Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
TELESKOP luar angkasa Hubble milik NASA berhasil menangkap gambar luar biasa dari sebuah galaksi yang tampak sangat mirip dengan sasaran panah (bullseye).
"Ini adalah penemuan yang terjadi secara kebetulan," ujar Imad Pasha, peneliti utama sekaligus mahasiswa doktoral di Universitas Yale, New Haven, Connecticut, dalam sebuah pernyataan. "Saya sedang melihat survei pencitraan berbasis darat, dan ketika saya melihat galaksi dengan beberapa cincin yang jelas, saya langsung tertarik. Saya harus berhenti untuk menyelidikinya."
Pada kenyataannya, pola mencolok ini terbentuk 50 juta tahun lalu, ketika sebuah galaksi kerdil biru kecil menerobos galaksi besar berbentuk sasaran panah yang secara resmi diberi nama LEDA 1313424, galaksi yang hampir dua kali lebih besar dari Bima Sakti.
Tabrakan antar galaksi memang sering terjadi di alam semesta, tetapi para peneliti menyoroti betapa langkanya satu galaksi dapat melewati pusat galaksi lain secara langsung. Galaksi kerdil biru ini tidak hanya meninggalkan delapan "riak" berbentuk cincin berisi bintang, tetapi juga memicu terbentuknya wilayah baru bagi kelahiran bintang di LEDA 1313424. Hal ini terjadi ketika gas terdorong keluar selama perjalanan galaksi tersebut, bercampur dengan debu, lalu membentuk bintang-bintang baru yang menerangi cincin-cincin tersebut.
Delapan riak yang terlihat Hubble di pemandangan kosmik ini merupakan jumlah terbanyak yang pernah diamati di galaksi mana pun, dan data dari Observatorium W. M. Keck di Hawaii bahkan mengonfirmasi adanya cincin kesembilan. "Ini tidak akan mungkin tanpa Hubble," kata Pasha.
"Kita menangkap momen yang sangat istimewa dalam waktu," ujar Pieter G. van Dokkum, salah satu penulis studi ini dan profesor di Yale. "Hanya dalam jendela waktu yang sangat sempit setelah tumbukan, sebuah galaksi bisa memiliki begitu banyak cincin."
Sebelumnya, astronom hanya mendeteksi maksimal tiga cincin dalam tabrakan serupa. Tim peneliti juga menduga cincin kesepuluh mungkin pernah ada, tetapi kini telah memudar hingga tak lagi dapat dideteksi. Para peneliti memperkirakan cincin tersebut bisa berada tiga kali lebih jauh dibandingkan cincin terluar yang tertangkap dalam gambar Hubble.
Galaksi Bullseye, sebutan populer untuk galaksi ini, juga mendukung prediksi dari model komputasi yang menunjukkan cincin-cincin tersebut berkembang ke luar dari titik tumbukan. "Teori itu dikembangkan dengan harapan bahwa suatu hari seseorang akan menemukan begitu banyak cincin," kata van Dokkum. "Sangat memuaskan bisa mengonfirmasi prediksi lama ini dengan galaksi Bullseye."
Para peneliti meyakini dua cincin pertama di Bullseye terbentuk dengan cepat dan menyebar dalam lingkaran yang lebih lebar. Sementara itu, cincin-cincin berikutnya mungkin terbentuk secara bertahap, karena dampak dari perjalanan galaksi kerdil biru lebih besar terhadap cincin awal.
"Jika kita melihat galaksi ini langsung dari atas, cincin-cincinnya akan terlihat melingkar, dengan cincin-cincin yang lebih rapat di pusat dan semakin renggang seiring menjauh dari pusat," jelas Pasha.
Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut, penemuan ini akan membantu meningkatkan pemodelan tabrakan galaksi, dan tim peneliti berharap lebih banyak galaksi seperti Bullseye akan ditemukan di masa depan.
"Begitu Teleskop Luar Angkasa Nancy Grace Roman NASA mulai beroperasi, objek-objek menarik akan lebih mudah ditemukan," ujar van Dokkum. "Kita akan mengetahui seberapa langka sebenarnya peristiwa spektakuler seperti ini." (Space/Z-3)
Para astronom menemukan Midpoint Cloud, awan molekul raksasa sepanjang 200 tahun cahaya di Bima Sakti.
Dengan mengamati 111 galaksi dari masa awal semesta, JWST berhasil mengungkap proses terbentuknya cakram bintang tebal dan tipis dalam galaksi spiral.
Astronom mengamati peristiwa langka AT2024tvd, saat lubang hitam supermasif di luar pusat galaksi menghancurkan bintang.
Observatorium Sinar-X Chandra NASA mendeteksi retakan pada filamen pusat galaksi yang dijuluki “Si Ular”.
Penemuan ini dicapai dengan bantuan Teleskop Subaru dan teknik lensa gravitasi. Teknik ini bekerja ketika cahaya dari objek yang jauh dibelokkan oleh medan gravitasi dari objek masif
Astrofisikawan Ethan Nadler dari University of California, meneliti kemungkinan halo materi gelap "gelap", yaitu gumpalan materi gelap yang tidak pernah membentuk bintang.
NASA merilis koleksi gambar kosmik terbaru yang menampilkan keindahan luar angkasa dengan detail menakjubkan yang diambil Chandra X-ray Observatory.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
Boeing Starliner belum akan terbang ke ISS hingga awal 2026 karena masalah thruster dan kebocoran helium.
NASA merlisi foto permukaan matahari dengan jarak 6,1 juta kilometer menggunakan wahana antariksa Parker Solar Probe.
Tabrakan DART dan asteroid Dimorphos tidak hanya menggeser orbitnya, juga berdampak kompleks.
Solar maksimum merupakan fase siklus 11 tahun aktivitas bintik (sunspot) pada matahari yang diperkirakan terjadi pada Juli ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved