Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
NYATANYA tidak banyak orang menekuni profesi sebagai fotografi satwa liar. Selain harus akrab dengan lapangan, fotografi juga diidentikkan dengan aktivitas mahal. Hanya sedikit orang Indonesia yang menelateni fotografi satwa liar, salah satunya Riza Marlon.
Dalam bincang bertajuk Bincang Santai #WorldAnimalDay yang disiarkan lewat Instagramnya, Riza Marlon mengungkap pentingnya fotografi dalam sains. Fotografi mampu berperan untuk mengidentifikasi spesies serta mengetahui perilaku satwa liar. Selain untuk sains, fotografi alam liar juga penting untuk fotografernya yakni sebagai pengembangan diri berbasis pengalaman di lapangan. Ia menyebut juga fotografi penting bagi upaya konservasi. Menurutnya, fotografi bisa menjadi media untuk menggenalkan satwa liar pada publik agar mereka sayang dan peduli.
"Supaya orang jadi kenal, sayang, dan peduli. Itu yang saya bilang konservasi," ucap Riza dalam Bincang Santai #WorldAnimalDay, Mengabadikan Kehidupan Satwa Liar, Minggu (4/10).
Riza juga mengetengahkan fotografi sebagai paduan antara ilmu dan ketrampilan. Artinya semakin sering dilatih, kemampuan memotret akan semakin terasah dan tajam.
"Fotograsi adalah ilmu keterampilan, makin sering makin fasih," tambah pria yang akrab disapa Caca.
Riza mengaku lebih banyak memotret satwa di wilayah tengah Indonesia. Menurutnya, wilayah tersebut banyak satwa endemik Indonesia yang perlu didokumentasikan.
"Indonesia tengah dan timur karena banyak binantang yang hanya ada di situ, tidak ada di mana-mana. Artinya, tingkat endemik-nya tinggi," lanjutnya.
Untuk para fotografer, Riza menyarankan agar lebih mengenal alat dan subjek foto. Namun, memulai fotografi tidak harus menunggu kelengkapan alat. Selain itu, bisa jadi subjek foto malah keburu punah dan hilang. Apalagi habibat satwa liar juga semakin terancam. Pada level selanjutnya, ia juga mendorong agar fotografer satwa liar membukukan jepretannya.
Ahli Ekologi dari Restorasi Ekosistem Riau (RER) Prayitno Goenarto juga mengungkap 3 tantangan fotografi satwa liar di wilayah gambut. Menurutnya, fotografer harus bisa mensiasati masalah cahaya yang kurang, ketinggian muka air, dan terbatasnya pergerakan di lahan gambut. "Jadi kalau kita jalan di atas, rasanya tidak terlalu stabil," ucapnya.
Selain itu, fotografer juga harus punya kesabaran. Tak jarang untuk satu jepretan foto, mereka harus menunggu hingga berjam-jam. Fotografer satwa liar harus mampu beradaptasi dengan budaya dan lingkungan lokal. (M-1)
Hadania meluncurkan dua buku seni, “39 is 0” dan “My Rhapsody in Blue”, serta kartu oracle Sacred Feminine,
GUNTUR Soekarno baru saja menutup pameran fotonya bertajuk Gelegar Foto Nusantara Potret Sejarah dan Kehidupan oleh Guntur Soekarno.
Muzakki Ramdhan menuturkan bahwa dia, sejak berusia enam tahun, sudah tertarik dengan pembuatan film dan sering belajar dari insan-insan senior film saat syuting.
Mengadopsi konsep Trinity Lenses yang populer di kalangan fotografer profesional, Xiaomi 15 Ultra menghadirkan tiga panjang fokus esensial dalam ranah mobile photography
Ponsel itu menghadirkan kemampuan fotografi dan videografi dengan kualitas tinggi di segala situasi, berkat hadirnya lensa optik Leica Summilux.
Melalui konsep hands-on experience, pengunjung dapat mencoba langsung berbagai fitur unggulan.
Pemerintah Indonesia memperkuat komitmennya dalam mencapai target konservasi laut 30% atau sekitar 97,5 juta hektare dari total wilayah laut nasional pada tahun 2045.
Konservasi spesies laut dilindungi juga menjadi titik fokus kegiatan WWF-Indonesia dengan berkontribusi dalam penyusunan rencana tata ruang laut (RZ KSN/KSNT) di 11 lokasi.
YKAN, sejak 2014, berfokus pada pelestarian alam dan kolaborasi dengan masyarakat lokal. Salah satu contohnya adalah sistem sasi.
Pada 23-25 April 2024, berlangsung pertemuan teknis ketiga mengenai pengaturan pelaksana wilayah tumpang tindih yurisdiksi ZEE dan LK Republik Indonesia-Vietnam, di Ha Noi, Vietnam.
Ia mengatakan menjaga mangrove ini sangat penting untuk satu wilayah untuk mencegah ambrasi.
Populasi hiu tikus telah mengalami penurunan sebesar 80% dan hal ini disebabkan karena adanya praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved