Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
Belakangan ramai tayangan video orang yang diwawancarai tentang harga outfit yang dikenakan, mulai dari baju, celana, topi, sepatu, hingga jam tangan. Semakin besar total harga outfit mereka, semakin menunjukan level mereka.
Tahun 2018, menghitung biaya per pakai atau cost per wear (CPW) dari pakaian menjadi populer. Apalagi salah satu majalah perempuan di Inggris menggunakan algoritma menghitung CPW.
Sebenarnya biaya yang dibeli per item pakaian itu melebihi label harganya. Melalui energi, air, tanah, dan bahan kimia yang digunakan untuk membuatnya, setiap kaos yang kita pakai memiliki biaya lingkungan yang tersembunyi juga.
Dilansir dari weforum, di Inggris, kebiasaan membeli pakaian baru jauh lebih banyak dibandingkan negara Eropa lainnya, budaya 'make do and mend' telah hilang sejak Perang Dunia II. Sejak 1980-an, model bisnis fesyen memiliki perputaran cepat yang telah berevolusi bersama kemewahan. Bahkan pada 2017, seluruh industri mode Inggris bernilai 32miliar pounds (US$42 miliar) bagi perekonomian.
Tetapi para kritikus 'fast fashion' mengatakan kegiatan itu mendorong konsumsi berlebihan dan limbah, sehingga berdampak pada lingkungan. Setiap tahun di Inggris, 300ribu metrik ton tekstil dibuang, berakhir di TPA (20%) atau dibakar (80%) di insinerator. Jumlah bahan yang didaur ulang untuk membuat pakaian baru kurang dari 1%.
Bahkan produksi tekstil berkontribusi lebih besar terhadap perubahan iklim dibandingkan gabungan antara penerbangan dan pelayaran internasional, mengkonsumsi air tawar dalam volume danau, dan menciptakan polusi kimia dan plastik. Serat sintetis ditemukan di laut dalam, es laut Arktik, ikan, dan kerang.
Secara global, konsumsi pakaian diperkirakan meningkat 63% pada 2030 . Ini berarti peningkatan dari 62 juta metrik ton (pada 2017) menjadi 102 juta metrik ton pada 2030 - atau lebih dari 500 miliar T-shirt.
Menurut Ellen Macarthur Foundation, tahun 2050, industri mode global dapat menggunakan lebih dari seperempat anggaran karbon global yang terkait dengan kenaikan suhu 2 derajat. Fast fashion juga menguras sumber daya air dunia. Diperkirakan 79 miliar meter kubik air dikonsumsi setiap tahun dalam segala hal mulai dari menumbuhkan dan memproduksi serat hingga mewarnai, finishing, dan mencuci pakaian.
Tak mau berdampak buruk, Ini beberapa cara yang bisa lakukan untuk mengindari dampak dari Fast Fashion:
1. Beli lebih sedikit dan pakai lebih banyak
Seperti yang dilansir laporan Fixing Fashion: "Pakaian yang paling berkelanjutan adalah yang sudah kami miliki." Memperpanjang masa aktif 50% pakaian hingga sembilan bulan akan menghemat: 8% karbon, 10% air, 4% limbah per metrik ton pakaian.
2. Baca label
Serat sintetis berbasis minyak bumi seperti poliester membutuhkan lebih sedikit air dan tanah dibandingkan kapas, tetapi serat ini memancarkan lebih banyak gas rumah kaca per kilogram. Polimer sintetis berbasis bio yang dibuat dari tanaman yang dapat diperbarui seperti jagung dan tebu melepaskan emisi karbon hingga 60% lebih sedikit. Label harus menunjukkan apakah pakaian dibuat menggunakan polyester daur ulang (rPET).
3. Pilih yang lokal
Di Inggris, beberapa merek yang berkelanjutan dan vintage menawarkan layanan perbaikan seumur hidup. Sebanyak 59% pengecer besar termasuk IKEA dan GAP berjanji meningkatkan penggunaan poliester daur ulang dengan minimum 25% pada 2020.
4. Belanja dan beramal
Pada 2017, 11ribu toko amal Inggris menyelamatkan 330ribu metrik ton tekstil dari TPA, dan membantu mengurangi emisi karbon hingga jutaan ton per tahun, melalui penggunaan kembali dan daur ulang pakaian bekas.
5. Pilih kapas organik
Asosiasi Tanah mengatakan kepada Komite Audit Lingkungan peningkatan produksi kapas organik dapat meminimalkan dampak lingkungan dari industri fesyen, karena akan mengurangi penggunaan pupuk kimia, pestisida, dan air.
6. Sewa atau pinjam pakaian
Menyewa pakaian memungkinkan anda berbagi pakaian dengan yang lain namun bertahan lama. Di AS, aplikasi Rent the Runway diluncurkan pada 2009 dengan pakaian desainer untuk acara-acara khusus, dan sekarang memiliki 6 juta anggota.
7. Perhatikan pencucian Anda
Pencucian domestik 6kg berpotensi untuk melepaskan sebanyak 700ribu serat ke lingkungan, yang seharusnya membuat Anda berpikir dua kali sebelum membuang barang dicucian yang hanya Anda kenakan satu kali. Mencuci pada suhu yang lebih rendah menggunakan lebih sedikit energi, dan mengadopsi kebiasaan sederhana, seperti membalikkan pakaian ke dalam, akan meningkatkan daya tahan pakai. (M-3)
Baca juga : Temukan Kebahagiaan dengan Berbenah
Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) menyerahkan 23.171 pohon trembesi untuk menghijaukan dua ruas jalan tol di wilayah Bakauheni-Palembang.
Dibandingkan kendaraan konvensional berbahan bakar fosil, kendaraan listrik menawarkan penghematan signifikan dalam konsumsi energi, biaya perawatan yang lebih rendah.
Pasar gas bumi yang terbentuk ini akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar
Dengan pengawasan yang tepat, AI bukanlah ancaman, melainkan peluang besar yang dapat mempermudah kehidupan manusia.
Peneliti Rice University dan University of Houston menciptakan biopolimer baru sekuat logam namun fleksibel seperti plastik, tanpa polusi.
Keberadaan TPSR3 yang ramah lingkungan itu, nantinya juga akan memiliki potensi ekonomi bagi masyarakat.
Koleksi batik ramah ibu menyusui ditampilkan di panggung peragaan busana JF3 Fashion Festival di di La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading
SEBAGAI kiblat mode dan pintu gerbang budaya global, Paris menjadi daya tarik sendiri bagi warga dunia. Paris dinilai sangat potensial untuk memperkuat eksistensi fashion Indonesia.
JF3 Fashion Festival menjalin kerja sama dengan Busan Textile & Fashion Industries Association, Korea Selatan.
KETUA Gekrafs Temi Sumarlin mengungkapkan industri kreatif Tanah Air memiliki potensi besar, salah satunya fesyen. Industri subsektor ekraf itu dinilai menjanjikan
DESAINER Nila Baharuddin, kembali hadir di Jepang dengan koleksi eksklusif tas handmade. Salah satu yang menjadi sorotan utama dalam koleksinya adalah tas perpaduan makramé dan rotan.
Anna Wintour mundur dari American Vogue setelah 37 tahun. Ia tetap pegang posisi global di Condé Nast. Pergantian besar tengah terjadi di tubuh perusahaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved