Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Refleksi Terhimpitnya Perempuan di Pameran Siklus Buana

Suryani Wandari
16/10/2019 14:50
Refleksi Terhimpitnya Perempuan di Pameran Siklus Buana
Instalasi karya Dea Widya yang dipamerkan di Proyek Seni Perupa Perempuan di Jakarta, Selasa (15/10).(MI/ Suryani Wandari)

INSTALASI karya Dea Widya yang dipemarkan di gelaran Siklus Buana itu sangat menarik. Seperti diperlihatkan Selasa (15/10) di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, instalasi itu ibarat sketsa desain interior sebuah ruang dalam ukuran raksasa dan dibawa ke dunia nyata.

Latar belakang ruang instalasi seluruhnya berwarna putih bersih hingga menyerupai halaman kertas. Lalu garis-garis sketsa dibuat dari kawat. Kawat itu dibentuk berbagai wujud baik menjadi garis-garis jendela, kursi, meja, lampu, dan berbagai elemen interior lain yang umum dalam ruangan.

Bukan sekadar menghidupkan sebuah sketsa interior, Dea nyatanya bermaksud merefleksikan keterhimpitan posisi perempuan. "Dalam rumah, seringkali ruang depan memiliki tampilan besar dan bagus sedangkan untuk perempuan berada di belakang dan sempit. Aku ingin batas tidak ada," kata Dea dalam pembukaan pameran Siklus Buana tersebut.
Siklus Buana sendiri merupakan Proyek Seni Perempuan Perupa (PSPP) yang digelar Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta.

Tahun ini, PSPP mengusung tema Ekofeminisme dengan menghadirkan karya 5 perupa perempuan. Selain Dea, perupa perempuan lainnya adalah Citra Sasmita, Dewi Candraningrum, Prilla Tania, dan Tita Salina.

"Ekofeminisme secara etimologis berarti gabungan dari dua paduan kata yakni Ekologi dan Feminisme'. Mereka menyuarakan penolakan pada seksisme, rasisme, sekaigus membahas Ekologi Dalam, perubahan iklim beserta isu perempuan dan lingkungan lainnya," kata Saras Dewi, Kurator Pameran.

Ia juga menjelaskan, penggabungan dua kata tersebut timbul berkat adanya kesamaan nasib atas penindasan dan ketidakadilan yan didasari oleh sosio ekonomi dalam sistem masyarakat yang patriarkis.

Citra Sasmita, yang berasal dari Bali menamplkan karya yang merepresentasikan tubuh perempuan sebagai tubuh alam. Pameran Siklus Buana dihelat hingga 29 Oktober 2019. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya