneliti asal Korea Selatan berhasil menciptakan inovasi baru pengalihan molekuler yang bisa membalikkan transisi sel kanker menjadi tidak ganas.
Vitamin D kerap diasosiasikan sebagai suplemen yang mampu memperlambat penuaan. Vitamin D memang penting untuk membangun otot dan tulang.
Penelitian ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk menyembuhkan luka, terutama pada bekas khitan.
Perpanjangan kerja sama ini merupakan tonggak penting hubungan dan kolaborasi kedua perguruan tinggi yang telah berjalan selama 10 tahun.
Para peneliti dari Vesuvius Challenge berhasil menguraikan gulungan naskah PHerc. 172 yang terkubur akibat letusan Gunung Vesuvius, mengungkap judul dan penulisnya.
Jika kita menyeduh kopi, butiran kopi bubuk akan terekspos air panas. Air panas ini akan mengekstraksi komponen yang dikandung kopi seperti aroma, minyak, dan bagian lainnya.
Studi terbaru mengungkap megalodon, hiu purba raksasa yang menguasai lautan jutaan tahun lalu, bisa mencapai panjang hingga 24,3 meter.
Bayi hiu swell bernama Yoko yang lahir di akuarium Shreveport, Louisiana, tanpa keberadaan hiu jantan selama lebih dari tiga tahun.
Para ilmuwan menemukan spesies hiu dogfish berkulit kasar (Centroscymnus owstonii) di kedalaman 1.054 meter di Laut Karibia.
Berikut hewan-hewan yang memiliki umur panjang. Sebagian besar hewan itu memiliki kemampuan untuk menunda atau bahkan menghentikan proses penuaan.
Jika megalodon, hiu raksasa prasejarah yang hidup sekitar 23 hingga 3,6 juta tahun lalu, masih hidup di Bumi, beberapa skenario menarik dapat terjadi, baik dari segi ekologi maupun
Sangat jarang menemukan bukti adanya dua predator dalam satu spesimen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved