Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

AI Membantu Membaca Gulungan Kuno yang Terbakar dalam Letusan Vesuvius

Thalatie K Yani
06/2/2025 10:00
AI Membantu Membaca Gulungan Kuno yang Terbakar dalam Letusan Vesuvius
Peneliti berhasil membaca gulungan kuno yang terbakar dalam letusan Gunung Vesuvius hampir 2.000 tahun lalu, berkat teknologi pemindaian sinar-X 3D dan kecerdasan buatan (AI).(Vesuvius Challenge)

ARTIFICIAL intelligence (AI) membantu peneliti membaca gulungan kuno yang terbakar habis dalam letusan Vesuvius pada papirus PHerc. 172, yang ditemukan di rumah besar Romawi di Herculaneum, berhasil dibaca setelah pemindaian sinar-X 3D dan kompetisi perangkat lunak

Para peneliti melihat ke dalam gulungan kuno yang terbakar habis dalam letusan gunung berapi yang menghancurkan Pompeii hampir 2.000 tahun yang lalu.

Gulungan tersebut adalah salah satu dari ratusan gulungan yang ditemukan di perpustakaan sebuah rumah besar Romawi di Herculaneum, sebuah kota di pesisir barat Italia yang musnah ketika Gunung Vesuvius meletus pada 79 Masehi.

Penggalian di vila mewah yang diperkirakan milik ayah mertua Julius Caesar ini menemukan koleksi besar gulungan, tetapi bahan gulungan tersebut terbakar begitu parah sehingga tinta hitamnya tidak terbaca dan papirusnya hancur menjadi debu saat para peneliti mencoba membukanya.

Papirus ini, yang dikenal dengan nama PHerc. 172, adalah salah satu dari tiga gulungan Herculaneum yang disimpan di perpustakaan Bodleian. Dokumen ini secara virtual dibuka di komputer, mengungkapkan banyak kolom teks yang kini telah mulai dibaca para ilmuwan di Oxford. Satu kata yang tertulis dalam bahasa Yunani Kuno, διατροπή, yang berarti jijik, muncul dua kali dalam beberapa kolom teks, kata mereka.

“Kami sangat senang dengan pencitraan gulungan ini yang berhasil dari perpustakaan Bodleian,” kata Dr. Brent Seales, salah satu pendiri Vesuvius Challenge, sebuah kompetisi yang telah mendorong kemajuan luar biasa dalam membuka dan membaca gulungan-gulungan tersebut melalui gambar sinar-X 3D yang diambil di Diamond, fasilitas sinkrotron nasional Inggris di Oxfordshire. 

“Gulungan ini mengandung lebih banyak teks yang dapat dipulihkan daripada yang pernah kami lihat dalam gulungan Herculaneum yang dipindai.”

Tahun lalu, Nat Friedman, seorang eksekutif teknologi AS dan sponsor pendiri Vesuvius Challenge, mengumumkan bahwa tim yang terdiri dari tiga mahasiswa, Youssef Nader dari Jerman, Luke Farritor dari AS, dan Julian Schilliger dari Swiss, telah memenangkan hadiah utama kompetisi senilai US$700.000 setelah membaca lebih dari 2.000 huruf Yunani dari gulungan Herculaneum lainnya.

Dengan hanya menggunakan sinar-X 3D dari karya-karya tersebut—gulungan yang terbakar terlalu rapuh untuk ditangani—para pemenang mengembangkan perangkat lunak komputer untuk membuka gulungan papirus secara virtual. Mereka kemudian menggunakan kecerdasan buatan untuk mendeteksi di mana tinta ada pada serat papirus dan akhirnya membaca bagian-bagian dari teks kuno tersebut.

Gulungan tersebut, yang diperkirakan ditulis filsuf epikurean Philodemus, membahas sumber-sumber kenikmatan, dari musik hingga makanan, dan mengeksplorasi apakah pengalaman menyenangkan berasal dari hal-hal yang melimpah atau langka, atau dari komponen kecil atau besar dalam sebuah hidangan, misalnya.

Gulungan Oxford disumbangkan pada abad ke-19 oleh Ferdinand IV, raja Napoli dan Sisilia. Tinta pada gulungan ini lebih terlihat dalam sinar-X dibandingkan dengan tinta pada gulungan lainnya, yang menunjukkan bahwa papirus ini ditulis dengan tinta yang lebih pekat.

Richard Ovenden, pustakawan Bodley (kepala perpustakaan Bodleian di Oxford), mengatakan: "Ini adalah momen yang luar biasa dalam sejarah, di mana pustakawan, ilmuwan komputer, dan cendekiawan dari periode klasik bekerja sama untuk melihat hal yang tidak terlihat. Langkah maju yang menakjubkan yang dicapai dengan pencitraan dan AI ini memungkinkan kami untuk melihat ke dalam gulungan yang belum dibaca selama hampir 2.000 tahun." (The Guardian/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya