Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Ini Alasan seseorang Bergoyang Ketika Mendengarkan Musik

Galih Ggus Saputra
05/9/2020 08:00
Ini Alasan seseorang Bergoyang Ketika Mendengarkan Musik
Orang Berjoget(Unsplash.com/Stephen Arnold)

KEBANYAKAN orang mungkin akan bergoyang atau paling tidak menganggukan kepala saat mendengarkan music.  Akan tetapi sedikit sekali yang mengerti mengapa hal demikian dapat terjadi.

Untuk mengurai fenomena tersebut, peneliti dari Norwegia mencoba mengamati gerakan seseorang saat musik dimainkan. Hasil pengmatannya menunjukan bahwa seseorang mustahil untuk diam, dimana hal itu menunjukan adanya hubungan antara ritme dan gerakan tubuh.

"Belum ada yang berhasil (diam) sejauh ini," kata peneliti sekaligus pakar teknologi musik itu, seperti dilansir Dailymail, Jumat (4/9).

Alexander Refsum Jensenius, demikian nama peneliti dari University of Oslo tersebut, selanjutnya menjelaskan, gerakan seseorang biasanya akan lebih mudah dipicu dengan musik yang memiliki ketukan mantap dan kuat, seperti yang terdengar pada musik dansa elektronik (EDM). Sebaliknya, gerakan lebih sedikit ketika dipicu dengan musik yang memiliki ketukan kurang teratur, seperti yang terdengar pada musik tradisional Norwegia atau India.

Dalam eksperimennya, Jensenius bahkan sampai menyelenggarakan 'lomba diam saat musik dimainkan'. Lomba itu juga berlangsung di Norwegia dengan tajuk Norwegian Championships of Standstill'. Dalam catatannya, Jensenius menjelaskan, bahkan saat seseorang merasa tidak melakukan gerakan pun, tetap ada bagian tubuhnya yang bergerak saat musik dimainkan. Peraih juara dalam lomba yang dibuatnya itu misalnya, gerakannya cukup kecil atau sekitar 3,9 milimeter per detik.

 "Rata-rata seseorang mengayunkan kepala sebanyak 7 milimeter per detik saat mereka berusaha untuk diam. Hal itu juga tidak dipengaruhi tinggi, usia, jenis kelamin, atau bahkan waktu berdiri seseorang," imbuhnya.

Jensenius dan timnya di pusat Interdisciplinary Studies in Rhythm, Time and Motion (Ritmo) juga mencoba berbagai efek ritmis pada subjek penelitian. Mulai dari memutar lagu-lagu populer, termasuk hanya memperdengarkan ketukan yang berasal dari metronom.

Ketukan metronom tanpa alunan musik saja sudah dapat membuat seseorang bergerak. Hal itu, menurut Jensenius dan tim, menunjukkan bahwa ketukan memilki peranan yang sangat penting dalam sebuah alunan. Tempramen musik EDM memang lebih mudah memicu gerakan, akan tetapi jenis musik apa pun jika disertai ketukan yang teratur juga akan memiliki pengaruh yang sama.

"Gerakan seseorang saat mendengarkan musik di headphone juga lebih meningkat. Ini karena mereka lebih tertutup secara fisik dan mental. Begitu juga saat menutup mata, ini memiliki dampak yang sama, bahkan membuat gerakan meningkat sekitar 2 milimeter per detik," kata Jensenius. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya