Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Pentingnya Fotografi untuk Sains dan Konservasi

Abdillah Marzuqi
05/10/2020 14:50
Pentingnya Fotografi untuk Sains dan Konservasi
Fotografer terkenal, Riza Malon, menilai bidang fotografi alam liar penting untuk mendukung upaya konservasi.(Unsplash/ Danny Wage)

NYATANYA tidak banyak orang menekuni profesi sebagai fotografi satwa liar. Selain harus akrab dengan lapangan, fotografi juga diidentikkan dengan aktivitas mahal. Hanya sedikit orang Indonesia yang menelateni fotografi satwa liar, salah satunya Riza Marlon.

Dalam bincang bertajuk Bincang Santai #WorldAnimalDay yang disiarkan lewat Instagramnya, Riza Marlon mengungkap pentingnya fotografi dalam sains. Fotografi mampu berperan untuk mengidentifikasi spesies serta mengetahui perilaku satwa liar. Selain untuk sains, fotografi alam liar juga penting untuk fotografernya yakni sebagai pengembangan diri berbasis pengalaman di lapangan. Ia menyebut juga fotografi penting bagi upaya konservasi. Menurutnya, fotografi bisa menjadi media untuk menggenalkan satwa liar pada publik agar mereka sayang dan peduli.

"Supaya orang jadi kenal, sayang, dan peduli. Itu yang saya bilang konservasi," ucap Riza dalam Bincang Santai #WorldAnimalDay, Mengabadikan Kehidupan Satwa Liar, Minggu (4/10).

Riza juga mengetengahkan fotografi sebagai paduan antara ilmu dan ketrampilan. Artinya semakin sering dilatih, kemampuan memotret akan semakin terasah dan tajam.
"Fotograsi adalah ilmu keterampilan, makin sering makin fasih," tambah pria yang akrab disapa Caca.

Riza mengaku lebih banyak memotret satwa di wilayah tengah Indonesia. Menurutnya, wilayah tersebut banyak satwa endemik Indonesia yang perlu didokumentasikan.

"Indonesia tengah dan timur karena banyak binantang yang hanya ada di situ, tidak ada di mana-mana. Artinya, tingkat endemik-nya tinggi," lanjutnya.

Untuk para fotografer, Riza menyarankan agar lebih mengenal alat dan subjek foto. Namun, memulai fotografi tidak harus menunggu kelengkapan alat. Selain itu, bisa jadi subjek foto malah keburu punah dan hilang. Apalagi habibat satwa liar juga semakin terancam. Pada level selanjutnya, ia juga mendorong agar fotografer satwa liar membukukan jepretannya.

Ahli Ekologi dari Restorasi Ekosistem Riau (RER) Prayitno Goenarto juga mengungkap 3 tantangan fotografi satwa liar di wilayah gambut. Menurutnya, fotografer harus bisa mensiasati masalah cahaya yang kurang, ketinggian muka air, dan terbatasnya pergerakan di lahan gambut. "Jadi kalau kita jalan di atas, rasanya tidak terlalu stabil," ucapnya.

Selain itu, fotografer juga harus punya kesabaran. Tak jarang untuk satu jepretan foto, mereka harus menunggu hingga berjam-jam. Fotografer satwa liar harus mampu beradaptasi dengan budaya dan lingkungan lokal. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya