Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
TELESKOP Luar Angkasa James Webb kembali mencetak tonggak sejarah dengan mengungkap galaksi paling muda dan paling jauh yang pernah terdeteksi. Galaksi ini, dinamai JADES-GS-z14-0, terbentuk hanya 290 juta tahun setelah Big Bang, saat alam semesta masih bayi.
Jika dibandingkan dengan usia alam semesta yang mencapai 13,8 miliar tahun, penemuan ini berarti kita sedang mengintip masa di mana kosmos baru berumur 2% dari total usianya.
Didukung oleh cermin utama raksasa berdiameter 6,5 meter dan instrumen inframerah super sensitif, James Webb berhasil mengungkap misteri ini. Sebelumnya, rekor galaksi terjauh dipegang oleh galaksi yang terbentuk 325 juta tahunpasca Big Bang.
Namun, yang membuat JADES-GS-z14-0 benar-benar mencengangkan bukan hanya jaraknya yang ekstrem, tetapi juga ukuran dan kecerahannya. Galaksi ini memiliki lebar lebih dari 1.600 tahun cahaya—ukuran yang luar biasa untuk galaksi di usia semuda itu.
Biasanya, galaksi yang sangat terang disebabkan oleh gas yang tertarik ke lubang hitam supermasif. Tapi, ukuran JADES-GS-z14-0 menunjukkan mekanisme berbeda. Para astronom menduga cahaya terang ini berasal dari bintang-bintang muda yang baru terbentuk.
"Intensitas cahaya bintang yang kita lihat menunjukkan bahwa galaksi ini memiliki massa beberapa ratus juta kali lipat dari Matahari! Ini memunculkan pertanyaan besar: bagaimana mungkin alam semesta mampu membentuk galaksi sebesar ini dalam waktu kurang dari 300 juta tahun?" ujar Stefano Carniani dari Scuola Normale Superiore di Pisa dan Kevin Hainline dari University of Arizona.
James Webb, teleskop senilai $10 miliar yang diluncurkan pada 2021, adalah kolaborasi antara badan antariksa AS (NASA), Eropa (ESA), dan Kanada (CSA). Dirancang untuk menyelami lebih dalam ruang dan waktu, salah satu misi utamanya adalah menemukan bintang-bintang pertama yang pernah bersinar di alam semesta.
Bintang-bintang raksasa ini, yang mungkin memiliki massa ratusan kali Matahari, terbentuk dari hidrogen dan helium. Meskipun hidup mereka singkat, bintang-bintang ini memproduksi unsur-unsur kimia berat di dalam inti mereka.
Yang mengejutkan, James Webb berhasil mendeteksi oksigen dalam galaksi JADES-GS-z14-0. Ini menunjukkan bahwa galaksi tersebut sudah mengalami beberapa generasi bintang masif yang hidup dan mati, meskipun usianya masih sangat muda.
"Kehadiran oksigen di tahap awal ini sungguh mengejutkan. Ini berarti sudah ada siklus kelahiran dan kematian bintang sebelum kita bisa mengamati galaksi ini," tambah Carniani dan Hainline.
Nama "JADES" adalah singkatan dari JWST Advanced Deep Extragalactic Survey, program pengamatan yang mempelajari ratusan juta tahun pertama alam semesta. Sementara itu, "z14" merujuk pada Redshift 14, istilah yang menggambarkan seberapa jauh galaksi tersebut. Semakin besar redshift, semakin jauh dan semakin tua cahaya yang kita lihat.
Fenomena ini terjadi karena perluasan alam semesta yang meregangkan gelombang cahaya dari galaksi-galaksi awal, menggeser mereka dari ultraviolet menjadi inframerah—spektrum yang dapat ditangkap oleh instrumen James Webb.
"Kita masih bisa mendeteksi galaksi ini meskipun kondisinya 10 kali lebih redup. Ini membuka peluang untuk menemukan galaksi yang lebih muda lagi, mungkin dari 200 juta tahun pertama alam semesta," kata Prof. Brant Robertson dari University of California, Santa Cruz.
Penemuan ini bukan hanya memperluas batas pengetahuan manusia tentang alam semesta, tetapi juga memicu pertanyaan baru tentang bagaimana galaksi bisa tumbuh begitu cepat di masa-masa awal kosmos. (Z-10)
Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) kembali mencuri perhatian dengan penemuan luar biasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved