Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
NOVEMBER ini jangan lewatkan dua fenomena hujan meteor yang menakjubkan, yaitu hujan meteor Taurid dan Leonid.
Kedua peristiwa ini memiliki waktu puncak, karakteristik unik, serta peluang menarik bagi para pengamat bintang untuk menyaksikannya. Berikut adalah detail dari kedua hujan meteor tersebut.
Hujan meteor Taurid, yang dibagi menjadi Taurid Selatan dan Taurid Utara, akan terlihat mulai September hingga awal Desember dengan intensitas terbaik di akhir Oktober hingga awal November ketika kedua alirannya saling tumpang tindih. Hujan meteor ini terkenal karena adanya bola api yang sering kali tampak lebih besar dan terang.
Hujan meteor Leonid yang terkenal akan mencapai puncaknya pada 18 November 2024. Meski tahun ini pengamatan Leonid akan sedikit terganggu oleh cahaya bulan gibbous yang memudar, fenomena ini tetap layak dinantikan, terutama pada dini hari 17 dan 18 November.
Cara Menyaksikan Hujan Meteor Leonid
Nama Leonid diambil dari konstelasi Leo, karena meteor ini tampak memancar dari titik yang disebut "titik radian" di Leo. Ilusi titik radian muncul karena meteor bergerak sejajar, menciptakan kesan mereka berasal dari satu titik. Namun, Anda tidak perlu mengetahui lokasi pasti titik radian untuk menyaksikan meteor ini, karena mereka dapat muncul di seluruh langit.
November 2024 menjadi waktu istimewa untuk menikmati fenomena alam yang memukau ini. Dengan persiapan yang tepat dan pengaturan waktu yang baik, pengamat dapat menikmati momen berharga dari kedua hujan meteor ini. (earthsky/Z-3)
Fenomena langka AT 2022dbl: bintang lolos dari lubang hitam supermasif, lalu kembali untuk flare kedua. Akankah ada flare ketiga pada 2026?
Tata surya kini kedatangan tamu tak diundang yang sedang bergerak cepat menuju kita dalam perjalanan searah melintasi ruang angkasa kita.
Luar angkasa masih terlihat gelap, padahal ada miliaran bintang yang bersinar. Simak penjelasan ilmiahnya berikut.
Antara 2021 hingga 2023, Basant dan timnya melakukan pengamatan terhadap Bintang Barnard sebanyak 112 kali dengan menggunakan spektrograf MAROON-X.
Dengan bantuan JWST, ilmuwan mengetahui planet seukuran Jupiter tidak ditelan bintang yang mengembang, melainkan jatuh ke arah bintang.
Pada 27 Maret 2025, teleskop SPHEREx menangkap gambar pertama yang menakjubkan berisi lebih dari 100.000 galaksi, bintang, dan nebula.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved