Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Ketua Gekrafs Ungkap Cara agar Pelaku Industri Fesyen Mampu Bersaing

Abdillah M Marzuqi
12/7/2025 16:09
Ketua Gekrafs Ungkap Cara agar Pelaku Industri Fesyen Mampu Bersaing
Ketua Harian DPP Gekrafs Temi Sumarlin saat diskusi Creative Talks Road to Kongres 1 GEKRAFS(Dok.HO)

KETUA Harian DPP Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Temi Sumarlin mengungkapkan industri kreatif Tanah Air memiliki potensi besar, salah satunya fesyen. Industri subsektor ekraf itu dinilai menjanjikan, namun, perlu inovasi dan kreatifitas.

Temi mengungkap hal penting dalam menjaga persaingan antar pelaku industri ekraf jika ingin menghasilkan produk-produk berkualitas yang mampu bersaing di pasar global. 

"Kalau soal persaingan, ini seperti di lautan. Untuk menemukan itu, ibarat di pantai, menemukan kerang nggak mudah. Bagaimana cara bersinar dari negara-negara lain. Pertama, memperkuat DNA brand/perusahaan yang dimiliki. Contoh, di dunia fashion, supaya dikenal, harus punya DNA yang kuat. DNA adalah karakter brand. Misalnya, brand itu mau dikenal seperti apa. Penguatan DNA sangat penting dalam hal apapun," jelas Temi saat diskusi Creative Talks Road to Kongres 1 Gekrafs di Jakarta, Kamis (10/7).

Kedua, lanjut Temi, setelah DNA kuat, yaitu mengemas content atau produk. Juga memilih target yang tepat. Pengemasan itu juga mencakup distribusi dan promosi. 

"Ada istilahnya, content is king, packaging is queen. Jadi, menghasilkan produk berkualitas, bagus, dan punya karakter yang kuat. Tapi, kalau produk bagus tanpa dikasih narasi kuat dan packaging yang baik, ya kurang," papar CEO Scarf Media itu.

Ketiga, perlu pula membuka ruang-ruang kolaborasi antar-stakeholder ekraf. Dengan kolaborasi dan lintas sektor, harapannya, selain memperkuat identitas produk, juga memberikan nilai lebih untuk produk itu sendiri. Menurutnya, tiga hal itu penting dilakukan.

Temi mengungkapkan industri ekraf masih menghadapi sejumlah tantangan. Bagi pengusaha muda atau pemula, tantangan yang dihadapi seperti persaingan, perubahan tren yang cepat, hingga mengabaikan karakter brand. Ia mengingatkan pengusaha muda yang terjun di industri ekraf. Pastikan dengan mempertajam strangers usaha dan tren-nya.

"Tiba-tiba loncat ingin ekspor. Tapi, karakter brand-nya enggak kuat. Ekspor bersaing dengan pasar global, menghadapi brand besar dari China, Korea, dan lainnya. Kalau nggak punya karakter kuat, kita akan kalah. Atau misalnya, brand Indonesia, tiba-tiba ngomongin go global tapi nggak punya strong point dan DNA yang kuat, menurut saya akan sia-sia. Sama saja perang kalah bawa senjata," jelasnya.

Sementara, bagi pengusaha expert, lanjut Temi, langkah selanjutnya adalah saat memiliki keinginan untuk go global atau ekspor. Pengusaha juga harus mampu melakukan riset untuk produk dan pasar.

Dalam kesempatan serupa, Ketua Banom UMKM DPP GEKRAFS, Faizal Hermiansyah mengungkapkan transformasi UMKM ke arah ekraf adalah kunci menuju kemandirian ekonomi, keberlanjutan usaha dan pengakuan dunia terhadap karya anak bangsa. 

"Ketika ekonomi kreatif menyatu dengan UMKM, lahirlah inovasi lokal yang mampu bersaing di pasar global," kata Faizal. (M-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya