Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PARA ilmuwan menemukan mikroba hidup yang tersegel di dalam batu berusia 2 miliar tahun. Hal ini memaksa para ilmuwan untuk menulis ulang apa yang kita ketahui tentang evolusi kehidupan, tidak hanya di Bumi, melainkan juga di Mars.
Penemuan ini dilakukan oleh tim di Departemen Ilmu Bumi dan Planet Universitas Tokyo, yang mengkonfirmasi bentuk kehidupan tertua yang diketahui sebelumnya pada tahun 2020. Temuan tersebut telah diterbitkan di jurnal Microbial Ecology beberapa waktu lalu.
Temuan tersebut terletak di timur laut Afrika Selatan, Bushveld Igneous Complex (BIC). Wilayah seluas sekitar 41.000 mil persegi yang dikenal dengan endapan bijih yang kaya, termasuk sekitar 70 persen dari semua platinum yang ditambang. Miliaran tahun yang lalu, magma vulkanik mendingin secara bertahap di bawah permukaan Bumi di wilayah setebal 5,6 mil.
Baca juga : Ceres: Dunia Lautan Beku yang Tersembunyi di Sabuk Asteroid
Dillansir dari Popular Science, Yohey Suzuki, penulis utama studi dan profesor madya di Sekolah Pascasarjana Sains Universitas Tokyo, mengatakan, bahwa penemuan ini sangat menarik dan mereka awalnya tidak tahu kalau batuan tersebut berusia 2 miliar tahun.
"Kami tidak tahu apakah batuan berusia 2 miliar tahun itu dapat dihuni... jadi ini adalah penemuan yang sangat menarik," ungkap Yohey Suzuki dikutip dari Popular Science.
Mengungkap mikroba yang tersembunyi dari permukaan dunia selama ribuan tahun memerlukan pengembangan atas metodologi peneliti sebelumnya untuk menentukan usia dan asal organisme.
Baca juga : Curiosity Mengungkap Rahasia Iklim Kuno Mars Melalui Karbonat
Untuk melakukannya diperlukan penggabungan tiga jenis pendekatan pencitraan, yaitu mikroskop elektron, mikroskop fluoresensi, dan spektroskopi inframerah, untuk memastikan apakah kehidupan mikroba benar-benar setua itu, atau apakah itu berasal dari kontaminasi yang tidak disengaja selama penggalian dan analisis.
Setelah mewarnai DNA sel, peneliti mengamati protein mikroba serta habitat tanah liat di sekitarnya, dan memastikan bahwa mereka hidup dan asli dari sampel retakan.
Formasi ini sebagian besar tidak berubah sejak saat itu, tetapi juga mencakup celah-celah kecil tempat kehidupan mikroba menjadi padat. Pada saat yang sama, endapan tanah liat menutupi celah apa pun di dekat retakan ini, menjebak organisme kecil di dalamnya sementara tidak ada yang lain bisa masuk.
Baca juga : Kendaraan Curiosity Milik NASA dalam Kondisi Buruk Akibat Roda yang Rusak
Para ahli berteori, bahwa hal itu memungkinkan stabilitas kehidupan mikroba untuk terus berlanjut pada kecepatan yang sangat lambat dengan sedikit atau tanpa perubahan evolusi. Dengan eksplorasi lebih lanjut, tim berharap dapat merinci seperti apa kehidupan paling awal di planet ini miliaran tahun sebelum kedatangan manusia.
Temuan-temuan di masa mendatang tidak mesti terbatas pada perluasan pemahaman kita tentang bagaimana organisme berevolusi di Bumi dari waktu ke waktu. Tim peneliti berharap penemuan-penemuan tambahan mereka suatu hari nanti juga dapat membantu pencarian bukti kehidupan di Mars.
“Penjelajah Mars milik NASA, Perseverance, saat ini akan membawa kembali bebatuan yang usianya mirip dengan yang kami gunakan dalam penelitian ini, menemukan kehidupan mikroba dalam sampel dari Bumi, membuat saya bersemangat untuk mengetahui apa yang mungkin dapat kita temukan dalam sampel dari Mars," jelas Suzuki. (Z-12)
Semburan uap air di permukaan es Enceladus memiliki pH sangat tinggi. Kondisi itu menciptakan kondisi unik bagi kemungkinan kehidupan mikroba.
SEKELOMPOK ilmuwan berhasil menghidupkan kembali organisme purba yang telah tertimbun di dasar laut selama ribuan hingga jutaan tahun.
Studi terbaru dari tim peneliti internasional menyelidiki kemungkinan adanya kehidupan mikroba di lautan bawah permukaan Titan yang dalam.
Penelitian terbaru menemukan lingkungan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) terlalu steril, sehingga dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan astronot.
Anda juga dapat minum dan makan untuk mendapatkan kesehatan probiotik yang lebih baik. Berikut 13 cara lezat untuk mendapatkan dosis harian probiotik Anda.
Sebuah penelitian mengungkap pasangan heteroseksual monogami meninggalkan "jejak" mikroba satu sama lain setelah berhubungan intim, bahkan ketika menggunakan kondom.
Mars tidak selalu kering dan tandus seperti sekarang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa miliaran tahun lalu, planet merah ini pernah mengalami hujan deras bahkan salju.
Para peneliti menemukan lebih dari 15.000 km aliran sungai kuno di Mars, menunjukkan Planet Merah pernah hangat dan basah akibat hujan.
Foto terkini dari ESA menampilkan permukaan Mars dalam semburat kuning, jingga, dan coklat.
Sebuah studi menemukan lapisan tanah liat tebal dan kaya mineral di permukaan Mars.
Liburan sekolah telah tiba, dan tak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat anak-anak menikmati waktu bebas mereka dengan penuh keceriaan.
NASA kembali mencatat tonggak sejarah eksplorasi Mars dengan mengabadikan momen langka: gunung berapi raksasa Arsia Mons yang menembus lautan awan pagi di planet merah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved