Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini 7 Cara Menghentikan Fast Fashion

Suryani Wandari Putri
28/5/2019 16:55
Ini 7 Cara Menghentikan Fast Fashion
Ilustrasi Industri fesyen.(Dok. AFP)

Belakangan ramai tayangan video orang yang diwawancarai tentang harga outfit yang dikenakan, mulai dari baju, celana, topi, sepatu, hingga jam tangan. Semakin besar total harga outfit mereka, semakin menunjukan level mereka.

Tahun 2018, menghitung biaya per pakai atau cost per wear (CPW) dari pakaian menjadi populer. Apalagi salah satu majalah perempuan di Inggris menggunakan algoritma menghitung CPW.

Sebenarnya biaya yang dibeli per item pakaian itu melebihi label harganya. Melalui energi, air, tanah, dan bahan kimia yang digunakan untuk membuatnya, setiap kaos yang kita pakai memiliki biaya lingkungan yang tersembunyi juga.

Dilansir dari weforum, di Inggris, kebiasaan membeli pakaian baru jauh lebih banyak dibandingkan negara Eropa lainnya, budaya 'make do and mend' telah hilang sejak Perang Dunia II. Sejak 1980-an, model bisnis fesyen memiliki perputaran cepat yang telah berevolusi bersama kemewahan. Bahkan pada 2017, seluruh industri mode Inggris bernilai 32miliar pounds (US$42 miliar) bagi perekonomian.

Tetapi para kritikus 'fast fashion' mengatakan kegiatan itu mendorong konsumsi berlebihan dan limbah, sehingga berdampak pada lingkungan. Setiap tahun di Inggris, 300ribu metrik ton tekstil dibuang, berakhir di TPA (20%) atau dibakar (80%) di insinerator. Jumlah bahan yang didaur ulang untuk membuat pakaian baru kurang dari 1%.

Bahkan produksi tekstil berkontribusi lebih besar terhadap perubahan iklim dibandingkan gabungan antara penerbangan dan pelayaran internasional, mengkonsumsi air tawar dalam volume danau, dan menciptakan polusi kimia dan plastik. Serat sintetis ditemukan di laut dalam, es laut Arktik, ikan, dan kerang.

Secara global, konsumsi pakaian diperkirakan meningkat 63% pada 2030 . Ini berarti peningkatan dari 62 juta metrik ton (pada 2017) menjadi 102 juta metrik ton pada 2030 - atau lebih dari 500 miliar T-shirt.

Menurut Ellen Macarthur Foundation, tahun 2050, industri mode global dapat menggunakan lebih dari seperempat anggaran karbon global yang terkait dengan kenaikan suhu 2 derajat. Fast fashion juga menguras sumber daya air dunia. Diperkirakan 79 miliar meter kubik air dikonsumsi setiap tahun dalam segala hal mulai dari menumbuhkan dan memproduksi serat hingga mewarnai, finishing, dan mencuci pakaian.

Tak mau berdampak buruk, Ini beberapa cara yang bisa lakukan untuk mengindari dampak dari Fast Fashion:

1. Beli lebih sedikit dan pakai lebih banyak

Seperti yang dilansir laporan Fixing Fashion: "Pakaian yang paling berkelanjutan adalah yang sudah kami miliki." Memperpanjang masa aktif 50% pakaian hingga sembilan bulan akan menghemat: 8% karbon, 10% air, 4% limbah per metrik ton pakaian.

2. Baca label

Serat sintetis berbasis minyak bumi seperti poliester membutuhkan lebih sedikit air dan tanah dibandingkan kapas, tetapi serat ini memancarkan lebih banyak gas rumah kaca per kilogram. Polimer sintetis berbasis bio yang dibuat dari tanaman yang dapat diperbarui seperti jagung dan tebu melepaskan emisi karbon hingga 60% lebih sedikit. Label harus menunjukkan apakah pakaian dibuat menggunakan polyester daur ulang (rPET).

3. Pilih yang lokal

Di Inggris, beberapa merek yang berkelanjutan dan vintage menawarkan layanan perbaikan seumur hidup. Sebanyak 59% pengecer besar termasuk IKEA dan GAP berjanji meningkatkan penggunaan poliester daur ulang dengan minimum 25% pada 2020.

4. Belanja dan beramal

Pada 2017, 11ribu toko amal Inggris menyelamatkan 330ribu metrik ton tekstil dari TPA, dan membantu mengurangi emisi karbon hingga jutaan ton per tahun, melalui penggunaan kembali dan daur ulang pakaian bekas.

5. Pilih kapas organik

Asosiasi Tanah mengatakan kepada Komite Audit Lingkungan peningkatan produksi kapas organik dapat meminimalkan dampak lingkungan dari industri fesyen, karena akan mengurangi penggunaan pupuk kimia, pestisida, dan air.

6. Sewa atau pinjam pakaian

Menyewa pakaian memungkinkan anda berbagi pakaian dengan yang lain namun bertahan lama. Di AS, aplikasi Rent the Runway diluncurkan pada 2009 dengan pakaian desainer untuk acara-acara khusus, dan sekarang memiliki 6 juta anggota.

7. Perhatikan pencucian Anda

Pencucian domestik 6kg berpotensi untuk melepaskan sebanyak 700ribu serat ke lingkungan, yang seharusnya membuat Anda berpikir dua kali sebelum membuang barang dicucian yang hanya Anda kenakan satu kali. Mencuci pada suhu yang lebih rendah menggunakan lebih sedikit energi, dan mengadopsi kebiasaan sederhana, seperti membalikkan pakaian ke dalam, akan meningkatkan daya tahan pakai. (M-3)

Baca juga : Temukan Kebahagiaan dengan Berbenah

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya