Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
DESAINER Nila Baharuddin, kembali hadir di Jepang dengan koleksi eksklusif tas handmade dari material rotan. Salah satu yang menjadi sorotan utama dalam koleksinya adalah tas perpaduan makramé dan rotan, dirancang dengan benang katun hasil pewarnaan alami dan anyaman rotan lokal. Setiap tas menunjukkan keahlian tangan para pengrajin Indonesia, memadukan teknik anyaman yang halus dengan struktur yang kuat dalam palet warna bumi.
Tas-tas dari tekstil furnitur hasil upcycle juga menjadi bagian penting dari koleksi ini. Tekstil furnitur yang terlupakan dihidupkan kembali menjadi tas-tas elegan yang unik dan penuh karakter. Motif seperti bunga vintage dan garis-garis klasik menambah sentuhan nostalgia sekaligus modern pada setiap desain Nila.
“Koleksi ini merayakan hubungan antara Indonesia dan Jepang. Saya memilih rotan dan makramé bukan hanya karena keindahan dan faktor sustainability, tetapi juga karena makna di belakangnya. Benang-benang makramé melambangkan keterikatan antara budaya kita, sementara rotan Indonesia yang dikenal kuat menjadi cerminan harapan saya akan hubungan yang kokoh dan berkelanjutan antara Indonesia dan Jepang,” ujar Nila Baharuddin dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Rabu, (9/7).
Koleksi tas rotan dan lainnya dari Nila dipamerkan di Daimaru Tokyo pada 2–15 Juli. Daimaru Tokyo merupakan salah satu department store paling prestisius di Jepang. Sebelumnya, Nila juga pernah membawa koleksi desainnya di Feelseen Ginza, butik yang dikenal dengan kurasi khasnya.
Setiap tas dalam koleksi ini sepenuhnya dikerjakan secara handmade oleh pengrajin Indonesia, memadukan rotan alami, tekstil upholstery yang sustainable, dan teknik tenun tradisional. Tas-tas ini tersedia dalam kisaran harga antara ¥18 ribu (Rp1,9 juta) hingga ¥38 ribu(Rp4,2 juta).
“Saya ingin menciptakan platform global bagi pengrajin Indonesia, agar karya-karya mereka bisa dikenal dan diapresiasi secara internasional. Saya juga membuka ingin berkolaborasi dengan produsen tekstil Jepang untuk menghadirkan elemen baru dalam desain saya di Indonesia, sebagai bagian dari perjalanan kreatif yang menyatukan dua budaya,” tutup Nila. (H-3)
Koleksi batik ramah ibu menyusui ditampilkan di panggung peragaan busana JF3 Fashion Festival di di La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading
SEBAGAI kiblat mode dan pintu gerbang budaya global, Paris menjadi daya tarik sendiri bagi warga dunia. Paris dinilai sangat potensial untuk memperkuat eksistensi fashion Indonesia.
JF3 Fashion Festival menjalin kerja sama dengan Busan Textile & Fashion Industries Association, Korea Selatan.
KETUA Gekrafs Temi Sumarlin mengungkapkan industri kreatif Tanah Air memiliki potensi besar, salah satunya fesyen. Industri subsektor ekraf itu dinilai menjanjikan
Anna Wintour mundur dari American Vogue setelah 37 tahun. Ia tetap pegang posisi global di Condé Nast. Pergantian besar tengah terjadi di tubuh perusahaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved