Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KECERDASAN buatan (artificial intelligence/AI) mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dengan algoritma yang semakin canggih, peningkatan kapasitas komputasi, dan data yang terus melimpah, dunia kini memasuki era otomatisasi yang lebih maju. Di tengah arus perubahan yang begitu cepat, pertanyaan yang muncul ialah apakah Indonesia sudah siap memanfaatkan teknologi ini atau justru semakin tertinggal?
Pemerhati AI dan pendiri Artificial Intelligence Implementation Initiative (AI3) Sony Subrata menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan strategi yang lebih kreatif dan terarah dalam implementasi AI. "Teknologi AI berkembang sangat cepat. Model-model algoritma baru terus bermunculan, komputasi semakin kuat, dan data semakin melimpah. Namun, bagaimana kita bisa mengejar ketertinggalan yang semakin jauh?" ujar Sony Subrata dalam keterangannya, Selasa (4/2/2025).
Menurutnya, Indonesia tidak bisa hanya berusaha mengejar negara-negara maju yang telah lebih dulu mengembangkan AI. Sebaliknya, Indonesia harus menemukan keunggulan strategisnya sendiri dalam ekosistem AI global.
"Kita tidak bisa hanya berusaha mengejar perusahaan-perusahaan besar yang sudah jauh di depan, seperti NVIDIA dalam industri semikonduktor atau OpenAI dengan model AI terbaru seperti GPT-4 Turbo dan O3 Mini. Sementara itu, Tiongkok terus mempercepat inovasinya dengan DeepSeek dan Qwen dari Alibaba. Dengan persaingan yang semakin ketat, Indonesia harus segera menentukan perannya dalam ekosistem ini," jelasnya.
Lebih dari sekadar kemajuan teknologi, AI dapat menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika diterapkan dengan strategi yang tepat, AI dapat membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% per tahun atau lebih.
Sony menekankan bahwa AI tidak hanya soal penguasaan teknologi, tetapi juga cara memanfaatkannya untuk kepentingan nasional. Keberhasilan Indonesia di bidang AI sangat bergantung pada kolaborasi erat antara pemerintah, akademisi, dan industri.
Sebagai bentuk komitmen untuk mendorong pemanfaatan AI di Indonesia, AI3 hadir sebagai inisiatif yang berfokus pada penerapannya dalam kehidupan nyata. AI3 tidak hanya bertujuan mengembangkan teknologi, tetapi juga memberikan masukan strategis kepada pemerintah dalam menyusun kebijakan AI yang inklusif dan berkelanjutan.
"AI3 adalah Artificial Intelligence Implementation Initiative merupakan gerakan yang ingin membantu pemerintah dalam merancang dan mengimplementasikan AI dengan lebih baik, khususnya dalam periode kritis 2025–2045. Ini masa yang menentukan Indonesia akan menjadi pemain utama dalam AI atau hanya menjadi pasar bagi teknologi asing," ungkap Sony.
AI3 juga mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam membangun ekosistem AI yang kuat dan berkelanjutan. Melalui berbagai riset, pelatihan, dan program implementasi, AI3 berupaya memastikan teknologi ini dapat diterapkan di berbagai sektor, mulai dari industri, kesehatan, keuangan, hingga kehidupan sehari-hari masyarakat. (Z-2)
Kolaborasi ini juga memperluas adopsi solusi ERP cloud SAP yang dilengkapi AI, termasuk ketersediaan GROW with SAP in AWS Marketplace.
Pendanaan modal ventura di Asia Tenggara, utamanya di sektor AI, masih tergolong lebih rendah jika dibandingkan dengan pendanaan modal ventura di global.
Dengan pengawasan yang tepat, AI bukanlah ancaman, melainkan peluang besar yang dapat mempermudah kehidupan manusia.
Masa depan keuangan bukan semata soal kecepatan dan efisiensi, tapi tentang kolaborasi antara teknologi dan manusia.
Penggunaan AI bukan hanya sekedar untuk menjawab chat saja melainkan sangat membantu dalam mempermudah pekerjaan sehari-sehari.
AI Lab tersebut melengkapi ekosistem riset teknologi Veda Praxis, yang sebelumnya membangun Cybersecurity Lab di Indonesia dan Ho Chi Minh City, Vietnam.
KEPALA BRIN Laksana Tri Handoko menekankan Indonesia tak perlu ikut-ikutan jejak negara maju seperti Amerika Serikat yang menciptakan ChatGPT atau Tiongkok yang menciptakan DeepSeek dalam AI
PERUSAHAAN kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek, dikabarkan akan mengalami pembatasan oleh pemerintahan Amerika Serikat.
PERUSAHAAN teknologi Amazon dikabarkan tengah melirik industri kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
DeepSeek mengganggu dominasi AS itu bukan dengan regulasi, melainkan dengan inovasi yang tidak relatif tergantung pada protokol, model, dan produk yang diciptakan oleh AS.
Wamen Komdigi Nezar Patria menyamakan pertarungan perusahaan-perusahaan teknologi yang berlomba-lomba menciptakan kecerdasan buatan (AI).
Produsen ponsel seperti Oppo, Huawei dan terbaru Honormengintegrasikan DeepSeek pada perangkat mereka, saat sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Australia, hingga Italia melerangnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved