Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Mikroba Berusia 2 Miliar Tahun Ditemukan Hidup dalam Retakan Batu

Ernest Narus
19/10/2024 13:08
Mikroba Berusia 2 Miliar Tahun Ditemukan Hidup dalam Retakan Batu
Ilmuwan dari Universitas Tokyo berhasil menemukan mikroba hidup dalam retakan batu berusia 2 miliar tahun yang diambil dari Kompleks Igneus Bushveld (BIC) di Afrika Selatan. (Y. Suzuki, SJ Webb, M. Kouduka et al. 2024)

ILMUWAN berhasil menemukan mikroba yang masih hidup dan berkembang biak dalam retakan batu berusia 2 miliar tahun. Penemuan ini mendorong batas-batas pemahaman kita tentang ketahanan dan umur panjang kehidupan.

Sampel batuan yang menampung mikroba purba ini digali dari Kompleks Igneus Bushveld (BIC) di timur laut Afrika Selatan. Meliputi wilayah kira-kira seukuran Irlandia, BIC terkenal akan deposit bijihnya yang kaya, termasuk sekitar 70% dari platinum yang ditambang di dunia.

Karena pembentukannya dari magma yang mendingin secara perlahan dan perubahan minimal selama ribuan tahun, BIC menyediakan lingkungan yang stabil bagi kehidupan mikroba.

Tim Universitas Tokyo, dengan dukungan Program Pengeboran Ilmiah Kontinental Internasional (ICDP), sebuah organisasi nirlaba yang mendanai eksplorasi di lokasi geologi memperoleh sampel inti sepanjang 30 sentimeter dari sekitar 50 kaki di bawah tanah.

Ketebalan batu ini bervariasi hingga 5,5 mil dan relatif tidak terganggu, menjadikannya habitat ideal bagi organisme untuk bertahan hidup dalam skala waktu geologis.

Peneliti utama Yohey Suzuki, seorang profesor madya dari Sekolah Pascasarjana Sains di Universitas Tokyo, tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya.

"Kami tidak tahu apakah batuan berusia 2 miliar tahun itu layak huni. Sampai saat ini, lapisan geologi tertua tempat mikroorganisme hidup ditemukan adalah endapan berusia 100 juta tahun di bawah dasar laut, jadi ini adalah penemuan yang sangat menarik," ujarnya dikutip dari earth.

Melihat lebih dekat mikroba batuan

Saat tim menganalisis irisan tipis batu tersebut, mereka menemukan sel-sel mikroba yang tersusun rapat dalam celah-celah kecil.

Retakan ini ditutup dengan tanah liat, sehingga tercipta sistem tertutup tempat mikroba dapat bertahan hidup tanpa gangguan dari luar. Sel-sel tersebut tampak menjalani kehidupan dalam gerakan lambat, hampir tidak berevolusi selama jutaan tahun.

Untuk memastikan mikroba tersebut asli dari batuan dan bukan kontaminan, para peneliti menggunakan teknik canggih yang melibatkan tiga jenis pencitraan, yaitu spektroskopi inframerah, mikroskop elektron, dan mikroskop fluoresensi. Dengan pewarnaan DNA sel dan memeriksa protein serta tanah liat di sekitarnya, mereka mengonfirmasi organisme tersebut hidup dan asli pada sampel purba.

Salah satu aspek menarik dari penemuan ini adalah peran tanah liat dalam mengawetkan mikroba ini. Tanah liat bertindak seperti penghalang alami, menutup retakan dan mencegah apa pun masuk atau keluar. Hal ini menciptakan lingkungan mikro yang stabil di mana organisme dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang tak terbayangkan.

Memahami kehidupan awal di Bumi

Penemuan ini membuka jalan baru untuk mempelajari evolusi awal kehidupan di Bumi. Penemuan organisme yang bertahan hidup di bebatuan purba tersebut memungkinkan para ilmuwan untuk melihat kembali ke masa lalu dan memahami bagaimana kehidupan mungkin beradaptasi dengan lingkungan ekstrem.

Suzuki mengatakan sangat tertarik dapat menemukan keberadaan mikroba tersebut. Tdak hanya di Bumi, tetapi juga potensi untuk menemukannya di planet lain.

“Menemukan kehidupan mikroba dalam sampel dari Bumi dari 2 miliar tahun lalu dan mampu mengonfirmasi keasliannya secara akurat membuat saya bersemangat untuk apa yang mungkin dapat kita temukan sekarang dalam sampel dari Mars,” ungkap Suzuki dikutip dari earth.

Teknik yang disempurnakan dalam penelitian ini dapat berperan penting dalam memeriksa sampel batuan dari planet lain. Metode yang digunakan untuk mendeteksi dan mengonfirmasi mikroba purba ini dapat membantu kita mengidentifikasi tanda-tanda kehidupan di bebatuan Mars. Dengan misi seperti Perseverance yang membawa kembali sampel dari Mars, kemungkinannya semakin luas.

Kapsul waktu hidup

Gagasan bahwa kehidupan dapat bertahan dalam isolasi semacam itu dan dalam jangka waktu yang sangat lama menantang persepsi kita tentang kelangsungan hidup dan adaptasi. Mikroba ini seperti kapsul waktu yang hidup, yang menawarkan cuplikan kehidupan dari masa lampau.

Singkatnya, temuan ini tidak hanya mendorong batas-batas geologi dan biologi, tetapi juga membuka bidang baru. Persinggungan antara studi Bumi bagian dalam dan mikrobiologi dapat menghasilkan terobosan dalam memahami ketahanan kehidupan.

Para peneliti akan terus mengeksplorasi habitat purba ini, menggunakan teknik yang disempurnakan untuk menghindari kontaminasi dan memastikan keasliannya. Setiap penemuan baru membawa kita selangkah lebih dekat untuk mengungkap misteri asal usul kehidupan. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya