Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Perempuan Vietnam ini Gigih Memerangi Perdagangan Satwa Liar

Adiyanto
24/3/2021 10:43
Perempuan Vietnam ini Gigih Memerangi Perdagangan Satwa Liar
Trang Nguyen, aktivis antiperdagangan satwa liar, sekaligus pendiri lembaga konservasi WildAct di Vietnam(Nhac NGUYEN / AFP)

Saat kecil, Trang Nguyen melihat seekor beruang sedang disuntik bius di rumah tetangganya. Hewan itu terlentang lalu diambil empedunya. Cairan yang diambil dari kantong empedu beruang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati penyakit hati.

"Saya juga pernah melihat pengunjung di kebun binatang Hanoi yang membawa tongkat untuk menyodok hewan itu, dan itu benar-benar membuat darah saya mendidih," kata Trang, yang kini menjadi pendiri kelompok konservasi lokal WildAct, seperti dilansir AFP, Rabu (24/3).

"Tapi konservasi bukanlah sesuatu yang benar-benar ingin saya lakukan sampai saya menyaksikan apa yang terjadi pada beruang itu," imbuhnya.

Kejadian itu adalah yang pertama dari banyak persinggungannya kelak dengan perdagangan satwa liar ilegal global bernilai miliaran dolar yang menghancurkan spesies di seluruh dunia, memicu korupsi, dan mengancam kesehatan manusia.

Perempuan berusia 31 tahun yang disebut BBC pada tahun 2019 sebagai salah satu perempuan paling inspiratif dan berpengaruh di dunia, telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengakhiri momok tersebut.

Trang pernah menyamar di Afrika Selatan untuk menangkap penyelundup dan pedagang satwa liar. Ia juga medapatkan gelar PhD dalam pengobatan tradisional yang berdampak pada satwa liar. Trang kini juga sedang menyiapkan program pascasarjana pertama di negaranya bagi para calon konservasionis.

Setelah puluhan tahun perang dan isolasi, membuat kesadaran lingkungan mulai menjadi gagasan baru di Vietnam di era 1990-an. Trang ingat orang tuanya mengatakan kepadanya: "Hanya orang kaya dari negara-negara barat yang melakukan pekerjaan semacam itu".

Sekarang ada lebih banyak konservasionis lokal, undang-undang perlindungan satwa liar juga telah diberlakukan. “Jumlah beruang yang dipelihara di penangkaran untuk pertanian empedu telah turun 90% dalam 15 tahun terakhir,” kata pernyataan Education for Nature Vietnam.

Tetapi ketika negara semakin kaya, permintaan akan hidangan satwa liar eksotis melonjak dan bagian-bagian hewan dicari untuk mendapatkan manfaat kesehatan, seperti cula badak dan sisik trenggiling, sekaligus menjadi simbol status bagi beberapa kelas menengah yang tumbuh cepat.

Pusat perdagangan

Saat ini, menurut WildAct, Vietnam adalah produsen utama, konsumen, serta titik transit bagi satwa liar yang diperdagangkan.

Melalui pelatihan di Universitas Vinh di Vietnam tengah dan program komunitas, Trang mencoba memberdayakan masyarakat untuk menyelesaikan sendiri masalah ini. Pada gilirannya, dia berharap mereka akan bersuara lebih lantang dalam percakapan global tentang perdagangan satwa liar ilegal, dan membantu membentuk kebijakan.

Trang juga menginginkan lebih banyak perempuan dalam konservasi,  bidang yang masih didominasi oleh laki-laki, dan telah menulis buku untuk menginspirasi gadis-gadis muda.

Berdasarkan kisah pribadinya, ia menulis buku cerita anak-anak "Saving Sorya" yang menceritakan kisah seorang konservasionis Vietnam yang harus mempersiapkan bayi beruang madu yang diselamatkan untuk hidup di alam liar. Buku ini sudah diterbitkan dalam bahasa Vietnam, dan akan diterbitkan dalam bahasa Inggris tahun ini.

Menyamar

Kisah Trang sendiri sesuatu yang luar biasa. Sejak usia delapan tahun, dia telah tertarik belajar bahasa Inggris dengan menonton film dokumenter BBC Planet Earth hingga larut malam. Dia kemudian mendapat beasiswa untuk belajar di Inggris, termasuk untuk gelar master dalam kepemimpinan konservasi di Universitas Cambridge, dan mendirikan WildAct di usia pertengahan 20-an.

Banyak para penyelundup satwa liar dipenjara karena dia.

"Sangat mudah bagi saya untuk menyamar sebagai pembeli produk satwa liar," kenangnya saat bekerja secara menyamar di Afrika Selatan.

Sekitar tiga badak diburu di sana setiap hari, sebagian besar untuk pasar konsumen Vietnam dan Tiongkok, menurut jaringan pemantauan perdagangan satwa liar, Traffic.

Tapi, di sanalah Trang belajar bahwa perdagangan satwa liar tidak "hitam dan putih".

"Seorang pria yang saya bantu ditangkap, dia tidak berada di puncak rantai: dia adalah orang miskin yang dieksploitasi ... (dan diminta untuk) pergi membunuh hewan itu dan menjadi pengangkut."Setelah penangkapan, saya benar-benar merasa sangat sedih. Saya berpikir, sekarang tidak ada yang menafkahi anak-anaknya, mereka mungkin akan menjadi pemburu seperti dia dan segera giliran mereka untuk dipenjara."

Namun, Trang mengaku akan terus berjuang untuk perubahan, meski menurutya butuh waktu lama untuk mengubah perilaku orang. (AFP/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya