Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
Salama masa pandemi covid-19, salah satu protokol kesehatan yang patut dipatuhi adalah jaga jarak. Banyak negara merekomendasikan penjarakan fisik sekitar 2 meter.
Namun, ternyata, aturan itu berdasarkan ilmu pengetahuan kuno. Ada beberapa studi yang menunjukkan jaga jarak 2m merujuk pada temuan dari 1800-an.
Dilansir dari The Independent, sekelompok ilmuwan Inggris mengatakan jarak seharusnya tidak menjadi fokus upaya membatasi penyebaran virus. Menurut mereka, sistem ukuran jarak lebih baik diganti dengan rekomendasi bertingkat.
Dimuat dalam British Medical Journal (BMJ), mereka mengatakan protokol yang lebih fleksibel akan memungkinkan masyarakat kembali ke kondisi normal terkait aspek sosial dan ekonomi.
"Aturan saat ini tentang jarak fisik yang aman didasarkan pada sains yang sudah ketinggalan zaman," tulis salah satu peneliti Nicholas Jones dari Oxford University's Nuffield Department of Primary Care.
Bukti menunjukkan Sars-CoV-2 dapat menyebar lebih dari dua meter melalui aktivitas lain seperti batuk dan berteriak.
"Distribusi partikel virus dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk aliran udara," tambahnya.
Sebaliknya, mereka menyarankan agar pemerintah mendasarkan protokol kesehatan pada beberapa faktor pemengaruh risiko, Seperti jenis aktivitas, pengaturan dalam ruangan versus luar ruangan, tingkat ventilasi, dan jenis masker yang dikenakan.
Durasi paparan, tingkat kerentanan terhadap infeksi, dan tingkat sebaran juga harus dipertimbangkan.
"Aturan tentang jarak harus mencerminkan beberapa faktor yang memengaruhi risiko, termasuk ventilasi, kepadatan hunian, dan durasi paparan," tambah para peneliti.
Para ilmuwan mengungkap penelitian yang digunakan untuk membenarkan jarak 2m pertama kali diterbitkan pada 1897. Pada 1940-an, ada penelitian yang mengkaji asumsi dasar ilmiah terkait aturan satu hingga dua meter dalam mencegah penyebaran virus corona.
Studi lebih baru menemukan dalam keadaan tertentu, droplet dari bersin atau batuk yang kuat dapat menyebar hingga delapan meter. Padahal jarak itu hanya didasarkan pada ukuran droplet tanpa memperhitungkan udara yang dihembuskan.
Oleh karena itu, para peneliti menyarankan kebijakan covid-19 harus mengindahkan kerumitan cara kerja penularan virus. Tidak hanya penjarakan fisik, faktor lain juga wajib diperhatikan, seperti manajemen kebersihan, manajemen ruang dan udara, dan alat pelindung diri. (The Independent/M-2)
Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, dibutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas dan kreatif, tetapi juga sehat secara fisik dan mental, memiliki ketahanan terhadap tantangan global.
Pameran ini diadakan di Lapangan Banteng dengan slogan Life Well with How Well, yang bertujuan untuk mendorong setiap orang agar dapat meraih kualitas hidup yang lebih baik melalui kesehatan.
WHO menginformasikan bahwa lebih dari 1 juta orang terinfeksi salah satu dari empat jenis Infeksi Menular Seksual yang umum setiap harinya.
Pola makan nabati yang kaya buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian menyediakan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal.
Presiden Donald Trump jalani pemeriksaan medis, setelah alami pembengkakan pada kakinya dan memar di punggung tangannya.
Kenali tanda-tanda tubuh kelebihan gula agar terhindar dari risiko diabetes dan gangguan metabolisme.
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved